MANIPULASI OSMOREGULASI DENGAN KALIUM (K+ DAN KALSIUM (Ca++) SEBAGAI DASAR PENGEIVIBANGAN RUMPUT PAKAN DI DAERAH KERING

Purbajantl, Endang Owl and Anwar, Syalful and Kusmlyati, F. (2005) MANIPULASI OSMOREGULASI DENGAN KALIUM (K+ DAN KALSIUM (Ca++) SEBAGAI DASAR PENGEIVIBANGAN RUMPUT PAKAN DI DAERAH KERING. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.

[img]
Preview
PDF - Published Version
255Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1308Kb

Abstract

Lowest tolerance to K and Ca lack of minimum osmotic potensial of soil related to role of osmoregulate K and Ca in vacuole. Mechanism osmoregulation change plant water stress were alteration in sukrose, amino acid and mineral. This process were change in plant physiology maintain lifecycle by means of dry matter decrease. Because of K and Ca osmoregulate manipulation important done as base drought chemical tolerance process. Forage and cultivate plant always compete, especially on productived land with the result forage occupation marginal land and drought area. Physiological inhibite on drought area were lower leaf osmotic potensial affect of water stress. Leaf osmotic potensial influence stomata! open and cell solutes, absisic acid; furthemmie effect to photosyntesis. The aims of experiment were (1) recite role of K and Ca to omaoregulation, relatif leaf water status, leaf area, chlorophyll, photosynthesis rate, net assimilation rate, (2) growth and plant production in stress condition, (3) calculate water use efficiency of forages, (4) forage quality in water stress condition. The experiment hope to collecte base infonnation osmoregulation The present study was conducted to characterize forages product and forages quality basis of drought resistance. The experiment hoped was base information potassium and calcium osmoregulation pattern in forages. Furthermore, the experiment conduct 8 months in greenhouse of Forages Science Laboratory, Animal Husband°, Faculty, Diponegoro University. Five grasses (rumput Raja (Pennisetum purpophoides); gajah (Pennisetum purpureum), ail benggala (Panicum maximum), setaria (Setaria sphacelata) clan brachiaria (Brachiaria brizanta) traits using K and Ca fertilizer; (I) control, (2) K fertilizer, (3) Ca fertilizer, and (4) K+Ca fertilizer. Forages production of five grasses were same so photosyntesis rate. Afterwards, there same effect of osmoregulation (additional K — Ca) to dry matter; dry matter production, crude fiber, crude protein production , organic digestible and dry matter digestible; especially leaf area, chlorophyll and crude protein. Osmoregulation treatment by additional K and Ca increasing leaf area but decreasing chlorophyll. Highesr ratio chlorophyll to leaf area reach by K osmoregulation treatment. King grass has highest leaf area and crude protein than other four grasses but lowest in photosyntesis rate, dry matter, dry matter production , crude fiber and water use efficiency. Setaria has highest net assimilation rate, dry matter, dry matter production, crude protein and crude fiber highest than four grasses. Benggala has best digestible than four grasses. toleransi terhadap kekeringan pada tanah yang kekurangan kalium dan kalsium sangat berkaitan dengan peranan kalium dan kalsium sebagai osmoregulator yang dominan dalam vakuola. Mekanisme yang terjadi pada tanaman yang mengalami stress air adalah perubahan osmoregulasi antara lain berupa perubahan kandungan gula, asam amino dan mineral datum Langan yang akan mempengaruhi proses fisiologis tanaman. Mekanisme ini akan mempertahankan kelangsungan hidup tanaman tetapi mengurangi berat kering tanaman. Oleh karma itu, manipulasi osmoregulasi dengan kalium dan kalsitun penting dilakukan sebagai landasan yang dapat menjelaskan proses kimiawi toleransi terhadap kekeringan. Rumput pakan ternak selalu bersaing dengan tanaman pangan claim pembudidayaannya itingga sering hams bergeser ke lahan marginal dan juga daerah kenng. Kendala fisiologis tanaman di daerah kering adalah rendahnya potensial air daun karma adanya stress air. Potensial air daun ini akan mempengamhi membuka menutupnya stomata yang pada gilirannya akan mempengamhi larutan sel tanaman antara lain asam absisic (ABA) berpengaruh terhadap proses fotosintesis tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk (1) mengicaji peranan unsur kalium dan kalsium dalam mempengaruhi kandungan air relatif (KADR), luas daun (LD), klorofil, laju fotosintesis, laju asimilasi netto (2) mengamati pertumbuhan dan produksi tanaman pada kondisi stress air; dun (3) menghitung efisiensi pemanfaatan air oleh tanaman rutnput pakan .(4) mengamati kualitas tatuunan pakan pada kondisi stress air Manfaat dart penelitian ini adalah untuk mendapatkan infomiasi mendasar perubahan osmoregulasi karena penambahan kalium dan kalsium pada tanah kondisi stress air.Penelitian dilaksanakan selama delapan (8) bulan di rumah kaca Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Temak, Fakultas Petemakan UNDIP. Penelitian yang dilakukan menggunakan populasi tanaman ( I ) rumput pakan potong; yaitu rumput Raja (Pennisetum purpophoides); rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan rumput benggala (Panicum maximum); dan (2) rumput pakan gembala yaitu rumput setaria (Setaria sphacelata) dan rumput Brachiaria (Brachiaria brizantha). Sebelum mulai penelitian pot diisi dengan tanah. Tanah untuk mengisi pot diambil sampel untuk sianalisis kesuburan tanahnya. Pols tanaman nunput ditanam dalam pot-pot plastik , disiram sampai umur 4 minggu kemudian dilakukan penyeragaman (potong paksa). Satu minggu kemudian barn diberi perlakuan. Setnua pot tanaman dikondisikan pada kondisi kering ( 1./3 kapasitas lapang). Perlakuan yang diterapkan adalah (1) tanpa penambahan K+ maupun (kontrol); (2) penambahan K.+; (3) penambahan Ca" dan (4) penambahan K+ dan Ca4+. Rita ada Lama yang menyerang maka diberantas secara mekanis. Seinua tanaman dipupuk dengan urea dan SP36 dengan dosis 100 kg N/ha dan 50 kg P2O5 per hektar. Pemupukan K sesuai perlakuan dengan dosis 50 K2O kg/ha dan pemberian kaput sesuai perlakuan sebanyak 2 ton/ha. Variabel penelitian adalah :Lugs daun tanaman,pengukuran luas dam dilakukan setiap dua minggu. Kandungan Moral, diulcur pada akhir penelitian (panen). Laju fotosintesis, laju asimilasi netto (LAN), produksi hijauan, kadar bahan kering tanaman, produksi bahan kering, kadar protein kasar, kadar sera kasar, produksi protein kasar, kecemaan bahan kering (KcBK), keeernaan bahan organic (KcB0), ditetapkan pada akhir penelitian. Kandungan air daun relative (KADR), dan efisiensi pemanfaatan air (EPA) tanaman ditetapkan pada saat tanaman dipanen. Dad penelitian hu dapat disimpulkan balun (1) Pada umumnya produksi hijauan relatif sama pada kelima jenis rumput, demikian juga laju fotosintesis. (2) Perlakuan osmoregulasi pada umumnya berefek sama dengan kontrol, kecuali pada luas daun, klorofil dan protein kasar (3) Perlakuan osmoregulasi K+ca meningkatkan luas daun dan menurunkan kadar klorofil, sedangkan perlakuan osmoregulasi dengan penamabahan K memberikan kadarklorofil per Masan daun tertinggi.(4) Rumput raja metnpunyai luas daun dan protein kasar tertinggi tetapi laju fotosintesis, kadar bahan kering, produksi bahan kering, kadar serat kasar dan efisiensi pemanfaatan air terkecil. (5) Rumput setaria tnemptmyai laju asimilasi netto (LAN), kadar bahan kering, produksi bahan kering, produksi protein kasar, sera kasar , KADR dan EPA paling tinggi tetapi kadar klorofil (%) dan kecemaan bahan kering dan kecemaan bahan organik terkecil.(6) Rumput brachiaria mentpunyai klorofil (mg/g) tertinggi dan KADR terkecil, dan (7) Rumput benggala mempunyai kecernaan paling balk dibanding keempat jenis nunput lainnya

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:21325
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:30 Aug 2010 07:19
Last Modified:15 Mar 2011 13:33

Repository Staff Only: item control page