MAYAM, REGINA (2005) GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 41Kb |
Abstract
Indonesia sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, menghargai dan melindungi hak warga negaranya dalam beragama. Hak beragama tersebut dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 Ayat 2. pemerintah Indonesia mengakui 5 agama yang berkembang di Indonesia. Salah satu ajaran agama yang diakui adalah Agama Katolik. Pusat kehidupan umat Katolik adalah Kristus yang kehadiran-Nya diwujudkan dalam sakramen. Sakramen merupakan inti kehidupan iman Katolik. Untuk mewujudkan Gereja sebagai tanda dan sarana persatuan dengan Allah dan sarana persatuan seluruh umat manusia melalui penerimaan sakramen-sakramen maka dibutuhkan tempat ibadah yang disebut ‘gereja’. Gereja merupakan tempat beribadah bagi umat Katolik yang berfungsi sebagai wadah kegiatan peribadatan umatnya yang biasa dilakukan pada hari minggu. Selain untuk mewadahi kegiatan peribadatan, gereja diharapkan dapat menghadirkan suasana yang mendukung umatnya menjalani ibadah misa, karena itu gereja sebaiknya juga melengkapi dirinya dengan prasarana pendukung kehidupan rohani umatnya, seperti ruang tempat sekolah minggu, ruang berkumpul untuk kegiatan-kegiatan kerohanian dan sosial lainnya di luar misa perayaan Ekaristi. Gereja Santo Yusup Batang telah berdiri cukup lama, ±37 tahun, diwilayah kota Batang sebagai gereja stasi dan diresmikan sebagai gereja paroki tiga tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 17 Juli 2002. Sejalan dengan bertambahnya umat dan banyaknya kegiatan lain yang muncul, gedung gereja mengalami perkembangan. Bangunan gereja yang semula cukup untuk menampung sekelompok kecil umat, tidak cukup untuk menampung jumlah umat yang semakin bertambah, seluruh umat paroki Santo Yusup Batang sangat mengharapkan adanya gedung gereja yang baru yang cukup untuk mewadahi kegiatan peribadatan dan kegiatan kerohanian lainnya, karena bangunan yang sekarang tidak mungkin lagi dipugar ataupun ditambah luasnya, selain itu perlu adanya fasilitas lain sebagai petugas gereja dalam melayani masyarakat. Berdasarkan deskripsi tersebut maka perlu suatu perencanaan dan perancangan komplek Gereja Paroki Santo Yusup Batang yang representative dimana dalam kompleks tersebut direncanakan akan dilengkapi dengan ruang-ruang penunjang seperti : rumah pastor, ruang pengurus dan seksi-seksi dan ruang-ruang pelengkap (balai kesehatan, ruang pelatihan, rumah pelengkap, dll). Dengan demikian diharapkan pembangunan komplek gereja ini akan menampung segala kegiatan gereja sesuai dengan kebijakan, strategi, misi dan visi dari gereja tersebut. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan yang ingin dicapai adalah merencanakan Gereja Paroki Santo Yusup Batang sebagai wadah yang ideal bagi umat Paroki Santo Yusup Batang untuk melaksanakan ibadat dan juga sebagai sarana persatuan dan saling melayani diantara umat serta sarana pelayanan sosial umat kepada masyarakat sekitar. Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan dasar-dasar perencanaan dan perancangan Gereja Paroki Santo Yusup Batang sebagai sarana peribadatan dan aktivitas sosial. C. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan subtansial dalam LP3A ini adalah ilmu arsitektur, terutama bangunan massa banyak yang berkaitan dengan perencanaan Gereja Paroki Santo Yusup Batang. Hal-hal di luar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sejauh masih berkaitan dan mendukung permasalahan utama. D. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis, yaitu dengan menggali dan mengkaji data-data yang ada, baik data primer yang diperoleh melalui survey lapangan dan wawancara maupun data sekunder yang diperoleh melalui studi literature, kemudian data yang ada dianalisa untuk mendapatkan suatu program sebagai landasan perencanaan dan perancangan. Data primer diperoleh melalui survey lapangan ke Gereja Paroki Santo Yusup Batang, wilayah Kota Batang, ke obyek studi banding serta ke pihak yang terkait. Selin itu juga melakukan wawancara dengan pengurus paroki Santo Yusup Batang, pengurus Keuskupan Agung Purwokerto, dan pengurus obyek studi banding. Data sekunder diperoleh melalui studi literature, yaitu yang berkaitan dengan tinjauan umum Agama dan Gereja Katolik Paroki, penekanan desain, tinjauan lokasi, dan standar besaran ruang. E. Sistematika Pembahasan Sistematika yang digunakan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode dan sistematika pembahasan BAB II TINJAUAN UMUM GEREJA PAROKI Berisi pengertian, falsafah dan perkembangan Agama dan Gereja Katolik di dunia dan di Indonesia. Juga berisi sifat dan ciri gereja, hierarki, hierarki structural, kegiatan liturgy, perkembangan bentuk gereja, tinjauan umum gereja Katolik Paroki dan studi banding Gereja St. Petrus Pekalongan dan Gereja St. Athanasius Agung Semarang. BAB III TINJAUAN KHUSUS GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Berisi Tinjauan Umum Kabupaten Batang dan Gereja Paroki Santo Yusup Batang beserta fasilitas yang ada. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi batasan dan anggapan yang akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan Gereja Paroki Santo Yusup Batang. BAB V PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang pendekatan perencanaan dan perancangan Gereja Paroki Santo Yusup Batang yang mencakup pendekatan aktivitas, pendekatan pelaku, standar besaran ruang serta struktur dan utilitas. BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang tinjauan konsep dasar perancanan dan factor-faktor penentu perancangan dengan pendekatan arsitektural Tadao Ando.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 19084 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 06 Aug 2010 05:45 |
Last Modified: | 06 Aug 2010 05:45 |
Repository Staff Only: item control page