AKTIFITAS KALSIFIKASI TULANG TIBIA BROILER JANTAN dan BETINA SETELAH PEMBERIAN 1,25-D1h idroxycholecalcIferol

Abstract

1,25-Dihidroxycholecalciferol is metabolites aktif vitamin D that role to stimulate calcium absorbsion from intestinum, and than to increase calcification process on leg bone of broiler. Activity of calcification taken by measurement zona proliferasi and hipertrophi condrosit from epiphyseal plate tibia bone. The purpose of this research was to investigate of activity calcification of tibia bone broiler cock and hen after feeding 1,25-dihiciroxycholecalciferol. Split-Plot Design and ANOVA was used to analysis the data There were 6 experimental treatments with 3 replication. Main plot treatment is difference sex of broiler and sub plot is difference consentration there are 0 pg, 0,5 pg and 0,75 pg, respectively. The result of this experiment indicated that 1,25-dibidroxycholecalciferol concentration is not cause an increase of actifity calcification, calcium absorption and length bone tibia on broiler cock or hen (P<O,05). Pater gangguan aktifitas kalsifikasi tulang antara lain disebabkan oleh tedadinga gangguan pada proses absorpsi kalsium yang antara lain disebabkan tidak tersedianya hormon 1,25-Dihydroxycholecalciferol secara memadai. 1,25- Dihydroxycholecalciferol merupakan metabolit aktif vitamin I) yang berperan dal•m menstimulasi abscapsi kalsium dari usus sebingga menivgkaN®n aktifitas kalsifikasi pada proses pembentukan tulang. Aktifitas kalsifikasi Sang tibia diketahui melalui pengukuran zona proliferasi dan hipertrophi kondrosit pada epiphyseal plate tulang tibia. Pada Ayam betina peningkatan konsentrasi estrogen dalam plasma than merangsang produksi . 1,25-Dihydroxycholecalciferol Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktifitas kalsifikaai tulang tibia ayam broiler jantan dibandingkan dengan broiler betina secara histologis, anatomis inaupun fisiologis setelah pemberian1,25-Dihydroxycholecalciferol. Pada penelitian ini digunakan enam kelompok perlakuan yang dikelompoldcan dalam petak utama yaitu jenis kelamin jantan dan betina aorta kelonmok analc petak yaitu dosis 1,25-dihydroxycholecalciferol sebesar Opg, 0,5pg, dan 0,75p.g. Tiap kelompok dilakukan pengulangan 3 unit percobaan. Design penelitian menggunakan Split-Plot dan data yang didapat dianalisis dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat beda nyata antar perlakuan, baik perlakuan jenis kelamin jantan dan betina maupun antar dosis 1,25- dihidroxycholecalciferol terhadap absomsi kalsium, panjang tulang tibia maupun aktifitas kalsifikasi Sang tibia