PERAN PMO KELUARGA DALAM KEBERHASILAN PENGOBATAN TBC DI BP4 SEMARANG

KRISNAWATI , UPIK (2005) PERAN PMO KELUARGA DALAM KEBERHASILAN PENGOBATAN TBC DI BP4 SEMARANG. Undergraduate thesis, http://undip.ac.id/.

[img]
Preview
PDF - Published Version
9Kb

Official URL: http://www.fkm.undip.ac.id/

Abstract

Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TBC adalah pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu yang diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TBC terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance (MDR). Di BP4 Semarang, dari data yang diambil dari laboratorium BP4 dari 24 BTA positif yang dilakukan resistensi test ditemukan 6 pasien yang resistensi, ini artinya 25 % kasus MDR. TBC bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi masyarakat khusus nya keluarga. Resiko penularan setiap tahun dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1 - 3%, diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100.000 penderita tuberkulosis setiap tahun dimana 50 penderita adalah BTA positif. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TBC adalah daya tahan tubuh yang rendah diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS. Penelitian ini untuk mengetahui peran PMO keluarga dalam keberhasilan pengobatan TBC di BP4 Semarang, untuk mengetahui karakteristik PMO keluarga, hubungan antara pengetahuan PMO keluarga mengenai TB paru, hubungan antara sikap PMO keluarga terhadap kegiatan pendampingan minum obat, hubungan antara praktek PMO keluarga dalam pengawasan penderita TB paru dan mengetahui hubungan ketiganya dengan keberhasilan pengobatan TBC. Metode yang digunakan adalah eksplanatori (penjelasan) dengan pendekatan rancangan Cross Sectional. Sampel sebanyak 45 orang PMO keluarga penderita Tuberkulosis paru dengan BTA positif kasus baru yang diobati pada tahun 2004 di Kota Semarang dan sudah dievaluasi sampai bulan Juni tahun 2005 dan diambil dengan metode simple random sampling. Pengetahuan responden sebagian besar baik (55,5%), sikap responden sebagian besar kurang baik (46,6%), praktek responden sebagian besar baik (62,2%). Pengetahuan PMO keluarga mengenai TB paru kurang terhadap keberhasialan pengobatan yang tidak berhasil memiliki proporsi lebih besar (80%), sikap PMO keluarga terhadap kegiatan pendampingan minum obat yang setuju terhadap keberhasilan pengobatan yang berhasil memiliki proporsi lebih besar (86,7%), Praktek PMO keluarga dalam pengawasan penderita TB Paru yang tidak baik terhadap keberhasilan pengobatan yang tidak berhasil memiliki proporsi kurang dari dua pertiga (63,3%). Kesimpulan, hubungan antara pengetahuan dan sikap PMO keluarga mengenai TB Paru dengan keberhasilan pengobatan TBC signifikan, sedangkan hubungan antara praktek PMO keluarga dalam pengawasan penderita TB Paru dengan keberhasilan pengobatan TBC tidak signifikan. Saran, bagi masyarakat untuk pengetahuan PMO keluarga mengenai TB paru yang sudah baik, keluaga atau masyarakat seharusnya memberikan dukungan dalam keberhasilan pengobatan dengan mau jadi PMO sehingga keberhasilan pengobatan bisa dicapai secara maksimal; untuk sikap PMO keluarga yang sudah baik, keluarga atau masyarakat senantiasa terbuka dan menambah pengetahuan penyakit TB paru sehingga tidak menimbulkan sikap yang salah karena persepsi yang tidak benar, untuk keberhasilan pengobatan pasien TB merupakan tanggung jawab bersama antara PMO keluarga, penderita dan petugas kesehatan selaku penanggung jawab program. Bagi BP4 Semarang, meningkatkan kualitas petugas kesehatan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat yang mendukung keberhasilan pengobatan. Kata Kunci: PMO keluarga, keberhasilan pengobatan, TBC

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:19191
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:06 Aug 2010 09:39
Last Modified:06 Aug 2010 09:39

Repository Staff Only: item control page