ISOLASI KHITIN DART LIMBAH UDANG WINDU (Penaeus monodon) DAN LIMBAH KEPITING BAKAU (Scylla serrata)

Abstract

Udang windu dan kepiting bakau merupakan jenis komoditas panting yang dibudidayakan di Indonesia. Pemanfaatan amber daya udang windu dan kepiting bakau menghasilkan limbah yang berupa kulit, kepala, ekor, dan karapas. Limbah tersebut bila didiamkan tents menerus dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, limbah udang telah dimanfaatkan di dalam industri sebagai bahan dasar pembuatan khitin dan khitosan. Sedangkan di Indonesia pemanfaatan limbah tersebut belum optimal, hanya sebagian kecil saja dari limbah udang sudah termanfaatkan dalam hal pembuatan kerupuk udang, petis, terasi, dan bahan pencampur pakan temak. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut isolasi khitin ini dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui rata-rata persentase kandungan khitin dan limbah tersebut, agar nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Februari — 3 Maret 2007 , dengan sampel yang digunakan adalah limbah udang berupa kulit, kepala, dan ekor, dan limbah kepiting berupa karapas yang diperoleh dari daerah TPI Jobokuto Analisis kandungan khitin dilakukan di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) Prof. Dr. Gatot Rahardjo, Jepara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, yaitu suatu metode ditujukan untuk membuat pencandraan atau penggambaran sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase kandungan khitin limbah udang windu (P. monodon) sebesar 29,12 %, sedangkan limbah kepiting bakau (S. serrata) sebesar 51,65 %.