ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN DAN MANDIRI DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

Yunus, Rita (2009) ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN DAN MANDIRI DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH. Masters thesis, PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
809Kb

Abstract

This research is done for analyzing the different average income, analyzing the allocation of factors affected the production, technical efficiency, price efficiency/allocation and economical efficiency of broiler poultry for both partnership and independent model. Data used is the production of one raising period of broiler poultry both partnership and independent model start from December 2008-February 2009 in Palu, Central Sulawesi. Analysis model used is Stochastic Frontier Cobb-Douglas with Battese & Coelli model (1995) Technical efficiency Effect Model as the other option. This research found that Independent broiler poultry, have higher income level compare with partnership model, it is showed with R/C ratio value of independent poultry is 1.26 higher compare with partnership poultry with ratio value 1.06. in this case, independent poultry is better than partnership poultry. From the research through production factor showed that chickens variable (DOC) and food significantly effected toward α= 1% and positively connected with production, with high coefficient. It means that increased chickens (DOC) or food will raise the production. On the other hand, the limitation of vaccination variable, medicine and vitamin also affected, but it shows negative relationship toward production. The other variable affected toward α=5% and positive relationship toward production are employees and fuel, because the poultry ability in managing the husbandry is very important for the success of production. fuel factor also important for heating the brooder so the chicken seeds(DOC) will perfectly raised. While the electricity and the coop are not affected the production. Technical efficiency Analysis reached by broiler poultry is 0.868 in a whole. While the factors toward α=10% affected the Technical Efficiency is the age of the poultry. The young poultry have higher productivity so it will add the technical efficiency, while experiences, sex and education level are not affecting the technical efficiency. Price/allocation Efficiency analysis of partnership and independent model shows that both of them are not efficient enough, while means of each efficiency level is 1.816 and 1.838. Because the technical efficiency and the price are not reached yet, so economical efficiency is 1.587 and 1.593 (>1) shows that broiler poultry both partnership and independent model are not economically efficient. Whole research implies that there are many things to do for allocating the production factors more efficient in order to get maximum production. Efisiensi dalam usaha sangat menentukan keberhasilan pengelolaan usaha peternakan ayam ras pedaging agar mampu menghasilkan produk yang bisa bersaing dipasar, dan sekaligus membuka peluang kesempatan kerja serta memberikan pendapatan bagi peternak pola kemitraan dan mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pendapatan rata-rata, menganalisis alokasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sekaligus tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri. Data yang digunakan adalah data produksi selama satu periode pemeliharaan seluruh usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri antara Desember 2008 - Februari 2009 di Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah. Model analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Stochastic Frontier Cobb-Douglas model Battese and Coelli, 1995 dengan opsi Technical Efficiency Effect Model. Hasil penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan uji beda t test peternak ayam ras pedaging mandiri memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang berbeda dibanding peternak pola kemitraan, hal ini ditunjukkan dengan nilai R/C ratio peternak mandiri sebesar 1,26 lebih tinggi dibanding peternak pola kemitraan yang hanya sebesar 1,06. Dalam hal ini peternak yang berusaha secara mandiri lebih menguntungkan daripada peternak yang menjadi anggota pola kemitraan. Hasil uji terhadap faktor produksi menunjukkan bahwa variabel bibit ayam (DOC) dan pakan berpengaruh nyata (significant) pada α=1% dan berhubungan positif dengan produksi, dengan nilai koefisien yang cukup besar, yang artinya bahwa pertambahan bibit ayam (DOC) atau pakan akan meningkatkan produksi, sedangkan variabel vaksin, obat dan vitamin juga berpengaruh nyata namun menunjukkan hubungan yang negatif terhadap produksi, artinya bahwa perlu adanya pembatasan penggunaan vaksin, obat dan vitamin agar produksi bisa optimal. Selain itu variabel lain yang juga berpengaruh nyata pada α=5% dan berhubungan positif dengan produksi adalah tenaga kerja dan bahan bakar, karena kemampuan peternak dalam manajemen usaha memang sangat menentukan tingkat keberhasilan peternakannya, demikian pula dengan faktor produksi bahan bakar karena merupakan sumber pemanas indukan ayam “brooder” agar bibit ayam (DOC) bisa tumbuh dan menghasilkan daging dengan sempurna. Namun listrik dan luas kandang tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produksi ayam ras pedaging. Analisis efisiensi teknis yang dicapai peternak ayam ras pedaging secara keseluruhan adalah sebesar 0,868. Selain dipengaruhi secara nyata oleh faktor produksi bibit; pakan; vaksin, obat dan vitamin; tenaga kerja dan bahan bakar, namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi, dan yang secara nyata pada α=10% mempengaruhi efisiensi teknis adalah tingkat umur peternak, dimana peternak berusia muda memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi maka akan menambah efisiensi teknis, sedangkan faktor pengalaman, jenis kelamin dan tingkat pendidikan walaupun tidak berpengaruh secara nyata namun menunjukkan hubungan yang sesuai terhadap pencapaian tingkat efisiensi teknis. Pencapaian efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis pada peternak pola kemitraan sebesar 1,816 dan 1,587, sedangkan efisiensi harga/alokatif peternak mandiri adalah sebesar 1,838 dan efisiensi ekonomis sebesar 1,593. Secara keseluruhan kedua usaha ternak tersebut belum mencapai tingkat efisiensi frontier. Namun bagi peternak pola kemitraan efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis tidak menjadi suatu hal penting yang harus dicapai karena pada usaha ternak pola kemitraan harga input dan harga output sudah ditentukan oleh pihak inti (perusahaan) dan peternak hanya menerima saja. Lain halnya dengan peternak mandiri yang dengan bebas dapat memilih dan menentukan kombinasi harga faktorfaktor produksi yang mereka gunakan Secara keseluruhan, hal tersebut mengimplikasikan bahwa masih perlu adanya upaya-upaya peternak untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi lebih efisien agar bisa mencapai hasil produksi yang optimum.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HC Economic History and Conditions
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Economics and Development Studies
ID Code:18874
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:05 Aug 2010 12:52
Last Modified:05 Aug 2010 12:52

Repository Staff Only: item control page