KAJIAN POTENSI DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN [KAN MICAH SEBAGAI BAHAN PAKAN UNGGAS DI KARIMUNJAWA

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ikan rucah yang ada di pulau Karimurnawa serta mengkaji teknologi pengolahan dan pengawetan ikan yang dilakukan oleh nelayan, peternak dan pengusaha ikan/ pengusaha pakan di pulau Karimunjawa. Penelitian ini menggunakan rnetode survai, wawancara dengan menggunakan kuisioner dan diskusi dengan melayan, peternak, pengusaha ikan dan pengusaha pakan. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh dari catatan yang ada di Kecamatan Karimunjawa dan Dinas Terkait. Panetitian menggunakan responden sebanyak 25 orang yang terdiri dari 20 orang nelayan dan 5 orang pedagang besar/ pengumpul ikan. Parameter yang diamati adalah kualitas ikan meal], potensi dan daya dukung ikan rucah, serla teknologi pengolahan yang ada. Basil penelitian menunjukkan bahwa produksi ikan melimpah pada bulan Agustus, September dan Oktober, sampai mencapai puncak pada bulan Desember. Bulan Januari sampai sekitar bulan Mare dan April basil tangkapan ikan sedikit (mulai turun). Bahkan pada bulan Mei, Juni dan Juli kadang-kadang tidak mendapat hasil tangkapan. Jumlah tangkapan nelayan-nelayan di Kecamatan Karimunjawa pada ramify, produksi ikan melimpah berdasarkan hasil survai bisa mencapai 4 ton/hari. Namun pada saat sepi kadang-kadang hanya mencapai 0,5-1 ton per hari, sehingga dalarn setahun diperoleh jumlah tangkapan ikan basalt sebanyak 800 ton/tahun dan ikan rucah sebanyak 160 ton/ tahun. Sedangkan menurut data BPS (2003) jumlah produksi ikan laut basalt di Kecamatan Karimunjawa dalam setahun sebesar 388,934 ton/tahun. Populasi temak unggas di Kabupaten Jepara sebanyak 398.241 ekor dan kebutuhan tepung ikan sebanyak 716 sampai 1.400 ton/tahun, dengan asumsi tepung ikan digunakan sebanyak 5-10% dalam ransum unggas. Sedangkan produksi ikan rucah di Keeamatan Karimunjawa sebesar 160 ton per talum, dapat digunakan untuk menyuplai kebutuhan tepung ikan sebesar 25,6 tonitahun atau 1,8-3,6% dari total kebutuhan tepung ikan di Kabuparen Jepara. Belum ada usaha pengawetan dan pengolahan ikan rucah sebagai bahan pakan, baik dengan pembuatan tepung ikan maul= silase ikan rucah. Berdasarkan basil penelitian dapat disimpulkan bahwa produksi ikan rucah di Kecamatan Karimunjawa sedikit dan tidak potensial jika dilakukan pengolahan sebagai bahan pakan unggas. Teknologi pengolahan ikan rucah sebagai bahan pakan unggas di Kecamatan Karimunjawa belum dilakukan dan tidak efisien jika dilakukan karena keterbatasan bahan balcu, hal yang mungkin dilakukan adalah pengawetan. The aim of this research was to study on processing and preservation rucah fish. The method of this research was survey and interview with fisherman and fish businessman. The result showed that in the fish top season, fish production were 4 ton / days and in the periode of shortage before fish top season, the fish production were 0,5 — I ton / days. The fish production at karimunjawa were 800 ton / years and the rucah fish production were 160 ton / years. This production can be used to support fish meal neccessity for 25,6 ton / years or 1,8 — 3,6 % from the whole fish meal necessity at he regention of Jepara. There was no processing and preservation of rucah fish as a feedstuff liked to make as fish meal or fish silage. The Conclusion of this research about rucah fish production at Karimunjawa was a little and no potential if maked it for fish processing as a poultry feedstuff. There was no fish processing and not efficient because the material for processing was a little. Preservation for rucah fish might be done as fish meal or fish silage at the fish top season.