ACHMAD JAENUDIN, DIDIN (2005) TERMINAL BUS KELAS A DI KUNINGAN. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 75Kb |
Abstract
Pertambahan jumlah moda transportasi manusia pada suatu daerah yang sudah tidak tertampung lagi dalam suatu tempat tertentu (terminal) dan dalam mengimbangi pertambahasan jumlah pengguna jasa transportasi (penumpang) yang banyak menumpuk pada areal terminal yang ikut menggangu sirkulasi antara kendaraan yang keluarmasuk dari terminal yang mengurangi keamanan dan kelancaran sistem sirkulasi. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah serta pertambahan penduduk dengan pergerakan yang tinggi dari suatu daerah menuju daerah yang lai saling mempengaruhi diantaranya. Mobilitas penduduk yang tinggi dalam sebuah wilayah membutuhkan suatu sistem transporatsi massal yang dapat mengimbanginya. Perkembangan yang pesat dan serta terkait dengan kondisi Kabupaten Kuningan yang mempunyai posisi strategis dalam konteks Regional dan Nasional, kabupaten Kuningan dalam RTRW Jawa Barat hingga tahun 2010 telah diarahkan sebagai wilayah penyangga yang dipersiapkan untuk mengikuti perkembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Metropolitan Cirebon. Selain harus akomodatif bagi pertumbuhan kegiatan perkotaan, dan berkaitan pula dengan rencana strategis (Renstra) Jawa Barat 2001 – 2005 yang didalamnya meliputi prioritas pengembangan tujuh kawasan andalan antara lain kawasan andalan Ciayumajakuning (Cirebon – Indramayu – Majalengka - Kuningan) dengan kebijaksanaan strategisnya “mengembangkan kawasan andalan Ciayumajakuning menjadi kawasan Agrobisnis, kelautan, industri manufaktur, jasa dan pariwisata, serta meningkatkan fungsi kawasan pelabuhan”. Dengan kata lain akan terjadi pula urbanisasi penduduk ke wilayah / kawasan Ciayumajakuning dan mereka memerlukan bahan pokok antara lain : air, bahan makanan, sayur mayor, tempat hubiran / rekreasi dan lain-lain. Hal ini berdampak terjadinya sirkulasi kegiatan perekonomian masyarakat yang cukup tinggi. Oleh karena itu Kabupaten Kuningan yang sejak lama merupakan wilayah penyangga / penyuplai kebutuhan sejalan dengan perkembangan kegiatan di kawasan Ciayumajakuning. Kemudian dilihat dari letak geografis Kabupaten Kuningan pada wilayah bagian utara berbatasan / berdekatan dengan Kota Cirebon (Kuningan – Cirebon ± 35 Km) yang memiliki pelabuhan samudera dan sangat berpotensi untuk berkembang sedangkan pada wilayah bagian selatan berbatasan dengan kabupaten iamis. Oleh karena itu kabupaten Kuningan adalah Kabupaten penghubung antara pantai utara dan pantai selatan (Cirebon - Ciamis). Disamping itu merupakan salah satu pintu gerbang Jawa Barat ke Jawa Tengah karena terdapat ruas jalan propinsi sebagai jalur kegiatan perekonomian masyarakat melalui perbatasan Kabupaten Kuningan (Cibingbin) dan Kabupaten Brebes (Bandar Harjo) Jawa Tengah dan juga terletak pada jalur alternative yang menghubungkan Jawa Barat ke Jawa Tengah (melalui Ciledug) dan Jawa Barat ke Jawa Tengah (melalui Bandarharjo). Dalam upaya untuk mendukung arahan pola pengembangan pola jaringan jalan perlu ditetapkan arahan pengembangan sistem terminal. Arahan pengembangan sistem terminal pada dasarnya menunjukkan struktur hiraraki simpul koleksi dan distribusi jaringan pelayanan transportasi. Struktur sistem terminal merupakan gerbang perdagangan regional dan pergerakan local ditetapkan dengan hirarki terminal regional dan terminal local. Untuk sementara ini wilayah Kabupaten Kuningan dilayani oleh 1 (satu) unit terminal regional yang berpusat di Kecamatan Kuningan, serta didukung oleh 11 subterminal yang tersebar di kabupaten Kuningan. Namun perkembangan yang relative cepat ini belum diikuti oleh strategi penyediaan sarana maupun prasarana angkutan public yang memadai. Transportasi merupakan sarana maupun prasarana angkutan public yang memadai. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam mempengaruhi semua sektor kegiatan. Mengingat penting dan strategisnya peranan transportasi yang menguasai hajat hidup orang banyak dan untuk menunjang mobolitas penduduk maupun barang serta untuk terlaksanakannya keterpaduan intra dan antar moda secara lancer dan tertib di wilayah Kabupaten Kuningan, maka dibutuhkan pembangunan terminal yang layak. Prasarana terminal yang ada saat ini dilayani oleh terminal bus Cirendang Kuningan yang berada pada ruas Jl. Siliwangi Kelurahan Cirendang ± 3 Km dari pusat kota. Namun kondisi terminal Cirendang semakin tidak memadai untuk terus dipakai dalam usaha untuk mengimbangi pertumbuhan jaringan transportasi baik dari segi jumlah penumpang, jumlah angkutan, trayek perjalanan, kapasitas serta sistem pengelolaannya dan kondisi fisik terminal Cirendang yang telah lapuk dimakan oleh usia, mengingat terminal Cirendang telah melewati masa operasionalnya selama 25 tahun (1980-2005) dari segi luasan yang tersedia pun tidak mencukupi bagi kebutuhan pelayanan prasarana transportasi di Kota Kuningan, dengan luasan yang ada saat ini sebesar 1,1 ha sesungguhnya diperuntukan bagi terminal tipe C, namun berdasarkan keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat nomor SK.76 / AJ.102 / DRJD / 2000 tanggal 15 Februari 2000 tentang Penetapan Simpul Jaringan Transportasi untuk Terminal Kelas A di seluruh Indonesia, bahwa dari 22 Kabupaten / Kota khususnya yangada di Jawa Barat, 13 kabupaten / Kota termasuk Kuningan dengan terminal Cirendang sebagai kebanggaan daerah tepah ditetapkan sebagai terminal Kelas A pada realisasinya Terminal Cirendang termasuk ke dalam kelas A dengan konsekuensi mengacu pada ketentuan dan persyaratan yan harus dipenuhi sebagai Terminal Penumpang Kelas A. dengan kondisi terminal penumpang Cirendang berpengaruh dan memberikan dampak terhadap tingkat pelayanan yang rendah pada daerah lingkungan kerja terminal dan daerah pengawasan terminal. Dari uraian di atas, maka Kota Kuningan, membutuhkan terminal bus kelas A yang sesuai dengan visi dari Kota Kuningan untuk mewujudkan Kota Kuningan sebagai wilayah penyangga bagi salah satu diantara tiga Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Indonesia yaitu Metropolitan Cirebon dan menjadi salah satu kota prioritas pengembangan tujuh kawasan andalan “Ciayumajakuning” (Cirebon – Indramayu – Majalengka - Kuningan) maka keberadaan terminal baru tersebut harus dapat memberikan tingkat pelayanan yang optimal dalam menciptakan transportasi yang tertib, lancer dan nyaman. Kebradaan terminal menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu permasalahan pencemaran udara bagi lingkungan disekitarnya khususnya dapat menggangu kenyamanan penumpang untuk itu perlu perencanaan dan perancangan Terminal Bus Kelas A di Kuningan yang dapat meminimalkan dampak tersebut untu itu dalam perancangan menggunakan Penekanan Desain Eco Tech Architecture karena Eco Tech sebuah perancangan lingkungan buatan pada sebuah lingkungan alami sehingga keduanya sama-sama dintungkan bangunan terminal sebagai sarana yang melayani masyarakat umum yang harus bisa melayani kebutuhan masyarakat dalam jangka waktu yang cukup lama dan terminal haruslah bersifat terbuka (menerima) kontekstual dengan lingkungan mampu merespons lingkungan sekitar dalam hal ini dapat merespons kabupaten Kuningan dengan segla potensi yang ada dengan menampilkan yang bentuk yang mudah diterima oleh masyarakat, ramah lingkungan, dan berwawasan lingkungan dengan memanpilkan bentuk yang mudah diterima oleh masyarakat, ramah lingkungan, berwawasan lingkungandan dapat merespons keadaan lingkungan site, tradisi budaya setempat maka diperlukan perencanaan dan perancangan Terminal Ciayumajakuning (Cirebon – Indramayu – Majalengka - Kuningan) dengan penerapan desain Acho Tech Architecture tepatnya berlokasi di desa Kertawangunan (berdasarkan kajian Relokasi Terminal (Tipe A) Kabupaten Kuningan oleh Bapeda 2004.) 1.2 Tujuan Dan Sasaran Tujuan : Memperoleh suatu landasanProgram Perencanaan dan perancangan arsirektur Terminal Bus Kelas A di Kuningan dengan penerapan Desain Eco tech Architecture yang menamplkan bentuk yangmudah diterima oleh masayrakat , ramah lingkungan dan berwawasan tinggi. Sasaran : Tersusunnya usulan langkah-langkah dasar perencanaan dan peancangan Terminal bus kelas A di Kota Kuningan dengan pendekatan desain Echo Tech Architecture, berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (Design Guidelines Aspect). 1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat Subyektif Sebagai pedoman perangangan grafis Terminal Bus Kelas A di Kuningan dan untuk melengkapi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. 1.3.2 Manfaat Obyektif Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan baik mahasiswa arsitektur yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir. 1.4 Lingkup Pembahasan 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Terminal bus Kelas A di Kuningan adalah suatu perencanaan dan perancangan suatu prasarana transportasi sebagai prasarana dalam sistem transportasi yang aman, nyaman, dan lancer serta efisien dari segi operasional dan biaya secara kualitas maupun kuantitas dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan pelayanan transportasi. 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Secara administrative wilayah perencanaan telah ditetapkan berdasarkan RTRW Kabupaten kuningan tahun 2003 – 2013 yaitu berada di desa Kertawangunan, Kecamatan Garawangi ± 5 Km dari Pusat Kota. Secara administrative Kabupaten Kuningan terletak pada koordinat 108º23` - 108º47` - 7º12`BT dan 6º47` - 7º12` - 7º LS dengan topografi bervariasi dari dataran rendah sampai pegunungan. Pusat Kota Kabupatennya terletak di Kecamatan kuningan yang berada pada titik 6º45` - 7º-50 LS dan 105º20` - 108º40` BT. Luas wilayah 117.857,55 ha yang terdiri dari 29 kecamatan dan 373 Desa dan kelurahan. Kabupaten Kuningan dikelilingi oleh lima kabupaten yang ada di dua propinsi dan wilayahnya menjadi salah satu jalur penghubung utama antara wilayah pantai utara (Cirebon) dengan pantai selatan pulau jawa (Ciamis dan Cilacap). Batas-batas administrative Kabuaten Kuningan adalah : Sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan kabupaten Cirebon Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) Sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Ciacap (Jawa Tengah) Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Ciamis. Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Majalengka. Berdasarkan sensus 2003 tingkat kepadatan penduduk mencapai 1.010.130 jiwa per km². angka ini menunjukan bahwa kabupaten kuningan semakin berkembang menjadi kota besar. 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang diterapkan adalah metode deskriptif yaitu dengan mengadakan pengumpulan data-data primer maupun sekunder yang kemudian dijabarkan dan dianalisa sesuai dengan kaidah arsitektur untuk menghasilkan kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar dari perencanaan dan perancangan Terminal Penumpang Bus Kelas A di Kuningan dengan penerapan desain Eco Tech Architecture. Langkah-langkah pengumpulan data yaitu : Studi literature / kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data maupun peta dari sumber-sumber yang terkait dan tertulis. Observasi lapangan yaitu metode pengumpulan data dengan pengambilan gambar-gambar dan pengamatan secara langsung di lapangan yaitu ke terminal Giwangan (Yogyakarta) dan terminal Purbaya (Surabaya). Wawancara dilakukan dengan nara sumber terkait. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Terminal Bus Kelas A di Kuningan dengan penerapan Desain Eco Tech Architecture ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pembahasan, tujuan dan sasaran pembahasan, manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING Berisi teori-teori dan tinjauan mengenai transportasi, terminal bus kelas A dan kebijakan pemerintah tentang transportasi dan peraturan daerah setempat serta studi banding. BAB III DATA Data-data transportasi di Kabupaten Kuningan dan gambaran tentang Terminal Bus kelas A di kuningan yang akan direncanakan dan dirancang serta berisi kesimpulan studi banding, studi pustaka dan data eksisting. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang batasan dan anggapan dalam perencanaan dan perancangan terminal bus klas A di Kuningan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang pendekatan dalam program perencanaan dan perancangan, meliputi pendekatan aspek fungsional, kontekstual, kinerja, teknis, dan arsitektural, pendekatan program ruang, serta pendekatan lokasi dan tapak. BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang program perencanaan berupa lokasi dan tapak terpilih dan program perancangan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 20127 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 12 Aug 2010 07:57 |
Last Modified: | 12 Aug 2010 07:57 |
Repository Staff Only: item control page