PROFIL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERPADU TERNAK ITIK DI KABUPATEN BREBES PROPINSI JAWA TENGAH

HANDAYANI, MIGIE and SETIADI, AGUS (2005) PROFIL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERPADU TERNAK ITIK DI KABUPATEN BREBES PROPINSI JAWA TENGAH. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.

[img]
Preview
PDF - Published Version
289Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

853Kb

Abstract

Effort ranch in rural have the character of traditionally, the ranch have characteristic knowledge of low farmer, low processing technology and also do not be supported by good management. There by need the existence of ranch development which can improve,repair ranch performance in rural. Duck represent one of the poultry enthused besides chicken. Whether, egg and also its] flesh is taken a fancy to consumer so that many people which peeping at this effort. Duck represent ranch commodity able to be developed in rural. On 2004 — 2006 will happened increasing at: l) demand of duck egg; 2) increasing of resident population and its prosperity; and 3) change of society life style. Amount of duck egg production and duck population amount in Brebes Regency of] degradation eaual to 41,63% during this 1998-2002 matter range of time need the existence of serious attention utilize to overcome the the problems. This matter because of duck very easy developed by in this area because as according to condition of Brebes Regency agroekologi and agroklimat. Existence of market guarantee, equipments guarantee and support institute anticipated supporter can improve duck breeder enthusiasm tp start to to develop the the effort. Duck livestock development will become one of the way of ta increase earnings of resident exist in is rural. Conservancy effort with approach of correct agribusiness management will assist reaching of the target. The management cover support of is effort production which is good to be accompanied with precise adjusment of technology utilize M management of duck livestock. management of the Livestock duck strived how to look after the duck livestock in one management which is its member consist of some KTT (Economic Enterprise). Intention of this research is]: 1) Powered of breeder society in effort duck livestock; 2) Creating added value to PAD ( Original Earnings of Area) Brebes Regency; 3) Applying correct technology utilize to rural society of duck breeder; 4) Can be made as place practice student; and 5) Knowing factors influence besaran influencing duck livestock development with inwrought agribisnis system. this Research benefit is : I) Breeder, giving reference applying of inwrought agribisnis to yield earnings ( added value) higher level; 2) On duty, as agribisnis area development reference in this regency; and 3) Researcher : erudite reference. This research used survey method. Research location reside in Sub-Province Brebes representing potential duck livestock sentra. method Intake of used by sampel is sampling random purposive. Determining three livestock farmer group (KTT), every KTT taken by 10 breeder to be made as responder. intake of sampel done by random. collected data are primary data and secondary data. obtained data is later, then analysed descriptively analysis, that is taking field data, analysing obtained data later, then result of which is obtained to be to be concluded. Descriptive analysis qualitative : giving predikat to accurate variable as according to condition in fact. Quantitative Descriptive analysis : to know independent variable influence besaran to dependen variable used by doubled regresi analysis, with the following mathematics model : Y = a + blxl + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + e Y = Population of duck livestock xl = duck egg pricex2 = availibility of feed x3 = amount of earnings x4 = egg consumption (kg / year) x5 = dummy ( season) a = constanta b = regression coefficient e = error F test used to know independent variable influence signifikansi by together to dependent variable. This research hypothesis : Ho : Development duck livestock (population) do not influence by duck egg price, availibility of feed, amount of earnings consume season and egg ( many / a few amount of request of egg) HI : Development duck livestock (population) influenced by duck egg price, availibility of pakan, amount of earnings consume season and egg ( many / a few amount of request of egg) The result of research indicate that mean experience of responders are 4,85 year. Education most responders are elementary school. Duck Strain is local duck which come from Tegal and Cirebon. Mean of amount of looked after by duck counted 588. Ordinary disease attack are ND and cholera, used capital employed come from their farmers. All breeder use semi-intensive conservancy system. Yielded to be egg to be sold to compiler {merchant and some of processed by theirself become briny egg. Passed to feed are fish, dry rice, thorn fillet fish and bran. Egg price range from Rp 550,- until Rp 610,-. Earnings mean per month all responders breeder equal to Rp 568.604,-. Regresi analysis indicate that the amount of consumption, duck egg price, amount of the availibility of pakan, amount of dummy and earnings influence duck livestock population by together. Assess F test equal to 8.024 with significant 0,033 showing the existence of relation which are positive and signifikan by together between amount of consumption, duck egg price, amount of the availibility of feed, amount of dummy and earnings. Pursuant to regresi analysis show determinasi coefficient value equal to 0,796. Matter this means that earnings variable variation of can be explained by variable offis amount of consifmption, duck egg price, amount of the availibility of pakan, amount of dummy and earnings to duck livestock population equal to 79,6 % while the rest equal to 20,4% influenced by other facto -s outside model. Usaha petemakan di pedesaan bersifat tradisional, petemakan tersebut mempunyai ciri pengetahuan betemak yang rendah, teknologi pengolahan rendah serta tidak didukung oleb manajemen pengelolaan yang baik. Dengan demikian perlu adanya pengembangan petemakan yang bisa memperbaiki kinerja peternakan di pedesaan. Itik merupakan salah satu unggas yang diminati selain ayam. Baik telur maupun dagingnya disukai konsumen sehingga banyak orang yang melirik usaha ini. Ink merupakan komoditas petemakan yang dapat dikembangkan di pedesaan di Indonesia. Diprediksi 2004-2006 akan terjadi lonjakan pada : 1) perrnintaan telur itik; 2) peningkatan populasi penduduk dan kesejahteraannya dan 3) perubahan gaya hidup masyarakat. Jumlah produksi telur itik dan jumlah populasi itik di Kabupaten Brebes mengalami penurunan sebesar 41,63% selama kurun waktu 1998-2002 hal ini perlu adanya perhatian serius guns mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini dikarenakan itik sangat mudah dikembangkan di daerah ini karena sesuai dengan kondisi agroklimat dan agroekologi Kabupaten Brebes. Adanya jaminan pasar, jaminan sapronak dan dukungan tembaga penunjang disinyalir dapat meningkatkan gairah petemak itik untuk mutat mengembangkan usaha tersebut. Pengembangan temak itik akan menjadi salah satu cam untuk meningkatkan pendapatan penduduk yang ada di pedesaan. Upaya pemeliharaan dengan pendekatan manajemen agribisnis yang tepat akan membantu tercapainya tujuan tersebut. Manajemen tersebut meliputi dukungan usaha produksi yang baik disertai dengan penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan ternak itik. Pengelolaan ternak itik tersebut diupayakan bagaimana memelihara temak itik tersebut dalam satu manajemen yang anggotanya terdiri dart beberapa KTT (Kelompok Tani Temak). Tujuan dart penelitian ini adalah 1) Memberdayakan masyarakat petemak dalam usaha temak itik; 2) Menciptakan nilai tambah bagi PAD (Pendapatan Ash Daerah) Kabupaten Brebes; 3) Menerapkan teknologi yang tepat guna bagi masyarakat pedesaan petemak itik; 4) Dapat dijadikan sebagai terapat praktek mahasiswa dan 5) Mengetahui besaran pengaruh faktor-faktor yang mempengamhi pengembangan temak itik dengan sistem agribisnis terpadu. Manfaat penelitian ini adalah bagi : 1) Peternak, memberikan acuan penerapan agribisnis terpadu untuk menghasilkan pendapatan (nilai tambah) yang lebih tinggi; 2) Dinas, sebagai acuan pengembangan kawasan agribisnis di kabupaten tersebut; dan 3) Peneliti : referensi ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Brebes yang merupakan sentra temak itik potensial. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive random sampling. Menentukan tiga kelompok tani ternak (KTT) yang ada di Kabupaten Brebes, setiap KTT diambil 10 petemak untuk dijadikan sebagai responden. Pengambilan sampel responden dilakukan secara random. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif analisis, yaitu mengambil data lapangan, menganalisis data yang diperoleh kemudian basil yang diperoleh disimpulkan. Analisis deskriptif kualitatif : memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenanwa. Analisis deskriptif kuantitatif : untuk mengetahui besaran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi berganda, dengan model matematika sebagai berikut : Y = a + bog + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + e Populasi temak itikharga telur itik x2 = ketersediaan pakan x3 —jumlah pendapatan x4 = konsumsi telur (kg/th) x5 = dummy (musim) a = konstanta b = koefisien regresi e = galat Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara bersama¬sama terhadap variabel dependen. Iiipotesis penelitian sebagai berikut : Ho : Pengembangan ternak itik (populasi) tidak dipengaruhi oleh harga telur itik, ketersediaan pakan, jumlah pendapatan konsumsi telur dan musim banyalc/sedikit jumlah pennintaan telur) HI Pengembangan temak itik (populasi) dipengaruhi oleh harp tear itik, ketersediaan pakan, jumlah pendapatan konsumsi telur dan musim (banyak/sedikit jumlah Perrnintaan telur) Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengalaman betemak para responden 4,85 tahun. Pendidikan sebagian besar responden adalah tamat SD. Mata pencaharian utama adalah sebagaipetemak itik. Strain itik yang dipelihara adalah itik lokal yang berasal dari Tegal dan Cirebon. Rata-rata jumlah itik yang dipelihara sebanyak 588 ekor. Penyakit yang biasa menyerang itik peliharaan para petemak adalah kolera dan ND. Modal usaha yang digunakan oerasal dari modal sendiri. Para petemak menggunakan sistem pemeliharaan semi intensif. Telur yang dihasilkan dijual kepada pedagang pengumpul dan sebagian diolah sendiri menjadi telur asin. Harga telur berkisar antara Rp 550,- sampai Rp 610,-. Rata-rata pendapatan per bulan para petemak responden sebesar Rp 568.604,-. Analisis regresi menunjukkan bahwa jumlah konsumsi, harga telur itik, jumlah ketcrsediaan pakan, jumlah pendapatan dan dummy mempengaruhi populasi temak itik secara bersama-sama. Nilai Fhitung sebesar 8.024 dengan signifikansi 0,033 menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan secara bersama¬sama antara jumlah konsumsi, harga telur itik, jumlah ketersediaan pakan, jumlah pendapatan dan dummy. Berdasarkan analisis regresi menunjukkan nilai knefisien determinasi sebesar 0,796. Hal ini berarti bahwa variasi variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh variabel jumlah konsumsi, harga !Our itik, jumlah ketersediaan pakan, jumlah pendapatan dan dummy terhadap populasi temak itik sebesar 79,6 % sedangkan sisanya sebesar 20,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di 'um model.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:21321
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:30 Aug 2010 07:08
Last Modified:30 Aug 2010 07:08

Repository Staff Only: item control page