MODEL BIMBINGAN KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGELOLA LIMBAH DOMESTIK BERUPA PAKET INFOR1VIASI PERLINDUNGAN AIR SUNGAI (Studi kasus di Kota Semarang)

Wahyuningsih, Nur Endah (2000) MODEL BIMBINGAN KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGELOLA LIMBAH DOMESTIK BERUPA PAKET INFOR1VIASI PERLINDUNGAN AIR SUNGAI (Studi kasus di Kota Semarang). Documentation. FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT.

[img]
Preview
PDF - Published Version
441Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

3358Kb

Abstract

Pentingnya fungsi air sungai bagi pemenuhan kebutuhan air bersih di kota Semarang, telah mendorong dilakukannya penelitian ini dan pengembangannya dengan pembuatan model bimbingan kepada masyarakat dalam mengelola limbah domestik sebagai upaya perlindungan air sungai. Kegiatan ini dilakukan juga berdasarkan masih sedikitnya cakupan air bersih PDAM Kota Semarang. Sementara kualitas dan kuantitas air sungai terpengaruh langsung oleh kegiatan sehari-hari masyarakat ke sungai. Meningkatnya jumlah penduduk akan berpengaruh sangat signifikan pada kualitas dan kuantitas air sungai. Permasalahan pengadaan air bersih bagi penduduk kota pantai yang sekaligus merupakan kota industri menjadi semakin besar, mengingat lokasi di daerah pantai hanya memiliki persediaan air tanah yang terbatas, sementara air tersebut juga digunakan untuk keperluan industri. Permasalahan menjadi bertambah lagi oleh adanya urbanisasi, seperti telah disebutkan di atas. Dengan permasalahan seperti diatas, maka peningkatan pengadaan air bersih yang dilakukan melalui upaya perlindungan sungai dari pencemaran limbah domestik menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan. Langkah awal dari pembuatan model bimbingan, sebagaimana dilakukan dalam penelitian tahun pertama ini dimulai dengan mengungkapkan hal-hal yang paling mendasar mengenai kondisi masyarakat dan perilakunya (pengetahuan, sikap dan praktck) dalam mengelola limbah domestik. Kemudian dilanjutkan dengan membuat rancangan model bimbingan pengelolaan limbah domestik yang relevan dengan kondisi masyarakat dan upaya lain dalam rangka perlindungan terhadap kualitas air sungai. Setelah melalui beberapa kajian komprehensif, diharapkan model ini dapat diimplementasikan dalam pilot project. Hasil pemantauan di lapangan terhadap pilot project, dilakukan evaluasi dan revisi sebelum dibuat buku pedoman. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian tahun I ini meliputi metode survai, dalam bentuk need assesment sarana sanitasi dan pengelolaan limbah domestik. Penelitian tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi masyarakat yang tinggal di pinggir sungai dan yang melakukan aktivitas sehari harinya ke sungai dalam kaitannya dengan pengelolaan limbah domestik dan pemahaman tentang arti penting sungai Penelitian dilakukan di daerah semi urban dan rural kodia Semarang. Setelah karakteristik masyarakat diketahui, dilanjutkan dengan membuat rancangan model-model bimbingan, yaitu merancang dan merumuskan model bimbingan yang sesuai dengan kondisi masyarakat melalui pendekatan penyuluhan, percontohan dan pencegahan terhadap pencemaran air sungai. Banyak ahli menyatakan bahwa kondisi keseimbangan air di kota-kota pantai di Jawa sudah kritis, khususnya di kota-kota industri, karena kebanyakan industri menggunakan air tanah untuk menopang kegiatan produksinya. Mengingat air tanah di daerah pantai tidak cukup banyak sedangkan adanya urbanisasi menyebabkan kondisi penyediaan air menjadi lebih parah maka alternatif yang memungkinkan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah seperti ini adalah dari air permukaan (sungai). Penggunaan air sungai memiliki kendala, kualitas air sungai semakin bertambah buruk, karena sungai berfungsi sebagai tempat penampungan limbah domestik oleh sebagian masyarakat dan sebagai pemenuh kebutuhan akan air bersih sehari-hari seperti mandi dan cuci oleh sebagian masyarakat lain yang belum memiliki sarana air bersih dan sanitasi. Separo dari 30% cakupan air bersih kota Semarang dipenuhi melalui air sungai Pada tahun 2015 nanti dengan harapan kecukupan air bersih untuk kota Semarang terpenuhi seluruhnya (100%), maka terdapat 8 dam baru yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Hal ini berarti kebutuhan air bersih sepenuhnya ditopang oleh air sungai. Namun kebutuhan air yang banyak ini kurang ditopang oleh perubahan persepsi masyarakat mengenai sungai, sehingga secara kualitas air sungai semakin tahun menjadi semakin buruk. Masyarakat yang pada awalnya menggunakan sungai sebagai sumber air bersih untuk mandi, memasak dan mencuci serta BAB sebagian sudah berubah persepsi dan menyatakan bahwa saat ini air sungai (Garang, Kreo dan Kripik) sudah tidak layak lagi untuk mandi dan memasak Saat ini fungsi sungai sebagai air bersih sudah berkurang dan berubah fungsinya sebagai tempat pembuang kotoran dan tempat mencuci barang-barang termasuk kendaraan bermotor. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa ada perbedaan persepsi yang semakin lebar dalam hal fungsi sungai antara kondisi di masyarakat dengan kondisi sungai sebagai sumber daya air dalam hal ini fungsi sebagai sumber air bersih bagi masyarakat. Berdasarkan basil studi eksplorasi perilaku masyarakat dalam mengelola limbah domestik, pada dasarnya masyarakat bisa diajak bekerja sama untuk memahami fenomena pemenuhan kebutuhan air bersih dan perlindungan sungai. Pemahaman yang sama ini dapat digalang melalui mediakomunikasi yang sesuai diantaranya melalui pendekatan dari tokoh setempat dan penyuluhan oleh prang yang dipercaya untuk melindungi sumber air bersih milik bersama. Keuntungan¬keuntungan yang diperoleh dari penelitian ini adalah didapatkannya alat yang dapat digunakan untuk penyelesaian masalah kelangkaan air bersih di daerah kota pantai melalui pendekatan peran serta masyarakat. Sehingga jika model ini dapat diterapkan, akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola kotanya, akan meningkatkan kepedulian masyarakat pada masalah-masalah yang dihadapi kotanya seperti konsep kota sehat (healthy city), akan dapat meningkatkan kualitas air sungai karena pencemar limbah domestik berkurang dan adanya kesamaan persepsi yang dipahami bersama antara masyarakat dan pemerintah (dalam hal nu diwakili oleh PDAM). Seperti diketahui, kesehatan suatu kota tidak mungkin tdrlepas dari perilaku masyarakat penghuninya. Namun dalam penelitian ini juga dijumpai beberapa kendala antara lain tidak semua orang berminat dan memiliki Ikepedulian tinggi terhadap permasalahanyang dihadapi, adanya perasaan tidak memiliki / masa bodoh masyarakat terhadap kualitas sungai, adanya perasaan ketidak terkaitan yang langsung antara perilaku masyarakat terhadap sungai dengan kualitas air I,sungai dan kondisi kesehatan yang diakibatkan oleh penurunan kualitas sungai, serta masih belum dipahaminya fungsi penting perlindungan sungai, khususpya dalam mendukung kesehatan masyarakat di kota Semarang. Untuk mengantisipasi dan meminimalkan kendala tersebut memang upaya pemberitahuan melalui media penyuluhan yang efektif dan dapat dipahami masyarakat,. Selain itu diperlukan penerapan rancangan model melalui pilot proyek di lapangan agar diketahui kendala dan kelebihan rancangan model yang dibuat dan didapatkan rancangan yang acceptable.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:20125
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:12 Aug 2010 08:01
Last Modified:12 Aug 2010 08:01

Repository Staff Only: item control page