PASAR SANDANG PEKALONGAN

HUDANTO, NUR (2005) PASAR SANDANG PEKALONGAN. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
56Kb

Abstract

Sandang merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangt perlu dipenuhi, setelah pangan dan papan. Sandang mulai dipenuhi manusia setelah adanya keinginan untuk melindungi badan saat bepergian. Perkembangan zaman dan teknologi mempengaruhi pula kebutuhan akan sandang, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas lebih dipengaruhi karena pertambahan populasi manusia di dunia ini. Sedangkan segi kualitas dipengaruhi dari rasa kenyamanan yang diinginkan manusia, tentunya tidak lepas dari keadaan ekonomi masing-masing individu. Kebutuhan yang semakin meningkat ini, tentunya juga memerlukan sarana dan prasarana dalam pendistribusiannya. Karena tidak semua orang dapat embuat sendiri sandang yang mereka butuhkan, ada kalanya orang harus berpergian jauh untuk dapat membeli sandang yang dibutuhkannya. Menurut Prof. Pringgodigdo dalam buku Ensiklopedia Umum, proses penyampaian hasil karya dari produsen kepada konsumen disebut perdagangan, dengan difsilitasi berbagai unsure, baik tempat (pasar) maupun pihak perusahaan pendistribusian, dan lain-lain. Perdagangan akan selalu berhubungan dengan tempat dan beberapa fasilitas lainnya, maka kemudian bermunculan tempat-tempat perdagangan sebagai tempat transaksi jual beli. Pada awalnya tempat-tempat perdagangan tumbuh di tempat-tempat strategis, seperti terminal, pelabuhan, pusat kota. Pasar sandang merupakan jenis pasar yang khusus memperdagangkan barang-barang sandang. Pasar sandang menjadi salah satu tempat pendistribusian produk sandang dari produsen, maupun pedagang besar sampai ke konsumen. Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah produsen sandang di kawasan pantai utara Jawa Tengah. Komoditi yang menjadi andalan adalah batik dan kain tenun, yang telah menembus pasar ekspor. Keberadaan pasar sandang di Pekalongan juga berpengaruh besar atas perkembangan aktivitas produksi dan perdagangan sandang Kota Pekalongan. Pasar sandang yang ada di Kota Pekalongan yaitu Pasar Grosir Setono, Pasar Grosir MM, Pasar Grosir Gamer, Pasar Grosir Murah. Semuanya berada di jalur pantura. Pasar-pasar grosir ini muncul karena ada upaya dari para produsen untuk menjaga kualitas harga batik yang mereka produksi. Menurut Kabag. Perindustrian Deperindag Kota Pekalongan, yang sangat mungkin untuk dikembangkan hingga masa mendatang di Kota Pekalongan adalah Pasar Sandang dengan komoditi utama batik dan tenun, baik tenun mesin maupun bukan mesin (ATBM), karena keberadaan industri sandang yang paling dominant di Kota Pekalongan adalah industri batik dan tenun oleh karenanya Pemkot Pekalongan lebih berkonsentrasi mengembangkan industri batik dan tenun, meskipun tidak menutup kemunkinan adanya perkembangan dari tekstil umum (biasa) dan konveksinya. Di Kota Pekalongan dan sekitarnya dirasakan perlu adanya pasar yang dapat mewadahi semua aktivitas perdagangan sandang, dengan memilih batik dan tenun sebagai komoditi utama serta dilengkapi dengan beberapa produk sandang lainnya yang ada di Kota Pekalongan. Dalam perencanaan dilakukan beberapa studi banding karena belum ada pasar khusus sandang yang ideal, maka studi banding diambil dari beberapa pasar sandang dengan kelebihannya dan beberapa kemungkinan permasalahan yang muncul di pasar sandang. Selain itu juga mengambil studi banding di pasar umum (dominan sandang) yang mempunyai fasilitas lengkap dan dapat diterapkan pada pasar sandang untuk menjawab beberapa permasalahan yang mungkin muncul. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur adalah untuk mengungkapkan potensi yang dapat dikembangkan dan masalah-masalah yang timbul sebagai akibat dari perkembangan industri dan aktifitas perdagangan sandang di Kota Pekalongan dengan penganalisaan melalui studi literatur serta studi banding pada beberapa Pasar Sandang. Sedangkan sasaran pembahasan secara umum adalah untuk merumuskan landasan konseptual dan program dasar perancangan untuk menciptakan suatu wadah bagi kegiatan perdagangan sandang di Kota Pekalongan. 1.3. Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan dititikberatkan pada permasalahan mengenai pasar sandang sebagai tempat kegiatan perdagangan dan jasa beserta fasilitas-fasilitas pendukung yang ada dengan skope pelayanan tingkat regional, yaitu Kota Pekalongan. Ilmu pengetahuan yang berada di luar lingkup bidang arsitektur akan tetap dibahas secara garis besar dan sepanjang masih berkaitan serta mendukung masalah utama. 1.4. Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan data melalui observasi lapangan, kepustakaan dan literatur mengenai pasar sandang serta objek yang menjadi analisa (Kota Pekalongan). Pengumpulan data primer, merupakan salah satu langkah yang ditempuh dalam memperoleh data objek secara langsung dengan melakukan: 1. Wawancara Wawancara yaitu dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait, terutama dengan pihak Pengelola Pasar, Dinas Pengelola Pasar Daerah dan Deperindag Kota Pekalongan. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topic. 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsing di lokasi tentang objek yang menjadi acuan (Kota Pekalongan) dan objek yang menjadi studi banding, yaitu Pasar Grosir Setono, Pasar Klewer, Pasar Beringharjo, dan Pasar Tanah Abang. Pengumpulan data sekunder, dimaksudkan untuk memperkuat dan melengkapi data-data yang ada, yaitu berupa studi literature yang berhubungan dengan pasar sandang. Hal ini dilakukan guna mengetahui fasilitas yang dibutuhkan untuk dijadikan acuan dalam perencanaan dan perancangan Pasar Sandang Pekalongan. Kesimpulan yang didapatkan dari analisa pada objek studi banding dijadikan acuan untuk melakukan pendekatan program perencanaan dan perancangan. Beberapa pendekatan yang dilakukan yaitu : 1. Aspek Fungsional Pendekatan fungsional adalah untuk mengetahui fungsi pasar sandang dan menentukan besaran ruang. Pendekatan ini dilakukan dengan mengambil poin-poin pada studi bandingyang dikomparasikan dengan studi literatur. 2. Aspek Kontekstual Pendekatan aspek kontekstual untuk menentukan lokasi Pasar Sandang Pekalongan. Pendekatan dilakukan dengan menganalisa tapak sesuai program pengembangan Kota Pekalongan yang telah direncanakan dalam RDTRK tahun 2003-2013 dengan mempertimbankan beberapa aspek sangat dibutuhkan dalam Pasar Sandang, seperti aksesibilitas, fasilitas pendukung kegiatan pasar, view ke arah tapak. 3. Aspek Kinerja Pendekatan aspek kinerja dilakukan dengan mengacu pada peraturan pada pustaka terutama pada masalah utilitas bangunan, dan menganalisa aspek-aspek yang terdapat pada objek-objek studi banding. Sehingga didapatkan utilitas yang sangat perlu diterapkan di Pasar Sandang Pekalongan. 4. Aspek Teknis Pendekatan aspek teknis mengambil dari studi literature mengenai struktur bangunan, bahan bangunan dan modul kolom. Selain itu juga dianalisa dengan kesimpulan studi banding untuk mendapatkan aspek teknis yang sesuai. 5. Aspek Arsitektural Pendekatan aspek arsitektural dilakukan dengan melihat poin utama dari kegiatan pasar, yaitu berupa perdagangan sandang yang lebih dominant dengan kain batik. Selain itu juga disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, sehingga desain bangunan pasar dapat sesuai dengan desain lingkungan sekitarnya. 1.5. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang dibangunnya Pasar Sandang di Pekalongan yang terdiri dari aktualita, urgensi dan originalitas. Kemudian diikuti tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang pengertian pasar sandang, macam pasar, fungsi pasar, persyaratan pasar dan fasilitas-fasilitas pendukung sebuah pasar sandang, serta teori tentang konsep arsitektur Richard Meier. BAB III TINJAUAN UMUM KOTA PEKALONGAN Menguraikan tentang tinjauan umum, arah perkembangan, dan fungsi utama Kota Pekalongan serta studi banding pada Pasar Grosir Setono, Pasar Klewer Surakarta, Pasar Beringharjo Yogyakarta, dan Pasar Tanah Abang Jakarta yang meliputi kondisi fisik maupun non fisik, serta analisa kelebihan dan permasalahan yang ada pada objek studi banding tersebut. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Membahas tentang kesimpulan, batasan dan anggapan sebagai penyesuaian dalam program pendekatan untuk menentukan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Pasar Sandang di Pekalongan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan analisa fisik bangunan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dimulai dari dasar pendekatan yang menjadi acuan bagi perencanaan dan perancangan sebuah pasar. Juga dilakukan studi terhadap pelaku aktivitas, sirkulasi dan pendekatan ruang, juga dibahas sistem struktur, bahan bangunan, utilitas dan studi modul. BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membahas mengenai konsep perancangan bangunan pasar yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan, dan mengenai program perencanaan yang meliputi lokasi dan tapak terpilih, program ruang serta struktur dan utilitas bangunan.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:19932
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 Aug 2010 09:35
Last Modified:10 Aug 2010 09:35

Repository Staff Only: item control page