PERMASYARAKATAN MODIFIKASI PENGOLAHAN TANAH DAN FUNGSIDA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN PENYAKIT BENGKAK AKAR TANAMAN KUBIS DI DESA KENTENG

Darmawati, Adriani and Mulatsih, Rahayuning Tri and Purbayanti, Endang Dwi (2005) PERMASYARAKATAN MODIFIKASI PENGOLAHAN TANAH DAN FUNGSIDA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN PENYAKIT BENGKAK AKAR TANAMAN KUBIS DI DESA KENTENG. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.

[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1123Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
280Kb

Abstract

Masalah utama bagi pengembangan pertanian di Jawa Tengah pada umumnya dan di Desa Kenteng Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang pada khususnya adalah adanya serangan penyakit bengkak akar yang mematikan tanaman kubis dari umur 10 hari sampai panen. Petani kubis sangat dirugikan akibat adanya infeksi jamur Plasmodiophora Brassicae pada seluruh area lahan pertanian di Desa Kenteng hampir selama 13 tahun terakhir, menyebabkan gagal panen sampai 100%. Tujuan dari kegiatan Iptek yang dilakukan oleh Tim Fakultas Peternakan UNDIP ini adalah membantu petani menurunkan dan mencegah serangan penyakit bengkak akar dari 100% menjadi 20%; melatth dan memokevasi petani mengatasi serangan jamur Plasmodiphora Brassicae sorts meningkatkan pendapatan petani dalam budidaya kubis. Langkah-langkah kegiatan Iptek yang dilakukan meliputi: 1. Persiapan kegiatan dengan melakukan koordinasi lapang dengan Kepala Desa, kelompok tani dan penyuluh lapangan (PPL). 2. Pelaksanaan kegiatan meliputi penyuluhan, pelatihan pembuatan bibit kubis dan uji cobs bibit di lahan pertanian. 3. Evaluasi kegiatan meliputi evaluasi pelatihan, evaluasi fisik melalui basil uji coba kubis di lapang dengan mehhat tingkat kematian bibit akibat serangan penyakit bengkak akar, evaluasi produksi kubis dan evaluasi ekonomi. Hasil evaluasi pelatihan menunjuldcan setelah mengikuti pelatihan anggota kolompok tani dapat mengetahui adanya jamur Plasmodiophora Brassica yang menginfeksi lahan pertanian dan menjadi penyebab timbulnya serangan penyakit bengkak akar; siklus hidup jamur tersebut, cam menurunkan infeksi jamur, jenis-jenis pupuk dan jenis-jenis fungisida yang efektif untuk membatasi serangan penyakit bengkak akar tersebut. Disamping itu petani juga mengetahui can membuat bibit kubis di luar area pertanian yang terinfeksi jamur melalui sistem vertikutur yang dapat memberi tambahan pendapatan dengan menjual bibit kubis. Hasil uji coba bibit kubis pada lahan pertanian di Dusun Jurang serangan penyakit bengkak akar, tingkat kematian kubis menurun dari 100% menjadi 20% (tanpa tambahan kapur dan fungisida) dan uji coba di Dusun Geleran menurun menjadi4% (dengan tambahan kapur dan fungsida). Hasil penen kubis di Dusun Jurang mencapai 2,5-3 kg/tanaman atau 30 ton/ha, tetapi uji coba di Dusun Geleran tidak dapat dipanen karena adanya serangan hama ulat pada umur 35 hari menyebabkan kematian kubis. Menurut Cahyono, 1995, bahwa serangan hama ulat Plutella Xylostella dapat menjadi secara eksplusif pada musim kemarau sehingga kerugian yang ditimbulkan mencapai 100%, serta serangan hama ulat kole pada daun yang masih muda dapat merusak la-op atau kepala kubis. Dari evaluasi produksi dan ekonomi dalam kegiatan Iptek kali ini petani mendapat keuntungan sebesar Rp. 1.125.000,- dari budidaya kubis dan Rp. 70.000,- dad pembuatan bibit kubis setilap bulannya atau Rp. 14.340.000,- per tahun. Faktor pendorong keberhasilan Iptek adalah semangat yang tinggi dari petani untuk memberantas penyakit bengkak akar; keinginan petani untuk mengetahui jenis fingsida yang efektif, jenis pupuk yang baik sehingga petani dapat menanam kubis seperti sebelum ada serangan penyakit serta adanya harga yang stabil yang tidak merugikan petani saat panen. Faktcr penghambat keberhasilan Iptek adalah ketakutan petani terhadap penyakit bengkak akar yang mematikan tanaman kubis sampai 100% menyebabkan petani tidak bersedia menanam kubis, ketidaktahuan petani adanya infeksi jamur Plasmodiophora Brassicae pada lahan pertanian seluruh desa Kenteng, siklus hidup jamur serta fungisida yang efektif untuk mematikan spora jamur. Disamping itu juga harga yang tidak stabid menyulitkan petani dalam berusaha di bidang agrobisnis sayuran khususnya kubis. Kesimpulan dari kegiatan Iptek ini adalah penyakit bengkak akar kubis yang telah menginfeksi lahan pertanian desa Kenteng dapat diturunkan melalui modifikasi pengolahan lahan (pengapuran) dan pemberian fungisida masalgin dari 100% menjadi 4%. Hasil uji coba kubis di Dusun Jurang panen kubis yang diperoleh sebesar 3 kg/tanaman atau 30 ton/ha sehingga memberi keuntungan bersth dari petani sebesar Rp. 1.125.000,- per bulan serta keuntungan tambahan dari penjualan bibit sebesar Rp. 70.000,- per bulan atau Rp. 14.340.000,- setiap tahunnya. Uji coba di Dusun Gelaran kubis tidak dapat dipanen akibat scrangan llama ulat pada umur 35 hari. Saran yang diusulkan adalah adanya kegiatan yang berkesinambungan agar petani dapat terns berkembang.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:21193
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:27 Aug 2010 08:01
Last Modified:27 Aug 2010 08:01

Repository Staff Only: item control page