PIPI DAMAYANTI, NOVI (2004) RUMAH SUSUN BURUH INDUSTRI KECIL PENGASAPAN IKAN DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 57Kb |
Abstract
Kota Semarangn sebagai ibukota Propinsi Jawa Tengah, berkembang dengan pesat sebagai pusat aktifitas dari kota-kota lain di Jawa Tengah. Pesatnya pembangunan di kota ini mengakibatkan perkembangan ekonomi, social dan pemekaran kota serta bermunculannya kawasan industri dari industri kecil, menengah, sampai besar, sehingga membutuhkan penataan ruang untuk mewujudkan pertumbuhan baru di wilayah Kota Semarang untuk menciptakan kawasan industri yang ramah lingkungan. Antara tahun 1990 sampai 1997 terjadi peningkatan jumlah unit usaha industri sebesar 3,82%. Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia di Tahun 1997, mengakibatkan banyak industri yang gulung tikar. Tercatat antara tahun 1997 sampai 2000, presentase jumlah industri di kota Semarang cenderung menurun sebesar 0,6% (Data statistic Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang). Setelah tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali stabil, sehingga banyak industri yang berdiri. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan jumlah industri tahun 2003, sebesar 2.324 unit (Wawancara dengan Bp. Pramono, Kasubbag Perindustrian Kota Semarang). Adanya kawasan industri di suatu wilayah menimbulkan proses industrialisasi. Gejala ini menyebabkan berbagai tuntutan, salah satunya yaitu kebutuhan akan tenaga kerja yang jumlahnya tergantung dari skala usahanya. Dari sejumlah industri dengan skala usaha yang berbeda, terdapat industri yang berkembang di Kota Semarang yaitu industri kecil. Berkembangnya jenis usaha ini karena permintaan pasar yang semakin meningkat, adanya dukungan pemerintah melalui bantuan modal, dan kemudahan lainnya. Apalagi industri kecil dapat memperkuat struktur industri, mendorong terciptanya lapangan kerja baru serta dapat menghasilkan produk sesuai kebutuhan konsumen (Kompas, 25 April 2003). Hasil pemantauan pertengahan masa krisis tahun 1999 sampai akhir tahun 2003, di Kota Semarang terdapat 855 unit usaha sentra industri kecil dengan 2.514 tenaga kerja (Data Disperindag Kota Semarang). Tenaga kerja yang bekerja pada industri kecil atau sering disebut buruh industri kecil ini selain dari penduduk setempat, juga berdatangan dari luar daerah. Kelompok masyarakat dari luar derah ini akan meningkat sejalan dengan proses industrialisasi karena dipengaruhi oleh factor penarik (pull faktor) di kota yaitu adanya sejumlah fasilitas yang lengkap dan kesempatan kerja yang lebih terbuka. Pada umumnya, penduduk dari golongan ini berasal dari lapisan bawah. Mereka membutuhkan tempat tinggal yang dekat dengan lokasi kerjanya. Dari kondisi ini, mengakibatkan peningkatan arus urbanisasi. Tercatat bahwa peningkatan rata-rata buruh industri di Kota Semarang dari tahun 1998 sampai 2002 sebesar 3,95% (Kota Semarang Dalam Angka, 2002). Peningkatan ini menjadikan tidak seimbangnya antara kebutuhan tempat tinggal dengan daya tampung lahan yang tersedia. Akibatnya, lahan lahan semakin sempit sehingga harga tanah meningkat terutama di perkotaan sehingga pemukuman padat dengan kondisi fisik rumah kurang sehat tidak dapat dihindarkan. Pemukiman bagi buruh industri kecil memang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan suatu industri. Seperti pada permukiman industri kecil pengasapan ikan di Kota Semarang. Industri kecil ikan asap ini merupakan salah satu industri yang ditangani secara tradisional sejak zaman dulu sampai sekarang. Proses produksinya ada yang dilakukan di halaman rumah, namun ada pula yang dilakukan di dalam rumah. Sejalan dengan perkembangan pemikiran akan dampak bagi manusia, maka beberapa unit usaha tersebut sudah membuat unit pengolahan ikan asap tersendiri yang dilengkapi dengan cerobong asap. Industri pengasapan ikan di Semarang, sebagian besar merupakan unit usaha perorangan. Usaha mereka bermodal kecil sampai menengah dan produknya tidak hanya dipasarkan di sekitar Semarang saja, namun juga di luar propinsi. Mayoritas masyarakatnya hanya menguntungkan hidupnya pada industri pengasapan ikan. Kondisi ini menyebabkan lingkungan permukimannya menjadi padat karena keterbatasan lahan yang ada. Dampak lain yang timbul dari proses pengasapan ikan yaitu asap yang dihasilkan akan berdampak buruk bagi kenyamanan dan kesehatan perajin, juga bagi permukiman sekitar karena lingkungan menjadi kurang sehat, tidak nyaman, dan kumuh. Oleh karena itu, agar para buruh/ pekerja dapat bekerja dengan nyaman, teratur, bersih, walaupun dengan keterbatasan lahan maka solusinya yaitu membuat hunian secara vertical. Dari uraian di atas, maka di Kota Semarang dibutuhkan suatu permukiman tempat tinggal bagi buruh industri kecil pengasapan ikan yang dekat lokasi usaha mereka sesuai dengan kebutuhan dan keterjangkauannya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan dan perancangan Rumah Susun Buruh Industri Kecil Pengasapan Ikan di Semarang, yaitu tempat hunian khusus buruh industri kecil pengasapan ikan, dilengkapi dengan sarana prasarana dan sekaligus dekat dengan lokasi kerja/ usaha. Sebagai pendekatan penekanan desain, perlu diketahui bahwa rumah susun yang direncanakan yaitu untuk buruh industri kecil pengasapan ikan yang mempunyai kelas ekonomi menengah bawah, serta demi kenyamanan tempat tinggal para pekerja maka salah satu upaya untuk memberikan solusi secara arsitektural adalah dengan penekanan desain arsitektur bioklimatik, dimana dalam hal ini adalah pemanfaatan sumber energi alami yaitu sinar matahari, air, dan angina secara maksimal. B. Tujuan Dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan pembahasan adalah menyusun laporan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan merencanakan suatu permukiman rumah susun yang layak dan sesuai untuk buruh industri kecil pengasapan ikan di Semarang, baik dari segi social, budaya, dan ekonomi. 2. Sasaran Tersusunya Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) mengenai Rumah Susun Buruh Industri Kecil Pengasapan Ikan di Semarang, dengan penekanan desain arsitektur bioklimatik. C. Lingkup Pembahasan Pembahasan dititikberatkan pada masalah-masalah arsitektural mengenai Rumah Susun Buruh Industri Kecil Pengasapan Ikan di Semarang dengan penekanan desain arsitektur bioklimatik (pendekatan desain dengan memanfaatkan sumber energi alami) sebagai bahan masukan, pertimbangan, dan pembanding dalam perencanaan fisik, yang meliputi : 1. Menyimpulkan berbagai macam data sebagai masukan dalam penyusunan konsep dan program perancangan. 2. Penyusunan konsep dan program perancangan sebagai dasar yang menentukan dalam perancangan fisik. D. Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan metode analitis deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian analisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh denngan cara : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perncanaan dan perancangan. 2. Wawancara Wawancara langsung dengan narasumber yang berkompeten. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik. 3. Studi banding Studi banding dilakukan denngan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir. BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SUSUN BURUH INDUSTRI KECIL PENGASAPAN IKAN Menguraikan tinjauan industri kecil, tinjauan buruh industri kecil pengasapan ikan, tinjauan rumah susun, tinjauan rumah susun buruh industri, dan aspek perancangan arsitektur bioklimatik. BAB III TINJAUAN KHUSUS INDUSTRI KECIL PENGASAPAN IKAN DI SEMARANG Menguraikan tinjauan Kota Semarang, tinjauan industri kecil di Kota Semarang, industri kecil Pengasapan ikan di Semarang. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi batasan dan anggapan yang akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan rumah susun untuk buruh industri kecil pengasapan ikan di Semarang BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi pendekatan dan analisa perencanaan dan perancangan rumah susun buruh industri kecil pengasapan ikan di Semarang. BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi program dasar perencanaan dan perancangan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 18695 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 04 Aug 2010 11:46 |
Last Modified: | 04 Aug 2010 11:46 |
Repository Staff Only: item control page