Pengelolaan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) pada Perairan Pesisir Teluk Lampung di Sekitar Unit Pembenihan Udang Intensif PT. Centralpertiwi Bahari Lampung Selatan

Puspitasari, Dessy (2010) Pengelolaan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) pada Perairan Pesisir Teluk Lampung di Sekitar Unit Pembenihan Udang Intensif PT. Centralpertiwi Bahari Lampung Selatan. Undergraduate thesis, UNDIP.

[img]
Preview
HTML
8Kb

Abstract

Perikanan tangkap yang tidak bisa diharapkan terus menerus membuat masyarakat menempuh jalur budidaya. Kegiatan akuakultur dengan penebaran benur yang padat mengakibatkan sisa kotoran menumpuk. Sisa kotoran ini telah memproduksi limbah yang cukup banyak antara lain nutrien dan sampah organik dari sisa pakan maupun feses. Akibat rusaknya lingkungan, berbagai penyakitpun bermunculan salah satunya Infectious Myonecrosis Virus (IMNV). IMNV disebabkan oleh virus jenis RNA (Ribo Nucleic Acid). Jika dibandingkan dengan White Spot Syndrome Virus (WSSV), IMNV jauh lebih ganas. Hal ini yang menjadi dasar penelitian tentang IMNV. Materi genetik dari IMNV tersusun atas RNA yang mudah bermutasi, sehingga sampai saat ini belum ditemukan cara penyembuhan yang efektif karena sifat dari RNA yang labil. Sedangkan untuk WSSV, materi genetiknya berupa DNA yang lebih stabil. Selain itu juga partikel virus IMNV dapat bertahan hidup lebih lama daripada partikel virus WSSV yang hanya dapat bertahan dalam beberapa hari sehingga dapat dikatakan bahwa IMNV mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menyebar lebih luas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan dilihat dari suhu dan salinitas pada tempat yang berbeda serta mengetahui keberadaan dan tingkat penyebaran Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) di perairan pesisir Teluk Lampung. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel udang dan sampel air yang diambil di perairan pesisir Teluk Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu suatu cara penelitian deskriptif yang menguraikan suatu keadaan dalam suatu komunitas dengan mengambil sebagian dari objek yang diteliti atau populasi sebagai sampel. Lokasi pengambilan sampel terdiri dari 2 stasiun. Stasiun 1 terdiri dari 4 titik pengambilan sampel dan 3 titik pengambilan sampel pada stasiun ke 2 dengan masing-masing 3 kali pengambilan pengulangan. Sampel udang yang diperoleh kemudian dianalisa dengan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui apakah sampel udang tersebut terinfeksi IMNV atau tidak. Sedangkan sampel air digunakan sebagai parameter pendukung untuk mengetahui kisaran suhu dan salinitas perairan. Hasil pengukuran suhu di perairan pesisir Teluk Lampung pada stasiun I adalah 27,5-35 °C dan 32-36 °C, sedangkan salinitasnya adalah 30-31 ppt pada stasiun I dan 24-30 ppt pada stasiun II. Hasil pengukuran suhu dan salinitas tersebut menunjukkan kisaran suhu dan salinitas yang mendukung virulensi IMNV. Akan tetapi dari hasil uji PCR terhadap sampel-sampel udang menunjukkan hasil negatif terinfeksi IMNV. Hal ini dapat diartikan bahwa perairan masih relatif tidak tercemar oleh virus, setidaknya tidak ditemukan adanya penularan IMNV melalui udang liar. Cara pencegahan agar terhindar dari penularan IMNV yaitu dengan diterapkannya sistem biosecurity. Kata kunci: Udang Liar, IMNV, Suhu, Salinitas, Biosecurity

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords:Pengelolaan, Infectious Myonecrosis Virus, Pembenihan Udang
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Fisheries
ID Code:19190
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:09 Aug 2010 13:41
Last Modified:09 Aug 2010 13:41

Repository Staff Only: item control page