MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BOGOR

FAHREZA, IRSYAD (2004) MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BOGOR. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
62Kb

Abstract

Indonesia, di dalam batas wilayahnya sebagai Negara “maha-rgam-hayati” memiliki banyak potensi alam dengan iklim tropisnya. Hutan propis Indonesia memiliki luas terbesar kedua setelah Brazil dan menyimpan banyak sekali kekayaan flora. Dari spesies tanaman yang ada, Indonesia memiliki ± 35.000 spesies tanaman, dan sampai saat ini baru 4.000 jenis yang diketahui manfaatnya secara langsung oleh masyarakat, dengan hanya 25% saja yang telah dibudidayakan. Hal ini tentu relative sedikit mengingat keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat tinggi dan tak ternilai harganya. Dalam sejarah perkembangan manusia, tumbuhan telah memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan budaya mereka. Suku-suku bangsa telah mengembangkan (membudidayakan) sendiri, untuk diadaptasi dengan lingkungannya masing-masing, tumbuhan yang tumbuh disekitarnya, untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka akan pangan, sandang, papan, dan kebutuhan lainnya.(Riswan, 1992). Akhir-akhir ini semakin banyak ilmuan yang mulai tertarik untuk mengkaji pengetahuan pribumi (indigenous knowledge) dan pemahaman alam sekitar oleh masyarakat setempat. Kenyataan membuktikan bahwa pengetahuan masyarakat yang telah teruji secara turun temurun ini tidak sedikit sumbengannya terhdap kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun saat ini masih banyak pemanfaatan flora secara tradisional oleh suku-suku bangsa Indonesia yang belum terdokumentasi dan terkaji secara mendalam, melalui ekonomisasi botani, dapat dijadikan salah satu sarana guna peningkatan ekonomi dan bahkan sebagai sumber devisa negara. Salah satu contoh nyatanya adalah perkembangan pada industri jamu. Etnobotani, sebagai cabang ilmu yang khusus mempelajari hubungan timbale balik menyeluruh antara suatu etnik atau kelompok masyarakat dengan sumber daya alam beserta tumbuhan dan lingkungannya, mempunyai peranan penting dalam upaya pelestarian pengetahuan tradisional masyarakat Indonesia. Pendokumentasian melalui pengumpulan artefak etnobotani tenang pemanfaatan jenis tumbuhan oleh masyarakat Indonesia yang selanjutnya disimpan sebagai koleksi Museum Etnobotani Indonesia (MEI), dapat menjadi sarana dalam rangka membina kepribadian bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa. MEI didirikan untuk memberi gambaran kepada generasi muda dan generasi berikutnya tentang manfaat berbagai jenis tumbuhan yang ada di Indonesia dan digunakan oleh masyarakat Indonesia dari masa ke masa. Selain itu, melalui MEI dharapkan pula dapat memberikan rangsangan keingintahuan dan ketertarikan kepada generasi muda dan anggota masyarakat lainnya terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan berguna di Indonesia. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dapat menjadi pendorong untuk lebih mendalami dan selanjutnya mengembangkannya. Di Indonesia saat ini terdapat Museum Etnobotani Indonesia yang menggambarkan hubungan antara keanekaragaman hayati dengan kehidupan suku-suku di Indonesia, denganmateri koleksi seperti pakaian wanita Dayak, “koteka” dari Irian, senjata khas suku Toraja, dan lainnya. Jumlah koleksi yang dipamerkan pada museum ini ada sekitar 1.200 jenis. Saat ini kondisi museum masih jauh dari representative sebagai pusat dokumentasi dan narasumber pengetahuan masyarakat Indonesia tentang pemanfaatan dan pengelolaan berbagai jenis tumbuhan tropika. Perlu adanya tindakan aktif untuk menjaga kelangsungan museum agar tetap eksis, sehingga konservasi terhadap artefak-artefak atau realia etnobotani dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, sebelum semuanya menjadi hilang sama sekali. Museum Etnobotani Indonesia berada dikota Bogor, dimana kota ini merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia yang banyak dilirik oleh wisatawan domestic maupun mancanegara. Keberadaan MEI sangat berpotensi bagi pengembangan wisata ilmiah yangada dikota tersebut, dimana kota Bogor memiliki lokasi yang strategis dan sangat memungkinkan bagi berdirinya museum etnootani, ditunjang dengan adanya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, khususnya Puslitbang Biologi sebagai induk organisasi, kedekatan dengan institusi biologi dan pertanian beserta para ahlinya, serta potensi wisata kota Bogor yang sangat mendukung. MEI dpat pula menjadi sarana wisata ilmiah yang terangkai dengan koleksi ex-situ Kebun Raya Indonesia dan mUseum Zoologi Bogor. MEI saat ini berada pada satu bangunan dengan bidang botani LIPI di gedung Herbarium Bogoriense. Bidang Botani LIPI pada saatnya nanti akan dipindah ke lokasi baru di Cibinong tayang direncanakan sebagai Pusat Study Hayati, sementara bekas lokasi bangunan Herbarium Bogoriense akan dimaksimalkan untuk MEI. Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa di Bogor dibutuhkan suatu wadah untuk memperdalam pengetahuan mengenai pemanfaatan flora oleh masyarakat Indonesia sekaligus sebagai pusat data dan informasi yang mengandung unsure edukatif dan rekreatif dan seuai dengan pengembangan wisata ilmiah di Bogor. Untuk menjawab hal tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan Museum Etnobotani Indonesia di Bogor. Hal ini perlu ditunjang dengan penampilan arsiektur yang tepat, sehingga dapat menampilkan museum etnobotani sebagai fasilitas rekreatif edukatif sekaligus juga fasilitas penelitian yang bercitra alamiah (natural), teknologis, dan dinamis. Dengan pertimbangan itu maka dipilihlan penekanan desain arsitektur Frank LIoyd Wright, dalam hal ii arsitektur organic yangdianggap paling tepat untuk diterapkan. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Merencanakan dan mrancang Museum Etnobotani Indonesia di Bogor yangdapat menampung kegitan museum serta menunjang prkembangan edukasi, konservasi dan administrasi yang mampu memberikan suatu kondisi yang aman, nyaman dan menarik sebagai penggunanya. 2. Sasaran Tersusunnya ussulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Museum Etnobotani Indonesia di Bogor berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspects). C. Manfaat 1) Manfaat Subyektif a. Untuk memenuhi saah satu persyaratan mengikuti Tugas akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. b. Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan desain arsitektur yang merupakan bagian tag terpisahkan dari proses Tugas Akhir. 2) Manfaat Obyektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir maupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan teadapnya. D. Ruang Lingkup Pembahasan 1. Ruang Lingkup Substansial Berisi tentang informasi lingkup perencanaan dan perancagan Museum Etnobotani Indonesia di Bogor, termasuk dalam kategori bangunan tunggal, yan dilengkapi dengan fasilitas umum dan prsarana kawasan tersebut sesuai dengan ruang lingkup arsitektur. Pembahasan dibatasi pada pengertian umum, sedangkan pada perancnannya dititikberatkan pada bangunan Museum Etnobotani Indonesia secara keseluruhan yang mencakup aspek kontekstual, spek fungsional, aspek teknis, aspek kineja, dan aspek arsitektural. Permasalahan diluar bidang arsitektur, sejauh masih melatarbelakangi, mendasai dan berkaitan dengan factor-faktor perecanaa fisik akan dibahas secara garis besar dengan asumsi yang rasional dan logis. 2. Ruang Lingkup Spasial Penentuan lokasi perencanan dilakukan melalui penilaian terhadap criteria-kriteria penetuan lokasi dan tapak, dengan mempeertimbangkan potensi dan permasalahan, baik secara umum secara khusus yang mengarah pada terpilihnya lokasi dan tapak yang tepat bagi perencanaan dan perancangan Museum Etnobotani Indonesia di Bogor. E. Metode Pembahasan Digunakan metode deskriptif dokumentatif dengan memadukan data primer dan sekunder, yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi, untuk selanjtnya dianalisa berdasarkan teori dan standar untuk memperoleh suatu hasil berupa program dasar perencanaan dan konsep dasar perancangan Museum Etnobotani Indonesia pada tapak perencanaan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Observasi lapangan Dilakukan dengan pengematan langsung terhadap bangunan Museum Etnobotani Indonesia di Bogor untuk mendapatkan data primer mengenai kondisi umum, tugas dan fungsi, pelaku, fasilitas ruang, materi koleksi, tema peragaan dan teknik penyajian, sistem utilitas, lokasi dan tapak bangunan, yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan yang akan dilakukan. b. Studi literature Diperoleh dengan mengumpulkan data dan mempelajari literature guna memperoleh data sekunder dari buku-buku, majalah dan sumebr lain yang berhunungan dengan judul dan permasalahan serta mengumpulkan data informasi dan peta dari instansi-instansi yang terkait. c. Wawancara Dengan mengadakan wawancara trhadap pihak-pihak terkait untuk melengkapi data primer dan sekunder yang berhubungan dengan judul dan permasalahan. Wawancara dilakukan terhadap : 1) Ibu Muliyati rahayu, selaku Kepala Museum Etnobotani Indonesia 2) Bapak Sangiran, selaku staf dan guide Museum Etnobotani Indonesia 3) Bapak DR. Eko Baroto Walujo, selaku Kepala Bidang Botani Puslitbang Biologi LIPI. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan naskah LP3A adalag sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Memuat latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Meninjau mengenai pengertian Museum Etnobotani Indonesia dan hal-hal lainnya yang tekait dengan pembahasan berdasarkan studi literature dengan didukung tinjauan terhadap obyek studi banding. BAB III TINJAUAN MUSEUM ETNOBOTANI Indonesia DI BOGOR Memaparkan tinjauan mengenai Museum Etnobotani Indonesia di Bogor, rencana pengembangan dan tinjauan Kota Bogor, mencakup data-data fisik yang mendukung dalam perencanaan dan perancangan Museum Etnobotani Indonesia di Bogor. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Menjelaskan batasan dan anggapan yangdidapat dari kajian permaalahan, berdasarkan tinjauan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, sebagai acuan untuk melakukan analisa. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BOGOR Menguraikan analisa dan pendekatan perencanaan dan perancangan arsitektur yang mencakup dasar-dasar pendekatan (aspek-aspek perancangan, penekanan desain arsitektur organic dan lain sebagainya yang relevan denga kajian) yang mengacu pula pada kajian teori dan standarisasi yang berlaku untuk mendapatkan besaran ruang serta pendekatan pemilihan lokasi dan tapak. BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN KONSEP DASAR PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BOGOR Berisi konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan secara garis besar sebagai kelanjutan proses pendekatan arsitektur yang akan menjadi penduan dalam proses desain.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:19842
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:09 Aug 2010 13:51
Last Modified:09 Aug 2010 13:51

Repository Staff Only: item control page