PENENTUAN PRIORITAS LOKASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK DENGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) SPASIAL (Studi Kasus Kab.Bandung, Kab.Subang dan Kab.Tasikmalaya)

Abstract

Penentuan lokasi Pendaftaran Tanah Sistematik (PTS) Land Management and Policy Development Program (LMPDP) yang hanya berdasarkan usulan dari Kantor Pertanahan dan persentase bidang tanah bersertipikat tanpa memperhatikan kesesuaian dengan potensi daerah tersebut, cenderung dapat menimbulkan persoalan seperti tidak tercapainya target sertipikasi massal serta bias dari tujuan pensertipikatan massal tersebut. Disinilah letak pentingnya penentuan prioritas lokasi PTS LMPDP. Metode yang digunakan dalam penetuan prioritas lokasi menjadi penting agar dapat mencapai tujuan pendaftaran tanah sistematik itu sendiri. Dalam penelitian ini diusulkan suatu metode penentuan prioritas lokasi PTS LMPDP dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) spasial, dengan mengambil studi kasus adalah lokasi PTS LMPDP di, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang dan Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan metode untuk penentuan prioritas lokasi PTS LMPDP menggunakan metode AHP dan SPK Spasial. Penentuan bobot kriteria kriteria untuk AHP diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 3 orang pejabat (aktor) yaitu Penanggung Jawab Komponen C LMPDP, Kepala Bagian Kendali Mutu pada Project Management Unit LMPDP serta Kepala Kantor Pertanahan yang dinilai ahli dan mengetahui dengan baik mengenai kriteria tersebut (expert choice). Hasil kuesioner kemudian diolah dan diekstrak untuk menghasilkan bobot serta dilakukan pengujian konsistensi terhadap jawaban kuesioner tersebut. Dari matriks perbandingan berpasangan antara kriteria dan alternatif pilihan lokasi maka dapat dihasilkan bobot yang menunjukkan prioritas lokasi terpilih. Kata kunci : Lokasi Pendaftaran Tanah Sistematik, AHP, SPK Spasial