LESTARI, C.M. SRI and ADIWINARTI, RETNO (2004) PENGGEMUKAN SAPI PERSULANGAN DENGAN SISTEM FEEDLOT MENGGUNAKAN BAIIAN PAKAN LOKAL. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.
| PDF - Published Version 206Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 573Kb |
Abstract
Beef cattle industry has been grown in relation to the increasing of beef consumption. Feedlot is one of the alternative solutions to fulfill the need of beef because in feedlot, beef cattle are fed high concentrate and low in roughage. Ration containing high concentrate will increase the average daily gain of beef cattle and improve feed efficiency. Ongole Crossbred and Friesian Holstein Crossbred are beef cattle that have been used as feeders in Indonesia. Those cattle have been adapted in Indonesian climate. Therefore, feedlot ration using local feed may increase their productivities. This research was conducted to study the productivity of Ongole Crossbred compared to Friesian Holstein Crossbred that was fed using local feed. The productivity parameters were the average daily gain, feed efficiency, and feed cost per gain. The research was located at Animal Science Laboratory, Diponegoro University and it was done during 14 weeks. Eight Ongole Crossbred (PO) and eight Friesian Holstein Crossbred (PFLI) Male Cattle, 1.5 years, were used in this experiment. The initial average body weights were 198 + 20.26 kg for PO and 193 + 6.02 kg for PELL Randomized Block Design was used in this experiment. Those cattle were Ibd in two different feeds which were: T1 = 30% Pennisetum purpureum + 70% concentrate (tofu waste product and cassava), T2 = 30 % Penniselum purpureum + 70 % concentrate (rice meal and palm kernel meal). Those rations were isoprotein containing 12% crude protein. Those cattle were divided into 2 groups (PO and PFH) and each group contained 4 replications. Parameter observed were average daily gain, feed conversion, and feed cost per gain. The result showed that the average daily gain was significantly different (P<0.01). The average daily gain of PO cattle were T1 = 1,18 kg and T2 = 0,59 kg, while PFH were T I = 0,66 kg and 7'2 = 0,18 kg. The average daily gains of PO cattle for both treatments were higher than those of PFH cattle. Feed conversions of PO cattle were 6,95 for T1 and 7,53 for T2, while feed conversions of PFH cattle were 10,93 for TI and 21,83 for T2. Feed costs per gain of PO cattle were Rp 8.458,71 (T1) and Rp 8.747,37 (T2), while feed cost per gain of PFH cattle were Rp.13.026,03 (T1) and Rp 28.775,28 (T2). It can be concluded that the productivity and feed conversion of PO cattle were better than PFFI cattle. Both PO and PFH cattle preferred concentrate that contained tofu waste product and cassava. PO cattle have showed low in feed cost per gain, therefore they are cheaper to be raised than PFH cattle Usaha penggemukan sapi potong berkembang sangat pesat, namun untuk memenuhi kebutuhan daging yang semakin meningkat, maka sistem dan tujuan pemeliharaan sudah harus dibenahi dengan mempertimbangkan aspek ekonomis. Penggemukan sistem feedlot merupakan cara pemeliharaan khusus di kandang dengan penerapan pemberian pakan konsentrat tinggi dan pembatasan pemberian hijauan.. Pemberian konsentrat yang tinggi akan menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi dalam waktu lebih cepat dan mempunyai efisiensi pakan yang lebih baik. Sapi PO dan sapi PFH merupakan jenis sapi potong yang sering digunakan sebagai "bakalan" untuk penggemukan sapi, karena sudah beradaptasi dengan iklim di Indonesia. Diharapkan dengan pemberian pakan yang berkualitas tinggi, berbasis pada ketersediaan bahan pakan lokal, maka produktivitas sapi-sapi tersebut akan meningkat. Dalam penelitian ini akan dikaji produktivitas sapi PO dibandingkan dengan sapi PFH dengan pakan sama yang berasal dari ketersediaan bahan pakan lokal. Produktivitas sapi tersebut selain diukur dari kenaikan bobot badan yang diperoleh, juga diperhitungkan dengan efisiensi penggunaan pakan/konversi pakan dan beaya pakan yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu ternak Potong dan Kerja, Fakultas Peternakan UNDIP selama 14 minggu. Mated yang digunakan sebanyak 8 ekor sapi PO dan 8 ekor sapi PFH jantan yang berumur sekitar 1,5 tahun. Rata-rata bobot badan awal sapi PO 198 ± 20,26 kg, sedangkan sapi PFEI 193 + 6,02 kg. Sapi-sapi tersebut diberi dua macam pakan dalam rancangan acak kelompok. Perlakuan pakan yang diterapkan yaitu T1 = 30 % rumput Gajah + 70% konsentrat (arnpas tahu dan ketela pohon), T2 = 30 % rumput Gajah + 70 % konsentrat (dedak padi dan bungkil kelapa sawit). Kedua pakan tersebut disusun secara isoprotein dengan kandungan protein kasar 12 %. I3angsa sapi dibedakan menjadi dua kelompok, dengan masing-masing kelompok terdapat 4 ulangan. Parameter yang diukur dabm penelitian ini adalah pertambahan bobot badan harian, konversi pakan danfeed •adl per gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan yang diterapkan berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan harian yang dihasilkan (P<0.01). Pertambahan bobot badan harian sapi PO pada T I = 1,18 kg dan T2 = 0,59 kg, sedangkan sapi PFH pada T1 = 0,66 kg dan T2 = 0,18 kg. Pertambahan bobot badan harian sapi PO pada kedua perlakuan lebih tinggi dihandingkan dengan sapi PFH. Konversi pakan sapi PO pada TI dan T2 berturut-turut 6,95 dan 7,53, sedangkan pada sapi PFH 10,93 dan 21,83. Feed •ost per gain sapi PO untuk perlakuan TI sebesar Rp 8.458,71 dan T2 sebesar Rp 8.747,37, adapun untuk sapi PF1-1 untuk TI sebesar Rp.13.026,03 dan T2 sebesar Rp 28.775,28. Dan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada kedua perlakuan pakan, sapi PO mempunyai produktivitas dan konversi pakan yang lebih baik bila dibandingkan dengan sapi PFH. Kedua bangsa sapi lebih menyukai pakan konsentrat ampas tahu dan ketela pohon. Apabila dilihat dad feed cost per gain maka pemeliharaan menggunakan sapi PO Iebih murah dibandingkan pemeliharaan menggunakan sapi
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture |
ID Code: | 21417 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 30 Aug 2010 12:37 |
Last Modified: | 30 Aug 2010 12:37 |
Repository Staff Only: item control page