POTENSI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN SAPI PERANAKAN AMERICAN BRAHMAN DI KABUPATEN REMBANG

Abstract

Kabupaten Rembang sebagai salah satu daerah target program/proyek B3 yang telah dilaksanakan sejak tahun 1974, dengan mani beku (semen) sapi potong unggul American Brahman dari New Zealand. Perbaikan mutu turunan (genetik) temak sapi potong melalui inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik merupakan salah satu langkah nyata pemerintah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pembangunan peternakan di Indonesia pada umumnya. Keberhasilan peningkatan produksi ternak sapi potong tersebut akan terwujud apabila didukung oleh pemberian hijauan pakan berkualitas tinggi, cukup tersedia sepanjang tahun dan kontinyu pemberiannya. Namun keterbatasan lahan menyebabkan petani peternak lebih mengutamakan untuk budidaya tanaman pangan misalnya path, daripada tanaman pakan. Belum banyak diteliti mengenai luasan lahan dan produksi jerami padi, serta pemanfaatan jerami padi sebagai pakan sapi potong di Kabupaten Rembang. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian observasi mengenai potensi jerami path sebagai pakan untuk sapi potong di Kabupaten Rembang. Penelitian telah dilaksanakan di beberapa kecamatan sampel terpilih yaitu Kragan, Pamotan, dan Sumber dengan menggunakan metoda survei. Data primer diperoleh dari wawancara terhadap responden dengan menggunakan questioner yang telah dipersiarlian. Penentuan responden dilakukan secara acak terhadap petani peternak aseptor IB American Brahman. Data sekunder diperoleh dari kantor desa, kecamatan, dan dinas terkait. Data primer yang dikumpulkan meliputi produksi dan potensi jerami padi untuk pakan sapi di Kabupaten Rembang. Data sekunder meliputi luas wilayah dan jumlah penduduk dikutip dari Monografi dan statistik kecamatan serta populasi ternak sapi potong dari Dinas Peternakan. Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, sedangkan produksi dan potensi jerami dihitung berdasarkan rumus yang sudah baku. Hasil survei menunjuldcan bahwa populasi sapi potong di Kabupaten Rembang tahun 2004 sebanyak 95 288 ekor, kemudian meningkat pada tribulan pertama tahun 2005 yaitu 101 634 ekor. Potensi jerami padi sebagai pakan sapi potong mencapai 46,23 % pada tahun 2004, sedangkan tahun 2005 hanya 43,02 %. Kekurangan hijauan pakan sangat dirasakan terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu limbah pertanian (jerami) dan hijauan lainnya dimanfaatkan untuk mensuplai kekurangan tersebut. Belum ada upaya untuk peningkatan kualitas jerami dengan penerapan teknologi tertentu. Pemeliharaan ternak masih secara sederhana, sebagai usaha sambilan dan tabungan untuk dijual apabila memerlukan dana sejumlah besar untuk suatu keperluan.