WACANA GENDER TERHADAP HUKUM PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA (Analisa Terhadap Hak dan Kewajiban Suami Isteri, Poligami dan Perceraian)

Abstract

Salah satu upaya memperjuangkan nasib kaum perempuan adalah menganalisa kembali isu bias gender yang sudah menjadi kontruksi kokoh di tengah kehidupan masyarakat, apalagi pada masyarakat yang bercorak patriarchal yang menempatkan laki-laki superior dibanding perempuan. Pemahaman bahwa laki-laki lebill kuat, lebih cerdas dan banyak kelebihan lain ada pada din laki-laki, sementara perempuan di pahami sebagai makhluk lemah, tidak kuat, tidak mampu berdiri, tidak mampu mengambil keputusan dan masih banyak kelemahan lain pada din perempuan, telah mengantarkan kepada prilaku masyarakat yang membedakan fungsi dan peran antara anak laki-laki dan perempuan. Manakala pemahaman demikian dipertahankan, maka akan mendatangican diskriminasi perempuan di segala bidang, termasuk bidang hulcum, khususnya Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Dasar huktun perkawinan Islam telah menempatkan laki-laki dan perempuan pada posisi sama untuk pennasalahan NTCR (Nikah, Talak, Cerai Rujuk). Namun apabila dikaji lebih lanjut, temyata ada beberapa poin yang masih terkena bias gender. Pennasalahan Hukum Perkawinan Islam yang di dalamnya terdapat bias gender yakni Hak dan Kewajiban Suami Tsui, Poligami dan Perceraian. Untuk itu penelitian ini bennalcsud meluruskan dan mengungkapkan kembali, selanjutnya di klasifikasikan pennasalahan yang muncul, kemudian di babas dan di analisa dengan beberapa metode pendekatan yaitu pendekatan tafsir, pendekatan sejarah, pendekatan hulcum Islam dan pendekatan huktun nasional. Akhimya di temukan konklusi jawaban analisa obyektif dan permasalahan tersebut.