REVITALISASI WISMA PHI SEMARANG SEBAGAI CITY HOTEL

HANDAYANI, WAHIDA (2010) REVITALISASI WISMA PHI SEMARANG SEBAGAI CITY HOTEL. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
36Kb

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai aset berupa bangunan kuno dan bersejarah. Kedatangan bangsa Belanda sejak tahun 1705 telah memberikan warna tersendiri terhadap kota Semarang. Perkembangan fisik kota Semarang yang ditandai dengan banyaknya bangunan berarsitektur colonial khususnya Belanda pada saat ini menjadi suatu kekayaan atau aset yang sangat berharga bagi warga kota Semarang. Potensi kota lama dan bangunan konservasi lainnya sebagai faktor pengembangan elemen-elemen estetika kota. Berdasarkan sejarah kota Semarang, kawasan awalnya johar merupakan pusat kegiatan perdagangan, jasa dan pemerintahan. Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi perubahan-perubahan struktur ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Semarang yang mengakibatkan perubahan struktur fisik kota. Melihat dari latar belakang sejarah tersebut kawasan johar dan sekitarnya memiliki nilai histories yang tinggi bagi kota Semarang. Potensi lokasi Wisma PHI Semarang sebagai salah satu bangunan peninggalan Belanda yang berada di kawasan kauman yang merupakan lokasi bersejarah religius kota Semarang dimana terdapat Masjid Agung Kauman yang dulunya merupakan masjid agung kota Semarang merupakan potensi histories yang tidak dapat dikesampingkan. Juga letaknya yang berdekatan dengan johar yang dulunya merupakan pusat kegiatan perdagangan, jasa dan pemerintahan dapat memberikan nilai tambah dalam pembentukan citra kawasan johar dan sekitarnya. Potensi alun-alun kota Semarang yang akan dikembalikan dan kedekatan Wisma PHI dengan pusat kota (Simpang Lima) menjadi sebuah masukan tersendiri bagi upaya pengembangannya. Dengan letaknya yang strategis di pusat kota dapat memberikan kontribusi kepada kejayaan Kota Semarang. Wisma PHI berada di jl.Wachid Hasyim (sekitar wilayah kauman) Bangunan ini tergolong ke dalam bangunan kuno yang dibangun pada akhir abad ke-18 oleh bangsa Belanda yang selanjutnya dimiliki oleh Liem Siong Liang dan Liem Ing Hok. Bangunan ini mengalami pemugaran salah satu bangunannya pada tahun 1926 yang kemudian setelah dibeli oleh yayasan PHI pada tahun 1955 bangunan ini difungsikan sebagai tempat penampungan bagi calon jamaah haji kapal laut yang berasal dari wilayah Semarang dan sekitarnya. Pemerintah daerah adalah institusi yang paling berwenang dalam pengembangan kota Semarang dan perlindungan aset Semarang yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Salah satu usaha pemerintah daerah dalam melestarikan bangunan bersejarah adalah optimalisasi fungsi bangunan yang berpijak pada SK. Walikota No. 646/50/ tahun 1992 tentang konservasi bangunan-bangunan bersejarah / kuno di wilayah Kotamadya Dati II Semarang. Rencana penanganan bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah dan nilai arsitektural yang tinggi tertuang dalam peraturan daerah berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah No. Hukum G-47/104/4 tanggal 27 Desember 1977 yang diundangkan tanggal 15 Juni 1978. dengan adanya otonomi daerah, pengelolaan dan pemanfaatan sumbr daya setempat dapat memberikan nilai tambah terhadap pendapatan asli daerah yaitu dengan memanfaatkan secara optimal aset daerah yang salah satunya adalah Wisma PHI Semarang. Upaya pelestarian terhadap Wisma PHI Semarang dengan pengembangan menambahkan fungsi (revitalisasi) hotel didalamnya yang menggantikan fungsi awalnya sebagai penginapan skala kecil dan mempertahankan fungsi konvensi yang ada di dalamnya merupakan salah satu cara mengkonservasi bangunan yang mampu mengangkat kembali nilai histories dan ekonomis kawasan. Wisma PHI Semarang sebagai bangunan bersejarah yaitu sebagai tempat pertama di Semarang yang menyelenggarakan Haji dengan arsitektur kolonialnya dapat memberikan nilai tambah pada citra kawasan kauman, johar dan sekitarnya (seluruh kawasan kota Semarang lama), maka Wisma PHI Semarang dikembangkan secara optimal sebagai fasilitas akomodasi berupa hotel dan konvensi dengan tanpa menghilangkan image religius bangunan dan kawasan 2. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Menggali dan merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan dalam revitalisasi Wisma PHI Semarang sebagai upaya optimalisasi Wisma PHI sebagai salah satu penopang kegiatan bisnis dan pariwisata kota Semarang malalui memberikan fungsi yang dianggaplebih sesuai yaitu sebagai city hotel. Sasaran Tersusunnya landasan program perencanaan dan perancangan revitalisasi Wisma PHI Semarang sebagai city Hotel sebagai landasan konseptual dalam merevitalisasi Wisma PHI dengan keistimewaan arsitektur kolonialnya. 3. METODOLOGI PEMBAHASAN Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu langkah-langkah dilakukan dengan mengidentifikasi dan memaparkan data yang telah diperoleh, baik data primer maupun data sekunder. Langkah-langkah pengumpulan data primer dan sekunder dengan metode dokumentatif. Data primer diperoleh dengan observasi lapangan melalui pengamatan, pemotretan dan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi literature. 4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini terbagi atas beberapa bagian yang dijabarkan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, metodologi pembahasan dan sistematika pembahasan BAB II Tinjauan Pustaka berisi tentang kepustakaan yang berkaitan dengan konservasi perencanaan dan perancangan hotel, urban design, studi kasus dan kesimpulannya. BAB III Tinjauan Wisma PHI berisi tentang tinjauan umum kota Semarang dan kondisi fisik dan non fisik dari Wisma PHI BAB IV berisi tentang analisis bangunan Wisma PHI, analisis urban design, analisis konservasi, analisis tapak pengembangan dan analisis city hotel di Wisma PHI. BAB V Kesimpulan, batasan dan anggapan berisi tentang kesimpulan data yang diperoleh dan kesimpulan analisis, batasan dan anggapan yang akan digunakan sebagai pendukung dalam pembahasan atas cakupan isi dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan. BAB VI Pendekatan Perencanaan dan Perancangan, berisi dasar pendekatan, pendekatan berdasarkan prediksi jumlah pengunjung dan kebutuhan kamar, pendekatan ruang, pendekatan besaran ruang, pendekatan struktur dan pendekatan utilitas serta pendekatan kontekstual dan penekanan desain arsitektural. BAB VII Konsep dan Landasan Program Perencanaan dan perancangan, berisi tentang konsep dan program ruang yang akan digunakan sebagai konsep dasar bagi perencanaan dan perancangan arsitektur.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:20549
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:18 Aug 2010 09:30
Last Modified:18 Aug 2010 09:30

Repository Staff Only: item control page