PENGEMBANGAN MODEL IDENTIFIKASI KETAHANAN PANGAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DI JAWA TENGAH

Mukson, Mukson and Prasetyo, Edy and Ekowati, Titik (2004) PENGEMBANGAN MODEL IDENTIFIKASI KETAHANAN PANGAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DI JAWA TENGAH. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.

[img]
Preview
PDF - Published Version
239Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1145Kb

Abstract

In recent time, the necessity of animal's food tends to increase due to the population growth, economic and welfare improvement, education and nutrition knowledge. So, the availability and food security need to be increased in order to be sufficient of food requirement relation to recommended dietary allowance. The aim of research was to analyse : 1) livestock food security rate, 2) model arrangement for analysing some factors that influence to livestock food security in Central Java. Research has been done by analysing secondary data relation to livestock recommended dietary allowance in Central Java. Data were obtained from Central Statistic Bureau and Animal Agriculture Departement. Data were analysed decriptivelly and statistically while livestock food security was analyzed by supply — demand analysis with 3 criterias, namely 1) supply — demand analysis > t indicate the food security is a more secure 2) supply — demand analysis = 1 indicate the food security is secure (equilibrium) and 3) supply — demand analysis < 1 indicate food security is less than secure. Meanwhile, multiple linier regression was used to analyse the influence factor's to livestock food security with the dependent factor is food security and independent factors are number of population, Product Domectic Regional Bruto (PDRB), meat, eggs and milk availability. Level of significance, which used for analysis is 5%. Research result show the rate of food security, in 35 regions and cities, is 0.7532 0.45 SD. It is indicate that the rate of animal food security based on the recommended dietary allowance reach 75.32%. It means of the animal production and availability. So is should be improved due to the increasing of purchasing people. Based on the supply — demand criteria, there are 7 locations (20.00%) with the level of food security > (1,69), namely Semarang Region, Kendal, Kudus, Boyolali, Karanganyar, Magelang and Salatiga City. Meanwhile Surakarta is a city with the level of food security = 1 (2.86%). Beside that, there are 27 regions and cities have level of food security < I (77 I 4%) have level food with the level of food security <1 (0.5). Based t test analysis indicate that milk are significantly have not been reached yet as a food security with the significant (P) <0.01. Meanwhile, eggs and meat are not significant as a food security (P>0.05) Some factors simultaniously influenced to livestock food security are meat, eggs, milk, number of population and PDRB that significantly influence to livestock food security with the significance <0.01. It means that the demand — supply are influence to livestock food security. Pada saat inikebutuhan pangan hewani hasil temak berpotensi terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, perbaikan ekonorni dan kesejahteraan, peningkatan pendidikan dan pengetahuan gizi. Sejalan dengan kondisi tersebut maka ketersediaan dan keterjaminan pangan perlu terus ditingkatkan agar kebutuhan pangan penduduk dapat terpenuhi sesuai dengan norma kecukupan gizi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1) mengetahui tingkat ketahanan pangan hewani hasil ternak dan 2) menyusun model untuk mengetahui actor-faktor yang mempengaruhi ketaltanan pangan hewani asal ternak di Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis data sekunder yang terkait dengan keterjaminan pangan. Data diperoleh dari Dinas Peternakan dan Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Data dianalisis secara deskriptif dan uji statistik. Tingkat ketahanan pangan kaitannya dengan norma kecukupan gizi di dasarkan tiga kriteria yaitu : 1) tingkat ketahanan pangan berlebih (supply/demand) >1, 2) seimbang (supply/demand =1) dan 3) kurang (supply/demand<1). Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan hewani asal ternak digunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Hasfi penelitian menunjukkan bahwa dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah tingkat ketahanan pangan hewani basil ternak sehesar 07532 ± 0,54 SD. Hal ini herarti tingkat ketahanan pangan didasarkan norma kecukupan gizi barn tercapai 75,32%. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat produksi/ketersediaan pangan hewani hasil temak secara realita barn dapat memenuhi 75,32% sehingga perlu tents ditingkatkan sejalan dengan peningkatan daya bell masyarakat. Berdasarkan masing-masing kabupaten/kota yang tingkat ketahanan pangannya berlebih ada 7 kabupaten (20,00%), yaitu Kabupaten Sernarang, Kendal, Kudus, Boyolali, Karanganyar, Kota Magelang, Kota Salatiga, dengan tingkat ketahanan pangan (KY) sebesar 1,69. Kondisi seimbang 1 Kabupaten (2,86%), yaitu Kota Surakarta dan sisanya 27 kabupaten/kota (77,14%) ketahanan pangan kurang, dengan nilai KP sebesar 0,5 . Berdasarkan komoditi hasil temak (daging, telur dan susu) ketahanan pangan yang sangat nyata belum tercapai sesuai dengan norma kecukupan gizi adalah susu (P <0.01), sedangkan ketahanan pangan untuk komoditas telur dan daging tidak nyata (P>0,05) terhadap norma kecukupan gizi. Secara bersama-sama Llactor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan hasil ternak adalah produksi daging, telur, susu, jumlah penduduk dan PDRB (P<O,01). Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor supply dan demand sangat mempengaruhi ketahanan pangan asal temak.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:21414
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:30 Aug 2010 12:17
Last Modified:30 Aug 2010 12:17

Repository Staff Only: item control page