PUSAT DESAIN SURABAYA

HARTININGSIH, RITA (2001) PUSAT DESAIN SURABAYA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
65Kb

Abstract

Perkembangan sektor industri dan perdagangan yang semakin pesat pada beberapa dekade terakhir ini menyebabkan masyarakat semakin konsumtif, terhadap sebuah produk. Bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun menyebabkan kebutuhan di bidang desain, khususnya arsitektur dan interior, seperti halnya perumahan semakin meningkat. Berbagai kebutuhan akan jasa konsultan, alat dan bahan konstruksi hingga perumahan siap huni semakin dicari oleh masyarakat. Namun sayangnya masyarakat masih kesulitan dalam menemukan tempat yang dapat melayani kebutuhan mereka. Hal ini disebabkan karena letak dari setiap jenis bidang konstruksi/perencanaan dan perancangan tersebar terpisah-pisah di berbagai tempat dan para konsultan cenderung bergerak sendiri-sendiri dengan fasilitas yang terbatas pula. Sehingga masyarakat kehilangan kesempatan untuk selektif dalam membeli dan menggunakan sebuah produk. Kesenjangan komunikasi semakin dirasakan antara para produsen / pengusaha, perancang/ assosiasi professional, dan konsumen / klien di bidang perencanaan dan perancangan tentang bahan bangunan, perlengkapan interior dan eksterior, khususnya bila ada produk baru yang belum banyak diketahui oleh perancang maupun konsumen. Semakin meningkatnya keingintahuan masyarakat umum (tidak hanya kelompok akademika) di bidang desain, khususnya arsitektur dan interior perlu mendapat tanggapan yang serius, tidak hanya dari assosiasi professional bidang arsitektur, tetapi juga dari pemerintah. Sehingga kepedulian pemerintah dan arsitek-arsitek Indonesia terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan arsitektur dan interior di Indonesia perlu ditingkatkan, juga perkembangnan desain secara umum. Adanya kecenderungan dan fenomena di atas menurut disediakannya wadah sebagai media untuk menunjang perkembangan desain, yang mampu menampung berbagai kegiatan yang berhubungan dengan bidang desain khususnya arsitektur dan interior, seperti kegiatan informasi dan pameran, kegiatan studi, serta kegiatan pelayanan konsultasi dan jasa. Wadah khusus untuk kegiatan desain tersebut adalah pusat desain. Sangat disayangkan peluang seperti itu belum terakomodasi secara optimal, mengingat masih terbatasnya media untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut. Dari kondisi eksisting saat ini, pusat desain masih terkonsentrasi di Jakarta, sebagai ibu kota negara, seperti Jakarta Design Center (JDC). Padahal jika mengamati perkembangan terakhir di tanah air, pola seperti itu sudah tidak mungkin lagi dipertahankan untuk masa yang akan datang. Dalam era reformasi, pola terpusat sudah tidak populer lagi. Sekarang ini setiap daerah dan propinsi di Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya, guna menyongsong era baru, era otonomi daerah. Surabaya sebagai kota metropolitan kedua di 8indonesia, memiliki banyak potensi, karena banyak bermunculan designer/arsitek ataupun konsultan bangunan di pentas dunia arsitektur yang diikuti dengan maraknya usaha bidang interior, konstruksi dan bahan bangunan, usaha eksterior dan bidang-bidang desain lain yang mendukung. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah keanggotaan REI (Real Estate indonesia) dan INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) dan usaha-usaha di bidang interior, konstruksi dan bahan bangunan serta usaha-usaha lain yang mendukung. Sebagai tempat/pusat kegiatan desain terpadu, khususnya untuk skala regional Jawa Timur dan nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk skala internasional. Selain itu Surabaya memerlukan sebuah tempat khusus untuk kegiatan desain, karena sering diadakannya event-event desain yang biasanya menggunakan ruang-ruang pertemuan biasa seperti di mall, pusat perbelanjaan, ataupun tempat-tempat lainnya yang tidak dikhususkan untuk kegiatan semacam ini. Di Surabaya tempat yang biasa digunakan untuk kegiatan semacam ini antara lain : Pasar Atom, Plasa Surabaya, Tunjungan Plasa, WTC, Parkir Timur Plasa, Balai pemuda, dan lainnya. Sebagai pusat kegiatan desain, sudah seharusnya mencerminkan wujud dari penjelajahan desain, proses kreatif, dinamis, inovatif, dan imajinatif dengan tetap memperhatikan segi fungsional, kekokohan, dan kontekstual lingkungan. Untuk memenuhi criteria pusat desain seperti itu maka penulis menggunakan penekanan desain arsitektur “Richard Meier”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Surabaya mempunyai potensi yang baik sehingga diperlukan perencanaan dan perancangan pusat desain dengan penekanan desain arsitektur “Richard Meier”. Dengan harapan pusat desain di Surabaya ini dapat sebagai sarana motivasi, inspirasi dan stimulasi bagi perkembangan desain di Surabaya khususnya dan di Indonesia umumnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa pusat desain mempunyai prospek yang baik di Surabaya dan juga merupakan suatu investasi jangka panjang bagi para professional yang terkait dalamnya. 1.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengadakan penyusunan data dan menganalisis potensi-potensi yang dimiliki kota Surabaya berkenaan dengan kebijakan pemerintah yang ada untuk dijadikan landasan konseptual dan program dasar dalam perencanaan dan perancangan fisik pusat desain di Surabaya untuk mewujudkan visi pengembangnan desain di Surabaya khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Sedangkan sasaran pembahasannya adalah untuk merumuskan landasan Program Perencanaan dan Perancangan Pusat Desain di Surabaya dengan memperhatikan dan mempertimbangkan potensi dan kendala yabf ada. 1.3. MANFAAT PEMBAHASAN Secara Subyektif : • Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengkuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip • Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan desain grafis arsitektur (DGA) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir. Secara Obyektif : Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan menyusun LP3A. 1.4. LINGKUP PEMBAHASAN Sesuai dengan judul di atas, maka yang diambil menjadi topic utama di dalam pembahasan ini adalah sesuatu yang berkaitan dengan proses kegiatan Pusat Desain, dengan pembahasan dititikberatkan pada masalah-masalah disiplin ilmu arsitektur sebagai bahan masukan, pertimbangan dan pembanding dalam perencanaan fisik nantinya. Hal di luar disiplin arsitektur apabila mendasari faktor-faktor perencanaan maka dilakukan assumsi-assumsi disesuaikan dengan kemampuan tanpa pembuktian yang mendalam sesuai disiplin yang bersangkutan. Adapun lingkup pembahasan untuk memberikan gambaran tentang pengertian Pusat Desain adalah wadah untuk kegiatan desain terpadu yang lebih cenderung mengarah kepada desain arsitektur dan interior, dengan spesifikasi untuk jenis office dan residential building dan interiornya. Jenis desain lain di luar desain arsitektur namun masih relevan dan mendukung desain arsitektur masih dimungkinkan untuk menjadi objek pada Pusat Desain di Surabaya ini. Sedangkan untuk desain lain di luar cakupan seperti di atas masih dimungkinkan, tetapi penyusun tidak memberikan ruang secara khusus. 1.5. METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif dan komparatif, yang dilakukan dengan analisis, sintesis, perbandingan kemudian penyimpulan, untuk diperoleh dari studi pustaka, pengamatan langsung serta wawancara. Pendataan primer maupun sekunder ditampilkan dalam bentuk uraian, skema, tabel maupun foto. Data ini kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan yang akhirnya berguna untuk penyusunan program perencanaan dan perancangan. 1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Pembahasan dibagi dalam sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, tujuan dan sasaran pembahasan, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, serta sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Umum Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan pusat desain yang meliputi pengertian, fungsi, tujuan, tugas, manfaat, sasaran, dan sebagainya serta pendekatan penekanan desain arsitektur “Richard Meier”. Bab III Studi Banding Dalam bab ini terdapat tinjauan mengenai studi banding terhadap obyek yang memiliki keterkaitan dengan pusat desain. Bab IV Pusat Desain di Surabaya Berisi tinjauan tentang kota Surabaya sebagai lokasi pusat desain serta tinjauan mengenai pusat desain di Surabaya sendiri. Bab V Batasan dan Anggapan Berisi batasan dan anggapan yang diperlukan dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan agar lebih terarah dan tidak melebar. Bab VI Pendekatan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang tinjauan pendekatan program perencanaan dan perancangan arsitektur, yang meliputi titik tolak pendekatan dan analisi berbagai aspek perencanaan ; pendekatan aktifitas dan pengguna pusat desain, pendekatan materi, pendekatan persyaratan ruang, pendekatan program ruang, pendekatan tema arsitektural, pendekatan struktur / teknis, pendekatan utilitas, lingkup pelayanan dan pendekatan pemilihan lokasi dan tapak. Bab VII Konsep Program Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang keputusan dari hasil pendekatan sebelumnya yang dirumuskan menjadi konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan pusat desain di Surabaya.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:21153
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:26 Aug 2010 12:02
Last Modified:26 Aug 2010 12:02

Repository Staff Only: item control page