REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

DEBETE, RIFO (2010) REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
115Kb

Abstract

Aktifitas olah raga sudah menjadi bagian kehidupan dari masyarakat saat ini. Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk menuntut kebugaran fisik agar dapat beraktifitas dengan baik serta untuk menjaga kesehatan. Tidak hanya untuk alasan kesehatan saja olahraga diminati oleh masyarakat, tetapi juga karena memiliki unsur hiburan dan kesenangan, seperti sepak bola, tenis, badminton atau bulu tangkis, sepatu roda, dan lain sebagainya. Semarang yang juga salah satu kota besar di Indonesia memilki tingkat antusias yang cukup tinggi terhadap olahraga terutama sepak bola, atletik, dan renang. Terbukti dari kota Semarang ini lahir atlet-atlet dengan prestasi nasional yang membanggakan. Bahkan untuk PON XVII 2008 yang diselenggarakan di Kalimantan Timur kemarin, Jawa Tengah menyumbangkan banyak medali emas dari cabang olahraga renang dan atletik. Cabang olah raga renang dan atletik menyumbangkan atlet terbanyak dalam Pusat Pembinaan Olah raga Prestasi (PPOP) Jawa Tengah. Keterangan yang dihimpun dari KONI Provinsi Jawa Tengah, kedua cabang olahraga tersebut masing-masing diwakili 10 atlet, sedangkan cabang olahraga lainnya, seperti sepak bola sembilan atlet, pencak silat tujuh atlet, biliar dan menembak masing-masing enam atlet, kemudian judo, taekwondo, wushu, dan para layang masing-masing lima atlet. Saat ini kota Semarang memiliki sebuah gelanggang atau gedung olah raga yang dijadikan tempat pertandingan sepak bola yang rutin digelar setiap tahunnya (Indonesia Super League) maupun even-even olahraga lain yang bertaraf regional dan nasional. Tidak puas hanya dengan even-even olahraga yang bertaraf nasional, kini KONI Jawa Tengah sedang berusaha memaksimalkan potensi atlit-atlitnya untuk maju ke pentas internasional. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan KONI Jateng untuk menggelar even sekelas SEA Games di GOR Jatidiri. Untuk menyambut pentas oahraga SEA Games 2011 tersebut, GOR Jatidiri memang perlu melakukan banyak perbaikan, beberapa venues perlu mendapatkan perubahan agar dapat sesuai dengan standar internasional. Jika ditinjau lebih lanjut, venue yang perlu untuk mendapatkan perbaikan adalah stadion utama Jatidiri. Stadion ini memiliki kapasitas jumlah penonton sebanyak 21.000 penontan. Tetapi untuk pertandingan dengan klub-klub besar terkadang stadion ini tidak mampu untuk menampung jumlah penonton yang mencapai 35.000 penonton. Seperti yang terjadi pada pertandingan dengan Arema Malang, berdasarkan koran Suara Merdeka tanggal 22 Februari 2003 menyatakan ’’ Bahkan sejak Stadion Jatidiri diresmikan tahun 1991, penonton di Jatidiri kemarin tercatat paling banyak. Stadion berkapasitas 21.000 itu pun tak dapat menampung penonton. Kemembeludakan penonton itu membuat trek atletik di seputar lapangan yang seharusnya terlarang bagi penonton dipenuhi suporter. Belum lagi ribuan lain di luar stadion yang tak tertampung. Ada yang memanjat pohon, banyak pula yang nangkring di tower lampu.’’ Stadion Jatidiri yang mulai dipergunakan pada tahun 1990, berada pada suatu kompleks olahraga terpadu Stadion Jatidiri yang berada di kompleks olahraga Jatidiri, Karangrejo, sebagai stadion sepakbola paling besar di Semarang dan juga sebagai home base klub sepakbola PSSI Semarang saat ini dirasa kurang dapat menampung besarnya animo masyarakat terhadap olahraga ini. Dari 25.000 kapasitas stadion penonton yang datang dapat mencapai 30-35 ribu orang. Selain itu kurang berfungsinya berbagai fasilitas penunjang yang terdapat pada stadion ini menyebabkan tidak berfungsinya berbagai fasilitas penunjang yang terdapat pada stadion ini menyebabkan tidak maksimalnya fungsi stadion Jatidiri sebagai pusat kegiatan sepakbola di Semarang. Kompleks olahraga yang dinamakan Gelora Jatidiri ini, direncanakan sebagai pusat kegiatan olahraga berskala regional oleh pemerintah daerah, dengan mengacu pada kompleks Gelora Senayan Jakarta. Dari segi akomodasi dapat menampung hingga 60.000 penonton, paling tidak 50 % tempat duduk dan 66 % terisi. Tempat tersebut dibagi menjadi grup yang terdiri dari sekitar 2.000 penonton dipisahkan oleh batas yang tidak dapat dipanjat. Prospek Stadion Sepak Bola di Semarang terhadap kota dan lingkungannya yaitu Stadion Sepakbola di Semarang diharapkan dapat menjadi sarana yang representatif untuk pertandingan-pertandingan di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini sejalan dengan ditetapkannya bandara Ahmad Yani sebagai bandara internasional pada tahun 2004. Untuk meningkatkan kualitas persepakbolaan Indonesia serta melakukan pembinaan yang lebih baik maka stadion GOR Jatidiri perlu dilakukan perencanaan dan perancangan ulang. Selain untuk meningkatkan kualitas persepakbolaan di Indonesia, perbaikan stadium yang ada di Indonesia perlu dilakukan untuk menyikapi keseriusan dan antusiasme masyarakat terhadap olahraga sepak bola. Dengan penekanan desain arsitektur hi-tech akan menjadikan stadium atau gedung olahraga Jatidiri sabagai suatu sarana olahraga yang mampu menjadi kebanggaan warga kota Semarang serta menjadikan sepak bola sebagai olahraga yang terus akan diminati untuk kedepannya. Dari uraian tersebut di atas, di Semarang dibutuhkan suatu sarana gedung olahraga sepak bola yang memadai yang sesuai dengan tingkat antusias masyarakat akan sepak bola sebagai olahraga dan hiburan. Stadion GOR Jatidiri yang sekarang ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan tentang perencanaan dan perancangan tentang Redesain Stadion dan Sport Hall Jatidiri Semarang dengan penekanan desain Hi-tech architecture. 1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan Memperoleh suatu Judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai originalitas/ karakter judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perancangan dan perancangan Redesain Gedung Olahraga Jatidiri Semarang dengan Penekanan Desain Hi-Tech Architecture berdasarkan atas aspek-aspek panduan (design guide lines aspect) dan pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3 Manfaat Manfaat secara subjektif Terciptanya sebuah Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang dapat digunakan untuk merencanakan Gedung Olahraga Semarang yang Selanjutnya menjadi acuan dalam perancangan grafis. Manfaat secara objektif Perencanaan dan Perancangan Gedung Olahraga di Kota Semarang dengan penekanan desain arsitektur yang modern ini diharapkan dapat menjadi masukan dan arahan bagi penataan sarana dan prasarana pendukung di Kota Semarang khususnya di bidang olahraga. 1.4 Ruang Lingkup Pembahasan Ruang Lingkup Substansial Gedung Olahraga Kota Semarang merupakan suatu perencanaan dan perancangan beberapa masa bangunan yang berhubungan/ koneksi. Lingkup pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal di luar arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih mendukung permasalahan utama. Ruang Lingkup Spasial Lingkup spasial dari Gedung Olahraga Kota Semarang ni hanya terbatas kawasan Semarang dan sekitarnya. 1.5 Metode dan Sistematika Pembahasan Laporan ini dibahas dengan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan dan menguraikan data primer dan sekunder. Data yang dimaksud meliputi: A. Data Primer Wawancara dengan pihak-pihak pengelola gedung olahraga, studi banding tentang pengguna, macam kegiatan dan fasilitas yang tersedia, serta lokasi atau alternatif tapak. B. Data Sekunder Studi literatur dari buku-buku tentang gedung olahraga untuk mencari data tentang pengertian, karakteristik, bentuk kegiatan dan fasilitas serta buku-buku yang berkaitan tentang penekanan desain arsitektur yang akan diterapkan. Sistematika pembahasan secara terperinci adalah sebagai berikut: BAB I Membahas pendahuluan tentang kondisi keolahragaan di Kota Semarang, latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metoda pembahasan dan alur pikir. BAB II Membahas tentang tinjauan literature perencanaan gelanggang olah raga, dan tinjauan literatur perancangan gedung olah raga. BAB III Tinjauan tentang obyek studi banding; komplek gelanggang Olah Raga Manahan, Surakarta, Gelanggang Olah Raga (GELORA) Senayan Jakarta. BAB IV Membahas tentang tinjauan gelanggang olah raga di Kota Semarang yang terdiri dari tinjauan umum Kota Semarang, tinjauan tentang keolahragaan di Kota Semarang, dan tinjauan gedung olah raga Jatidiri Semarang. BAB V Membahas mengenai kesimpulan, batasan, dan anggapan dari bab-bab sebelumnya. BAB Vl Membahas konsep pendekatan dasar perancangan yang berisi tentang analisa terhadap pemakai dan aktivitas, pendekatan terhadap aspek arsitektur, aspek teknis, utilitas bangunan, dan pendekatan terhadap lokasi dan tapak, yang sesuai dengan kebutuhan bangunan. BAB VIl Membahas konsep dan program dasar perancangan gedung olah raga di Kota Semarang.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:20298
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:13 Aug 2010 08:07
Last Modified:13 Aug 2010 08:07

Repository Staff Only: item control page