STUDI TINGKAH LAKU REPRODUKSI RUSA TIMOR (Cervus timorensis) SEBAGAI UPAYA PENANGKARAN DI KEPULAUAN KARIMUN JAWA

SAMSUDEWA, DAUD and SUSANTI, SITI (2006) STUDI TINGKAH LAKU REPRODUKSI RUSA TIMOR (Cervus timorensis) SEBAGAI UPAYA PENANGKARAN DI KEPULAUAN KARIMUN JAWA. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.

[img]
Preview
PDF - Published Version
274Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

806Kb

Abstract

Timor deer (Cervus timorensis) is potential deer to bedeveloped because having high body weight range from 40 — 120 kg. Carcass percentage timor deer (Cervus timorensis) reaching 60 -70%. Meat of Timor deer have special taste and high content of nutrient. Meat of Timor deer can cook like deer fillet. But the threath for entrepreneur is in timor deer mating problem. Timor deer (Cervus timorensis) have a reproduction cycle and Timor deer cannot mating every time. Mating season will decrease Timor deer productivity. We can used reproduction technology to support Timor deer productivity. Reproduction technology effective if previously we know reproduction behaviour of Timor deer (Cervus Timorensis). The aim of this Research give information about reproduction behaviour Timor deer (Cervus timorensis) so that can become data base for next research and possibility of exploitation reproduction technology which can be give input for increasing program of productivity Timor deer ( Cervus Timorensis). Method used in determination of habitat Timor deer, seeking of footstep Timor deer and pwngamatan of behaviour reproduce deer of Timor [done/conducted] [by] during 6 day in mating season. Analysis to be used in this research is descriptively. Result of the research indicate that Timor deer (Cervus timorensis) in Karimun Jawa start decrease amount. This matter visible from amount of deer per entourage which only consisted of 1-2 tail per entourage. Timor deer (Cervus timorensis) requiring special place in mating, the place occult place is which is not many touched by a human being. step of reproduction behaviour for example is Snifing (screaming to call couple), Flehmen (mengendus - endus), Kissing, Kicking And Nuding (kicking and kicking couple body), mounting (male take a ride female) is then continued by coitus or the penetration appliance of masculin reproduction to appliance of female reproduction Departement cattle production, Faculty of Animal Agriculture, Diponegoro University, Number : 1625 / J07.P2 / PG / 2006, Date May 29th 2006. Rusa Timor (Cervus timorensis) adalah rusa yang sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai bobot badan yang tinggi berkisar antara 40 — 120 kg. Selain itu persentase karkas rusa Timor (Cervus timorensis) mencapai 60 — 70%. Daging rusa timor mempunyai cita rasa dan mempunyai kandungan gizi tinggi. Daging dari hewan ini sudah sangat dikenal dengan berbagai macam jenis makanan yang dihasilkan seperti dendeng rusa. Tetapi di lain pihak para pengusaha masih menghadapi beberapa masalah yaitu utamanya dalam masalah perkawinan rusa Timor (Cervus timorensis). Rusa Timor (Cervus timorensis), seperti halnya rusa yang lain, mempunyai siklus reproduksi yang berhubungan dengan musim kawin, sehingga mengakibatkan rusa Timor tidak dapat melakukan perkawinan setiap waktu. Musim kawin ini akan menurunkan produktivitas rusa Timor (Cervus timorensis). Untuk mendukung pengembangan rusa Timor (Cervus timorensis) sangat diperlukan pemanfaatan teknologi bioreproduksi. Teknologi bioreproduksi ini akan sangat efektif apabila sebelumnya kita mengetahui tingkah laku reproduksi dari rusa Timor (Cervus timorensis) yang meliputi mating ratio, tingkah laku percumbuan, tingkah laku coitus, libido pejantan dan tanda¬tanda berahi pada betina. Harapannya dengan mengetahui tingkah laku reproduksi alamiah rusa Timor (Cervus timorensis) maka kita dapat melakukan manipulasi reproduksi dengan memanfaatkan teknologi bioreproduksi. Tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi tentang tingkah laku reproduksi rusa Timor (Cervus timorensis) sehingga dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya dan melakukan analisis tingkah laku reproduksi rusa Timor (Genius timorensis) dan kemungkinan pemanfaatan teknoogi bioreproduksi yang dapat digunakan sehingga memberikan masukan bagi program peningkatan produktivitas rusa Timor (Cervus timorensis). Metode yang digunakan dalam penentuan tempat hidup rusa Timor, pencarian jejak rusa Timor dan pwngamatan tingkah laku reproduksi rusa Timor yang dilakukan selama 6 hari dalam musim kawin. Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif. Selanjutnya hasil analisis deskriptif tersebut akan ditarik sebuah kesimpulan dan diakhiri dengan rekomendasi saran dalam upaya pemanfaatan teknologi bioreproduksi dalam peningkatan produktivitas rusa Timor (Cervus timorensis). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rusa Timor (Cervus timorensis) yang terdapat di Karimun Jawa mulai berkurang jumlahnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rusa per rombongan yang hanya terdiri dari 1-2 ekor per rombongan. Rusa Timor (Cervus timorensis) membutuhkan tempat khusus dalam perkawinannya, tempat tersebut adalah tempat tersembunyi yang tidak banyak dijamah manusia. Tahapan tingkah laku reproduksinya antara lain adalah Snifing (berteriak memanggil pasangan), Flehmen (mengendus — endus), Kissing menciumi seluruh tubuh pasangannya), Kicking dan Nuding (menendang dan menyepak tubuh pasangan), mounting (pejantan menaiki betina) lalu dilanjutkan dengan coitus atau penetrasi alat reproduksi jantan ke alat reproduksi betina. Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Nomor : 1625 / J07.P2 / PG / 2006, tanggal 29 Mei 2006.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:20854
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:24 Aug 2010 07:49
Last Modified:24 Aug 2010 07:49

Repository Staff Only: item control page