PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO

WIDIASTUTI, NING (2005) PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
57Kb

Abstract

Perkembangan sebuah kota modern memiliki karakteristik diantaranya tingginya tingkat mobilitas kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang. Kegiatan-kegiatan perkantoran, bisnis atau perdagangan, industri, dan sebagainya, telah membawa masyarakat terjebak dalam suatu rutinitas pekerjaan yang hampir sama dari waktu ke waktu dan kadang memiliki kecenderungan monoton dari pekerjaan tersebut. Hal tersebut dapat mengakibatkan kejenuhan dalam melaksanaan pekerjaan yang berimbas pada penurunan tingkat produktivitas. Kebutuhan istirahat dan hiburan pada waktu-waktu senggang sangat dibutuhkan untuk mengurangi kejenuhan. Seiring dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dimana titik berat ekonomi daerah berada di kabupaten dan kota sebagai upaya memberikan percepatan pelayanan masyarakat serta mengamati kecenderungan masyarakat sekarang yang ingin mencari suasana baru dalam memperoleh hiburan sekaligus tempat beristirahat, maka kebutuhan penyediaan sarana tempat istirahat sangat diperlukan. Menilik hal diatas kita harus bisa melihat dan mengembangkan potensi-potensi tempat wisata yang berprospek di wilayah Jawa Tengah, Jawa Tengah memiliki beragam potensi obyek wisata, salah satunya adalah potensi agrowisata. Potensi Agrowisata di Jateng sebenernya tidak kalah dari propinsi yang lain, terutama di Pulau Jawa. Tapi mengapa objek-objek yang ada selama ini masih “tenggelam” di bawah bayang-bayang Jabar (dengan puncak Bogor, sebagai objek sentral), DIY (Turgo, Sleman) serta Jatim (Selecta, Batu, Malang). Agrowisata merupakan bagian dari obyek kepariwisataan yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek utama. Tujuannya dapat bervariasi, misalnya memperluas pengetahuan, pengalaman, atau sekedar rekreasi dan mengakrabi bidang pertanian. Pada prinsipnya, agrowisata merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat pariwisata yang diselenggarakan. Aset utama untuk menarik menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan dan keindahan alam. Oleh karena itu factor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi oleh wisatawan. Agrowisata Tlogo merupakan objek agrowisata yang cukup berkelas di Jateng, secara teknis Tlogo memang memenuhi persyaratan sebagai objek agrowisata, apalagi Pemprov Jateng secara khusus menjadikan obyek tersebut sebagai perusahaan daerah (Perusda), dengan nama Perusda Perkebunan Tlogo. Tlogo mempunyai luas wilayah 414 ha, terletak pada daerah berketinggian 465-675 meter dpl. Daerah ini sangat cocok sekali untuk para pengunjung yang menginginkan berlibur sambil menikmati alam, karena selain berhawa sejuk, di tempat ini kita bisa menyaksikan berbagai komoditas perkebunan dan tanaman buah. Sebagian besar arel di daerah ini digunakan untuk perkebunan karet (233 ha), sedangkan areal yang lainnya merupakan kebun kopi (97 ha), cengkeh (64 ha), serta sisanya seluas 20 ha digunakan untuk menanam buah tropis, seperti mangga, durian, rambutan, papaya, pisang dan lainnya. Kegiatan yangdapat dilakukan oleh para wisatawan banyak sekali, utuk menginap, selain dapat di cottage yang telah disediakan, wisatawan dapat juga menginap dengan cara berkemah di tengah huta karet. Para pecinta alam juga dapat menyalurkan hobinya di tempat ini, karena terdapat puncak Gunung Rong yang bisa di daki, di puncak gunung tersebut kita dapat menyaksikan Sang Surya terbit dan tenggelam di Rawa Pening. Selain itu pengunjung juga dapat menyaksikan secara langsung para petani mengolah sawah, memerah susu sapi, berkebun, memetik kopi, dan sebagainya. Secara geografis Perkebunan Tlogo sangatlah strategis, sebab berada di kaasan segitiga emas Yogyakarta-Solo-Semarang. Dari Yogyakarta perjalanan hanya sejauh 80 km, dari Solo 55 km dan dari Semarang hanya sejauh 40 km. selain lateknya yang strategis, obyek ini juga berdekatan dengan beberapa obyek wisata pendukung lainnya seperti, Gedongsongo, Bandungan dan Rawapening. Menilik semua potensi-potensi yang sangat besar pada obyek ini, tidak heran jika agrowisata Tlogo dapat menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat menarik dan menjadikan. Hal ini dapat dicapai apabila beragam potensi yang ada ini dapat digali dan dimanfaatkan sebaik mungkin, serta ditingkatkan kualitasnya. Kualitas yang dimaksud meliputi penambahan faslitas-fasilitas yang ada sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para wisatawan yang datang. Selain menambah fasilitas yang tidak boleh dilupakan juga adalah pentingnya menjadi keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Pengembangan kawasan Agrowisata Tlogo ini, diharapkan dapat mewujudkan keinginan untuk menjadikan kawasan agrowisata ini menjadi daerah tujuan wisata utama di Jawa Tengah. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Menyusun konsep dasar Pengembangan Kawasan Agrowisata Tlogo-Tuntang, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai dengn originalitas/ karekter judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. 1.2.2 Sasaran Tersusunnya suatu pedoman yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan Pengembangan Kawasan Agrowisata Tlogo-Tuntang. 1.3 Manfaat 1.3.1 Secara subyektif a. Memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan sarjana Strata 1 (S1) pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip Semarang. b. Sebagai pedoman dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) 1.3.2 Secara Obyektif a. Sebagai kontribusi terhadap penataan kawasan wisata, khususnya kawasan agrowisata. b. Sebagai sumbangan perkembangan ilmu dan pengetahuan arsitektur pada khususnya. 1.4 Ruang Lingkup Pembahasan 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Penataan Kawasan Agrowisata Tlogo adalah untuk meningkatkan kualitas kawasan tersebut agar menjadi kawasan yang representative untuk dijadikan tujuan wisata utama di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah pada khususnya. 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Lokasi/tapak (site) perencanaan dan perancangan berada pada Kawasan Agrowisata Tlogo. 1.5 Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam pembahsan adalah deskriptif analisis yaitu dengan mngumpulkan, menganalisis, dan menyimpulkan data yang diperlukan dan mempunyai kaitan dengan permasalahan. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan data sekunder dengan cara : 1.5.1 Data primer a. Wawancara dengan narasumber terkait untuk mendapatkan informasi yang solid. b. Observasi lapangan, secara teknis maupun non teknis pengamatan secara langsung ke lapangan. c. Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain yang sejenis sebagai masukan dalam merancang. 1.5.2 Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan wisata, juga berkaitan dengan arah pengembangan dari lokasi yang akan digunakan. 1.6 Sisatematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pengamatan, sistematika penulisan dan alur pikir. BAB II TINJAUAN KAWASAN WISATA DAN REKREASI Berisi tentang tinjauan kawasan wisata dan rekreasi, serta kajian literature dengan tinjauan teori-teori mengenai wisata agro sebagai inti permasalahan dan tinjauan lain yang mendukung perencanaan dan perancangan wisata agro di Kawasan Agrowisata Tlogo. BAB III KABUPATEN SEMARANG Berisi tentang gambaran umum mengenai Kawasan Wisata di Kabupaten Semarang, arah kebijaksanaan pariwisata yang ada, tinjauan potensi agrowisata Tlogo, dan tinjauan Kawasan Agrowisata di Kopeng sebagai objek wisata pembanding. BAB IV PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO Membahas tentang analisa konsep Pengembangan Kawasan Agrowisata Tlogo-Tuntang dikaitkan dengan kondisi eksisting (potensi eksisting), kebijakan pengembangan wisata oleh pemerintah dan studi banding. BAB V KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya, batasan serta anggapan yang diambil dari kesimpulan guna memperlancar dan mempermudah dalam pembahasan-pembahasan berikutnya. BAB VI PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Membahas dasar pendekatan, pendekatan pelaku dan aktivitas, dan pendekatan fasilitas, pendekatan perencanaan ruang, pendekatan tata ruang luar dan pola sirkulasi, pendekatan fisik bangunan dan pendekatan tapak. BAB VII LANDASAN KONSEPTUAL DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang konsep dara perencanaan dan perancangan, program ruang, luasan, dan besaran tapak.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:19946
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 Aug 2010 09:53
Last Modified:10 Aug 2010 09:53

Repository Staff Only: item control page