WIBI SEPTINA, DIAN (2010) SEKOLAH DASAR NEGERI BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 87Kb |
Abstract
Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, dana, lingkungan sosial, ekonomi, budaya, politik, teknologi, dan partisipasi masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan merupakan suatu aspek yang harus dipikirkan demi keberlangsungan sebuah negara. Di era globalisasi sekarang ini untuk dapat berkembang dan bersaing di setiap aspek kehidupan tidak hanya dibutuhkan keunggulan komparatif saja tetapi juga keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif merupakan nilai lebih yang harus ada. Nilai ini bisa tercipta dari sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tinggi yang bertaraf internasional. Adanya globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan laporan dari United Nation of Development Program (UNDP) tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yang mencakup 179 negara, disebutkan bahwa IPM Indonesia merosot dari angka 0,728 menjadi 0,726. Posisi itu termasuk kategori sedang, bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN maka posisi Indonesia berada di bawah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Peringkat Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja (www.undp.org, 06/03/2010). Pendidikan yang baik menyediakan ruang yang cocok dimana siswa dapat mengembangkan kreatifitas, kecerdasan dan kepribadian mereka. UNESCO mengemukakan dua prinsip pendidikan yang sangat relevan dengan pancasila : pertama; pendidikan harus diletakkan pada empat pilar, yaitu learning to know sebagai landasan ilmu pengetahuan, learning to do sebagai aplikasi dari pengetahuan,learning together sebagai team work dan learning to be sebagai penggalian potensi diri; kedua, belajar seumur hidup (life long learning) (www.unesco.org, 06/03/2010). Namun saat ini masyarakat menuntut adanya pendidikan yang mampu mempersiapkan anak didik ke arah perkembangan global dan pendidikan yang mengikuti zaman. Sekolah Bertaraf Internasional merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat tersebut. Untuk pengadaan Sekolah Bertaraf Internasional masing-masing pemerintah daerah telah dihimbau untuk mendirikan, seperti tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 3 : Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Walikota Semarang, H. Sukawi Sutarip, SH, SE dalam pengarahannya menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh pelaksanaan TK dan SD bertaraf internasional, dimana dengan pembelajaran bahasa Inggris sejak dini dapat memberikan manfaat yang baik untuk di masa yang akan datang, karena pada masa perkembangan otak pada anak-anak memberikan kemudahan untuk belajar bahasa (www.semarang.go.id, 15/02/2010). …“Pembelajaran bahasa internasional dalam hal ini Bahasa Inggris menurut saya penting terutama dalam menghadapi persaingan globalisasi pada masa yang akan datang”, tutur Sukawi… Di Semarang terdapat beberapa sekolah swasta yang sudah bertaraf Internasional, antara lain Semarang International School, Mondial Education, Permata Bangsa dan lain sebagainya. Namun keberadaan sekolah-sekolah tersebut hanya dapat dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke atas maupun ekspatriat yang ada di Semarang, dikarenakan biaya pendidikannya yang tinggi. Hanya terdapat satu Sekolah Dasar Internasional yang merupakan sekolah Negeri, yaitu Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasioanal yang berada di Klipang. Lokasinya yang berada di Klipang tidak dapat mencakup semua penduduk Semarang, hanya dapat mencakup penduduk Semarang bagian Timur. Dilihat dari antusiasme penduduk Semarang bagian Timur yang mendaftarkan anaknya di Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional ini, yaitu rata-rata meningkat sebesar 7,7 %, layaklah apabila dibangun kembali Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional di tempat yang lebih strategis. Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk 30.775.846 (www.wikipedia.org, 06/03/2010). Pada tahun 2009 dilihat dari kualitas tenaga kerja yang diukur dengan tingkat pendidikan yang ditamatkan sebagian besar masih rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan pekerja berakibat pada lemahnya daya saing pekerja untuk memasuki pasar kerja, terlebih lagi pasar kerja di luar negeri. Oleh sebab itu peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan terutama untuk mengantisipasi era kesejagatan. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Kota Semarang yang berpenduduk 1.481.640 jiwa yang terdiri dari 735.457 jiwa penduduk laki-laki dan 746.183 jiwa penduduk perempuan (Bappeda Kota Semarang dan Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2009) memegang peranan yang sangat penting. Kota Semarang memiliki berbagai potensi, terutama adanya Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan terbesar ketiga di Indonesia, Bandara Ahmad Yani yang akan ditingkatkan fasilitasnya untuk memenuhi kebutuhan penerbangan nasional maupun internasional, serta tersedianya jaringan transportasi darat seperti jalur kereta api dan jalan. Sekaligus Semarang sebagai segitiga emas Joglosemar (Joyakarta-Solo-Semarang) dan juga sebagai kota yang berbasis jasa. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki aksesibilitas yang baik. Di samping itu, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tulang punggung di dalam pelayanan jasa, sehingga perlu didukung dengan fasilitas pendidikan bertaraf internasional. Tidak menutup kemungkinan dengan semakin lajunya arus globalisasi meningkatkan kegiatan bisnis yang didukung oleh teknologi tinggi serta semakin berkembangnnya peran swasta di Kota Semarang, menyebabkan jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Semarang jumlahnya semakin meningkat. Maka salah satu kebutuhan Warga Negara Asing ialah menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang diakui secara Internasional dan menyelenggarakan pendidikannya dengan bahasa pengantar yang universal. Sudah terlalu lama sekolah di Indonesia, Semarang pada khususnya dibangun dan digunakan sebagai tempat belajar selama lebih dari enam jam per hari bagi anak-anak Indonesia yang hanya memikirkan standar kesehatan dan keselamatan. Di luar itu semua, seorang anak berhak untuk belajar di sekolah dengan udara segar untuk dihirup dan kondisi yang mendukung pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman dan issue Green yang sering didengung-dengungkan akhir-akhir ini dibutuhkan juga perancangan sebuah sekolah yang berkonsep green. Sekolah berkonsep green akan sehat untuk anak-anak dan kondusif untuk pengetahuan mereka serta dapat meningkatkan mutu kegiatan belajar. Sekolah berkonsep green merupakan sebuah bangunan sekolah atau fasilitas yang menghasilkan sebuah lingkungan yang sehat dan kondusif untuk belajar sekaligus menghemat energy, sumber daya dan uang. Dengan demikian Semarang membutuhkan suatu fasilitas pendidikan yang dapat mendukung setiap kegiatan-kegiatan siswa. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu Sekolah Dasar Negeri bertaraf Internasional di Kota Semarang dengan penekanan desain Green Architecture. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pendidiikan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional berkonsep green untuk menjawab adanya issue pemanasan global (global warming). Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional berarti institusi pendidikan berupa sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan yang diperkaya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana sekolah tersebut memiliki kelebihan dalam metode pengajaran menggunakan kurikulum nasional dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan dengan sarana prasarana yang berbasis IT agar peserta didik mampu bersaing serta berkolaborasi secara global dengan menerapkan standar pendidikan salah satu negara anggota OECD. Sedangkan Sekolah Dasar Nasional adalah Sekolah Dasar yang diselenggarakan oleh Pemerintah, di bawah binaan dari Departemen Pendidikan Nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan. Berarti perbedaan dari kedua jalur pendidikan ini berada pada muatan ipteknya, serta pada kurikulumnya yang menerapkan kurikulum salah satu negara anggota OECD ketika sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak. Dengan adanya muatan iptek yang lebih tinggi menuntut adanya kelengkapan fasilitas untuk menunjang kegiatan peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional ini. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Mendapatkan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur sebuah Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional di Kota Semarang. Dengan penekanan pada ungkapan fisik atau visual yang menunjukkan konsep green architecture serta memenuhi fasilitas pendidikan di Kota Semarang. 1.2.2. Sasaran Tersusunnya suatu langkah-langkah pokok proses perencanaan dan perancangan Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional di Kota Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guidelines aspect). 1.3. Manfaat 1.3.1. Secara Subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir. Sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan ke studio grafis Tugas Akhir. 1.3.2. Secara Obyektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 1.4. Metode Penulisan Laporan ini ditulis dan dibahas dengan metode deskriptif, dengan proses berpikir secara deduktif, diolah dan dikaji dengan mengacu potensi dan masalah yang muncul, kemudian dilakukan pendekatan perencanaan dan perancangan atas dasar pertimbangan berbagai aspek yang berorientasi pada disiplin ilmu arsitektur, landasan teoritis dan standar yang ada. Kemudian diperoleh hasil berupa pemecahan masalah. Metode ini digunakan agar diperoleh gambaran mengenai sekolah dasar untuk dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan sebuah Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional di Semarang. Tahap pengumpulan data yang dimaksud meliputi : 1. Data Primer Wawancara dengan pihak-pihak pengelola Sekolah Dasar Bertaraf Internasional, studi banding tentang pengguna, macam kegiatan dan fasilitas yang tersedia serta lokasi atau alternatif tapak. 2. Data Sekunder Studi literatur dari buku-buku dan browsing internet tentang Sekolah Dasar untuk mencari data tentang pengertian, karakteristik, bentuk kegiatan dan fasilitas serta buku-buku yang berkaitan tentang penekanan desain green architecture. Mengumpulkan data yang berkaitan seperti data kebijaksanaan, peraturan yang berlaku, keadaan sosial budaya masyarakat, peta kondisi wilayah seperti pola penggunaan lahan, jaringan utilitas dan transportasi. 1.5. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur bahasan. BAB II Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang tinjauan umum mengenai Sekolah Dasar negeri Bertaraf Internasional beserta fasilitas pelayanan yang ada di dalamnya dengan standar-standar yang berlaku, data studi banding yang telah dilakukan, juga tinjauan khusus mengenai penekanan desain yang dipilih, yakni arsitektur hijau/green architecture. BAB III Tinjauan Data Menguraikan tentang tinjauan Kota Semarang beserta dengan peraturan dan kebijakan pemerintah setempat serta tinjauan lokasi Sekolah Bertaraf Internasional BAB IV Batasan dan Anggapan Mengungkapkan batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya. BAB V Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis, dan utilitas bangunan. BAB VI Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional Membahas mengenai faktor penentu perencanaan dan faktor penentu perancangan serta program perancangan yang berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 20553 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 18 Aug 2010 09:33 |
Last Modified: | 18 Aug 2010 09:33 |
Repository Staff Only: item control page