UPAYA PERLUASAN PASAR DENGAN PENINGKATAN KUALITAS, DIFERENSIASI DAN SEGMENTASI PRODUK IKAN ASAP TRADISIONAL DENGAN MODIFIKASI RUMAH PENGASAP DI KEL. TAMBAK LOROK, KEC. SEMARANG UTARA

Waridin, Waridin and Susilowati, Indah and Agustini, Tri Winarni and Wibowo, B. Argo (2005) UPAYA PERLUASAN PASAR DENGAN PENINGKATAN KUALITAS, DIFERENSIASI DAN SEGMENTASI PRODUK IKAN ASAP TRADISIONAL DENGAN MODIFIKASI RUMAH PENGASAP DI KEL. TAMBAK LOROK, KEC. SEMARANG UTARA. Documentation. LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT .

[img]
Preview
PDF - Published Version
467Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

2688Kb

Abstract

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Vucer (2003) di Tambak Lorok, Kecamatan Semarang Utara dengan tambahan pada aspek ekonomi, yaitu tentang peluang memperluas pasar melalui diferensiasi dan segmentasi produk sesuai sclera konsumen atau permintaan pasar. Tim yang terlibat terdiri dari tim ekonomi dan teknologi pangan. Tim teknologi pangan meneruskan sosialisasi dan pantauan terhadap mutu, produktivitas, sanitasi dart' hygiene dalam proses pengolahan ikan asap. Selain itu juga dilakukan upaya memantapkan jaringan pemasaran untuk meningkatkan jumlah dan nilai penjualan. Permasalahan yang dihadapi pengolah ikan asap pada dasarnya adalah keterbatasan pengetahuan dan wawasan teknologi. Hal ini berakibat proses pengolahan ikan kurang bersih dan mengurangi mutu dan nilai gizi. Rendahnya pemahaman menyebabkan daya awet produk ikan menjadi kurang baik. Sebagian besar pengolah ikan belum memahami standar produk ikan asap (baku mutu) yang disukai konsumen. Pada umumnya mereka mengolah sesuai kebiasaan mercka dari dulu. Kondisi ini berakibat pada rendahnya harga produk akibat kurangnya informasi pasar. Tujuan kegiatan adalah untuk: (1) memberikan pemantapan sosialisasi pengenalan alat modifikasi rumah pengasap untuk menghasilkan ikan asap yang aman, sehat dan memenuhi standar mutu yang baik serta meningkatkan produktivitasnya melalui teknologi tepat guna, (2) melakukan penyuluhan kepada pengrajin ikan dalam memperluas peluang pasar, (3) membantu pengrajin dalam memperluas jaringan pemasaran baik melalui jalur formal maupun dengar institusi atau pihak mitra kerja terkait. Manfaat dari kegiatan ini adalah: memanfaatkan potensi ekonomi produk dan menarnbah nilai produk. Hasil kegiatan menunjukkan pengolah ikan asap sebagian besar adalah !Litman SD. Dalam melakukan usaha, merelca dibantu oleh anggota keluarga dan beberapa diantaranya menggunakan tenaga kerja yang diupah. Mereka melakukan usaha berdasarkan kebiasaan turun temurun sehingga inforinasi perkembangan teknologi masih terbatas. Pengelolaan usaha yang dilakukan oleh pengolah ikan rekan (Ibu Mursidah) masih bersifat tradisional. Pengelolaan atau manajemen usaha belum berjalan dengan baik. Ibu Sudarti adalah Ketua Kelompok Wanita Tani Nelayan khusus ikan asap yang ada di Kelurahan Tambak Lorok. Modal usaha berasal dari warisan orang tua. Tungku pengasap yang dimiliki sebanyak 1 buah. Peralatan yang dimiliki sederhana berupa rak pemanggangan dari besi. Sedangkan rumah asap memiliki rak pengasapan berlapis 7 sehingga hasilnya akan dapat meningkat. Biaya operasional lebih murah dibanding dengan model pengasapan satu per satu. Bahan baku yang diolah sebanyak 100-150 kg ikan basah per hari. Dengan model pengasapan baru dapat meningkatkan kemampuan kerja dan produksi ikan asap. Produksi bergantung pada ketersediaan bahan baku. Pada muslin ramai ikan (April Oktober), produksi rata-rata 100-150 kg per produksi. Pada saat sulit, produksi menurun dan bahkan ada yang tidak melakukan usaha larena harga ikan mahal. Pola pemasaran hasil biasanya diambil langsung pedagang ikan olahan untuk selanjutnya dipasarkan di Kota Semarang dan luar kota (Ungaran, Magelang, Salatiga, Solo, dan Temanggung). Solusi dalam pemasaran adalah dengan membantu memperbaiki sistem pengemasan d.engan menggurakan alat pengemas vacuum'sehingga dapat meningkatkan segmen pasar 'clan harga jual produk lebih tinggi. Faktor permodalan juga merupakan kendala dalarn pengembangan produk. Hanya sebagian kecil pefigolah ikan yang memiliki modal cukup. Beberapa faktor pendorong antara lain: (1) potensi surnberdaya alam yang masih memungkinkan untuk dikembangkan, (2) potensi sumberdaya manusia di Tambak Lorok yang secara turun temurun telah melakukan usaha pengolahan ikan panggang/asap dan memiliki kemauan untuk maju dan bekerja keras, (3) produk ikan asap memiliki peluang untuk dikembangkan mengingat produk ini tidak hanya dikuasai oleh konsumen dalam negeri tetapi juga dapat dijadikan sebagai salah satu produk yang berpotensi untuk ekspor, (4) dukungan pihak terkait cukup balk dalam mendukung pengembangan produk dad segi mutu, daya awet, penampi Ian, dan nilai jual. Sementara faktor-faktor penghambat antara lain: (1) tingkat pendidikan pengolah yang relatif rendah membatasi wawasan mereka dalam mengadopsi kemajuan teknologi, pengetahuan tentang sanitasi dan hygieni, 2) produk saingan lain seperti ikan pindang presto yang lebih maju, baik dari segi mutu, daya awet dan pemasarannya, (3) rendahnya daya awet produk, sehingga perlu perbaikan teknik pengemasan dan penyimpanan, (4) bahan baku ikan yang tidak stabil baik harga maupun jumlahnya menyulitkan pengolah ikan untuk menentukan memenuhi permintaan pasar, (5) keterbatasan permodalan dad pengolah, dan (6) sistim jaringan pemasarsan yang kurang balk. Dad hasil kegiatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pengemasan produk ikan dengan vacuum membantu peningkatan mutu dan daya 'awet produk ikan sehingga dapat bertahan lebih lama. Adanya pengemasan yang baik menjadikan produk ikan lebih menarik, dapat bersaing di pasaran dan memungkinkan untuk memasuki pasar yang lebih modern seperti super market. Pemasaran produk ikan yang inovatif mampu meningkatkan pendapatan pengolah ikan. Diperlukan tindak lanjut dad kegiatan ini di masa mendatang terutama berkaitan dengan perbaikan sistim sanitasi dan hygieni di lokasi pengolahan, misalnya dengan pembangunan beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan produksi (pengolahan limbah, ketersediaan air bersih). Kerjasama dengan instansi pemerintah untuk bantuan modal dan perbaikan sistem pemasaran sehingga mendorong motivasi mereka untuk berusaha dan berproduksi perlu dilakukan. Selain itu perlu adanya pihak yang melakukan pengawasan mutu produk sehingga produk ikan olahan akan terjamin untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Document UNDIP
ID Code:20829
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:23 Aug 2010 11:21
Last Modified:23 Aug 2010 11:21

Repository Staff Only: item control page