PENELITIAN DOSEN MUDA PROFIL SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) DI JAWA TENGAII SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR POLISI DALAM RANGKA MENYIAPKAN POLISI PROFESIONAL DAN MANDIRI

Purwanti, Ani and Rochaeti, Nur and Sekartadji, Kartini (2007) PENELITIAN DOSEN MUDA PROFIL SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) DI JAWA TENGAII SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR POLISI DALAM RANGKA MENYIAPKAN POLISI PROFESIONAL DAN MANDIRI. Documentation. FAKULTAS ILMU HUKUM.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1055Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1048Kb

Abstract

The Indonesian Police has three ways in its recruitment system, they are, I. The Governmental Police School (SPN) which requires at least Senior High School graduate or whom from the same degree. lts graduate would become the spear's top point of the police's duty in the society. 2. Police Academy (AKPOI.) which requires at least Senior High School graduate or the well achieved graduate of SPN. Its graduate would become the el ite police. 3. The scholar source, which requires the scholars from any kind of discipli ne. The education in SPN casts the policemen to be ready to enter the society life with its entire problem, so the policem6n are forced to be professional and it means that they have to do their Job according to the police's code of ethics. This police's professionalism requires education as the main factor, start from the basic to the highest level that is PTIK (The College Of Police's Science). The duty of good professional policemen could be achieved through two types of curriculum; they are theoretical and practical curriculum. The theoretical curriculum is a curriculum, which contains of the introduction and the study of the duty and function of a good policeman as an attendant and as a protector of the society and also as the one who upholds the law. The practical curriculum is a curriculum, which contains of the teaming and training of how to perform the police's duty in the society. The Purwokerto Governmental Police School trains the policemen in the lowest grade (bintara) for the Central Java area. The educational pattern which is still used until now is a six-month process of study and after that the policemen are sent to be in duty in the society as the one who upholds the public orders and as the spear's top point of the law enforcement but not as the instrum:mt of the authorities. Sistem rekruitmen polisi di Indonesia melalui 3 jalur, yaitu : I. Sckolah. Polisi Negara (SPN) yang mensyuratkan pendidikan terendah SMU atau sederajat dan lulusannya rnenjadi ujung tombak tugas polisi di masyarakat 2. Akademi Kepolismn (AKPOL) yang mensyaratkan pendidikan terendab SMLL atau lulusan SPN yang berprestasi tetapi output atau lulu.;annya adalah polisi elite. 3. Sumber Sarjana yang mensyaratkan para sarjana multi disiplin. Pendidikan di SPN mencetak polisi siap pakai di masyarakat dengan segala permasalahannya, hal iM menjadikan polisi harus professional artinya menjalankan pekedaan sesuai dengan kode etik kepolisian. Seperti diketahui profesionalisme polisi mensyaratkan pendidikan sebagai faktor utama, yang mana dimulai dad pendidikan dasar (SPN) sampai jenjang tertinggi yaitu PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian ). Tugas polisi yang baik dan professional bisa dicapai melalui 2 macam kurikulum yaitu: Kurikulum teoritis dan Kurikulum praktis. Kurikulum teoritis adalah kurikulum yang mencakup pengenalan dan pembelajaran tugas dan fungsi polisi baik sebagai pelayan, pengayom masyarakat maupun sebagai penegak hukuni. Sedangkan kurikulum praktis adalah kurikulum yang merupakan pendidikan latihan kernahiran polisi dan praktek pelaksanaan tugas polisi di masyarakat. Penelitian ini dilakukan di SPN Purwokerto dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer diambil dad penjelasan kepala SPN dan jajarannya di SPN Purwokerto. Data sekunder diambil rnelalui studi literatur, dokumen haunt, hasil penelitian, maupun dokumen lainnya. Teknik pengumpulan yaitu dengan studi kepustakaan, pengamatan dan wawancara. Sekolah Polisi Negara Purwakerto mendidik polisi bintara untuk willayah Jawa Tengah. Selama ini pola pendidikan yang diterapkan adalah 6 bulan proses belajar dan setelah itu langsung bertugas di masyarakat baik sebagai penjaga ketertiban masyarakat maupun ujung tombak penegakan hukum serta tantangan terbesar saat ini yaitu bukan sebagai alat penguasa. Salah saw perubahan mendasar yang ditemukan yaitu sejak tahun 2002 pola pendidikan berubah menjadi II Malan dengan pembagian yaitu 5 bulan pendidikan melalui proses belajar mengajar di SPN, 5 bulan magang di Polres dan Pplwil serta I bulan merupakan penfmlatan pendidikan. Perubahan pola ini diharapkan bisa merubah keluaran SPN menjadi siap pakai dan pada akhirnya dapat menjalankan tugas pekerjaan di masyarakat dengan balk (professional). Pada saat penelitian dilakukan para siswa sedang menjalani proses belajar mengajar (PBM) yaitu 900 siswa dan sebagian lagi (742 siswa) sedang menjalani proses magang di Polres dan Polwil untuk pertama kali. Hal ini menjadikan belum utuhnya analisis yang dilakukan karena proses magang sedang terjadi dan belum selesai. Selain pola 5 :5: 1 hasil penelitian juga menunjukkan Kepolisian Republik Indonesia melalui SPN telah melakukan berbagai upaya dan penyempurnaan yaitu perubahan kurikulum, perubahan metode pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana, penambahan alat instruksi, pelatihan tenaga pendidik. Sebagai upaya menyiapkan polisi aLmr professional dan mandiri dalam rnen;alankan tugas pekerjaannya di masyarakat.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:Faculty of Law > Department of Law
ID Code:20061
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:11 Aug 2010 09:35
Last Modified:11 Aug 2010 09:35

Repository Staff Only: item control page