Melanira, Astria (2002) TAMAN WISATA WADUK WADASLINTANG DI KABUPATEN WONOSOBO. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 50Kb |
Abstract
Pencanangan “ Program AFTA 2003 ” dapat dijadikan sebagai momentum di dalam pengembangan sector pariwisata di Indonesia. Pemerintah Indonesia bertekad menjadikan sector pariwisata sebagai penghasil devisa utama. Guna mewujudkan tekad tersebut, maka Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain dikeluarkannya UU No. 9 tahun 1990 yaitu memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan serta meningkatkan mutu objek dan daya tarik pariwisata, sehingga sector pariwisata mampu menjadi salah satu roda penggerak pembangunan Nasional, dan dapat memberikan kesempatan usaha dan menciptakan lapangan kerja serta didukung dengan program pencegahan dan penangkalan dampak negative. Peran pariwisata menjadi semakin penting dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah dan UU No.25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Secara umum, pelaksanaan prinsip pemerintah baru tersebut memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk memberdayakan setiap potensi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Dan sector pariwisata menempati posisi utama sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang prospektif. Dengan semakin jenuhnya pasar konsumen wisata yang diakibatkan oleh kurang dikenalnya potensi alam sebagai daya tarik wisata, maka perlu diupayakan adanya tema baru sebagai daya tarik wisata. Ketetapan pemerintah Indonesia sejak decade 1980an dengan mendudukan sector pariwisata sebagai sector prioritas bagi penerimaan devisa telah menempatkannya pada posisi ideal untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan ini. Lebih jauh, rreputasi Indonesia sebagai masyarakat multicultural beserta keragaman dan kekayaan alam bersama daya tarik serta keunikan lingkungan yang dimilikinya menempatkan Indonesia sebagai alur utama pertumbuhan minat dan permintaan konsumen Sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPNAS), wilayah Indonesia dibagi menjadi 6 (enam) wilayah pengembangan tersebut adalah Wilayah A : Sumatera, Wilayah B : Jawa, Wilayah C : Bali, Nusa Tenggara, Wilayah D : Kalimantan, Wilayah E : Sulawesi dan Maluku, Wilayah F : Maluku dan Irian Jaya. Jawa Tengah merupakan sub-sistem wilayah B tak terlepas dari wilayah pengembangan yang lain. Dengan demikian jenuhnya pasar konsumen wisata yang diakibatkan oleh kurang dikenalnya potensi alam sebagai daya tarik wisata, maka perlu diupayakan adanya tema baru sebagai daya tarik wisata. Salah satu penekanan pengembangan pada wilayah b adalah pengembangan wisata yang manusiawi, bercorak seni dan ramah lingkungan. Oleh karena itu maka perlu diupayakan mengangkat suatu tema baru sebagai daya tarik obyek wisata yang baru. Wisata alam yang lekat dengan imej wisata Indonesia khususnya mendapat prioritas utama dalam mengembangkan sector pariwisata sebagai salah satu unsure devisa negara selain sector pertambangan yaitu gas dan minyak. Untuk itu tema wisata alam perlu dikaji menjadi suatu tema yang benar-benar dapat mengangkat daerah tersebut menjadi suatu daerah tujuan wisata yang banyak diminati. Berdasarkan pembagian wilayah pengembangan pariwisata, kawasan Kabupaten Wonosobo termasuk dalam sub DTW A yaitu pengembangan obyek wisata buatan, budaya dan alam yang diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan fasilitas rekreasi diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan fasilitas rekreasi tingkat local (kabupaten dan beberapa kabupaten di sekitarnya). Ada beberapa potensi pariwisata yang memiliki akses pertumbuhan yang cukup menonjol dalam rangka mempercepat keberhasilan pembangunan Kabupaten Wonosobo salah satunya adalah Waduk Wadaslintang, obyek ini dimiiki potensi yang bervariasi yaitu : 1. di tinjau dari potensi geografis, kawasan pariwisata waduk wadaslintang mempunyai prospek baik untuk berkembang dimasa yang akan datang, hal ini karena kawasan ini berada pada jalur transportasi yang dihubungkan oleh jalan kabupaten dengan kondisi yang cukup baik. 2. merupakan obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, karena memiliki warna dan cirri khusus sebagai obyek wisata yaitu : adanya waduk, makam yang dikeramatkan, Agro wisata berupa tanaman ketela, Sektor industri yaitu industri jenang 3. terdapat potensi Agro industri yang berupa industri pertanian, yaitu industri jenang dengan bahan bakunya singkong. 4. olahraga air, pengembangan dari aktivitas waduk wadaslintang, selain itu memiliki kejernihan air waduk se asia tenggara yang dapat menunjang aktivitas olah raga air beserta rekreasi airnya. 5. telah terdapat penelitian jala apung atau karamba yang berjalan bersama PT. Aquafarm dengan kegiatan pengembangbiakan ikan nila sebagai bahan baku eksport. 6. di kecamatan Wadaslintang di desa Kaligorong terdapat wisata gua yang dikeramatkan. 7. terdapat pemandian air hangat di desa Sumogede pada Kecamatan Wadaslintang. 8. bukit perauk terletak disisi timur waduk wadaslintang yang termasuk dalam wilayah Desa Sumberejo, dengan ketinggian ± 300 meter di atas permukaan air dari sini dapat dinikmati pemandangan indah yang merupakan perpaduan antara waduk, pegunungan dan hamparan sawah yang menghijau. Melihat kondisi ini perlu adanya penataan baik di perbukitan Paruk maupun jalan pencapainnya. 9. di bukit Paruk terdapat makam yang dikeramatka yaitu makam Kyai Pager Treka dan Nyai Siti Aminah, tempat ziarah untuk medapat berkah, sehingga berpotensi sebagai wisata religi. 10. terdapat Hutan di gunung Bedoka merupakan potensi bagi mereka yang memiliki hoby hiking dan cycling. 11. merupakan perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kebumen sehingga dapat terjalin kerja sama dalam sector pariwisata. Dengan adanya pengembangan obyek wisata ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung dari obyek wisata Waduk Wadaslintang maupun di obyek-obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Wonosobo. Sehingga dengan adanya fasilitas di dalamnya dapat mewadai segala aktivitas-aktivitas wisata yang dapat menarik wisatawan untuk dapat melihat, merasakan, mengerjakan segala banyak hal hinga dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Tujuan utama yang akan di capai adalah mengembangkan kawasan Waduk Wadaslintang menjadi wisata yang dapat memadukan antara wisata dan konservasi alam sehingga penekanan pada aspek pelestarian alam akan selalu terjaga tanpa khawatir terganggu atau hancur. (ekoturisme) 2. sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun dan merumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang bertitik tolak dari judul pembahasan yaitu Taman Wisata Waduk Wadaslintang dengan penekanan pada pengolahan kawasan secara terintegerasi dan sesuai dengan konteks lingkungannya. C. MANFAT BAHASAN Manfaat yang akan diperoleh dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut : a. Secara Obyektif 1) Konsep Ekoturisme pada pengembangan kawasan wisata waduk Wadaslintang diharapkan menjadi satu masukan dan arahan tema wisata yang pada gilirannya menjadi rekomendasi perencanaan yang lebih matang bagi pemerintah Daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan. 2) Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, keberadaan wisata Waduk Wadaslintang dapat memberi suatu wawasan dan pemahaman tentang arti pentingnya upaya pelestarian alam sebagai asset ekosistem buatan yang unik sekaligus dapat dikembangkan sebagai wisata air, hutan maupun budaya yang menarik sehingga dapat memberi pengaruh positif bagi semua pihak. 3) Menjadi kontribusi tersendiri terhadap pembangunan sector pariwisata dengan adanya suatu wisata huta baik lingkup local, regional maupun internasional. b. Secara Subyektif 1) Penyusunan makalah ini digunakan sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam bentuk desain grafis. 2) Sebagai salah satu persyaratan mata kuliah Tugas Akhir (TA 8649) yang harus dipenuhi untuk kelulusan sarjana 1 (SI) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Ruang lingkup penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Taman Wisata Waduk Wadaslintang yang berkonsep Ekoturisme dan mempunyai keterpaduan aspek wisata dan Konservasi Alam sebagai tema pengembangan kawasan Waduk Wadaslintang Pengembangan Taman Wisata Waduk Wadaslintang dititikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan perancangan kawasan yang mengutamakan potensi kawasan dan lingkungan sekitar. Naspek-aspek yang berkaitan dengan elemen-elemen pembentuk kawasan, aspek estetis, dan struktur kawasan akan diuraikan sebagai suatu kesatuan ruang yang berkesinambungan sedangkan langgam arsitektur Bioklimatik dimana penekanan desainnya lebih mempertimbangkan potensi lingkungan setempat sehingga memberi kesan dinamis dan modern namun tetap berpegang pada geografis, social budaya setempat pula. E. METODOLOGI PEMBAHASAN Metodologi yang digunakan dalam pembahasan Landasan program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur adalah deskriptif analitis yaitu dengan memberi suatu penjelasan dan menguraikan tentang data-data yang didapatkan baik data primer maupun sekunder kemudian dianalisis sesuai pada konteks permasalahan yang muncul. Data primer didapatkan dari pengamatan langsung di lapangan, wawancara sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari data statistic dan kepustakaan yang berkaitan dengan aspek wisata dan konservasi alam sebagai penekanan pengembangan kawasan wisata Waduk Wadaslintang. F. KERANGKA BAHASAN Kerangka bahasan dalam penyusunan Landasan program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Pengembangan Taman Waduk Wadaslintang. BAB I Pendahuluan, yang akan menguraikan tentang tema secara umum pengembangan kawasan Waduk Wadaslintang, yang didalamnya meliputi latar belakang, tujuan, dan sasaran, ruang lingkup yang membatasi bahasan, metodologi pembahasan yang dipakai, serta kerangka yang berisi tentang pokok-pokok pikiran pada setiap bab yang ada. BAB II Tinjauan Umum, berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung perencanaan dan perancangan pengembangan kawasan Waduk Wadaslintang menjadi Taman Wisata Waduk Wadaslintang yang berwawasan lingkungan. BAB III Tinjauan dan Potensi Taman Wisata Waduk Wadaslintang, berisi tentang diskripsi kondisi dan potensi kawasan Waduk Wadaslintang baik fisik maupun non fisik yang mengarah pada pengembangan kawasan Taman Wisata Waduk Wadaslintang. BAB IV Analisis Wisata Waduk Wadaslintang, pada bab ini akan diuraikan analisis-analisis yang bersifat penajaman terhadap materi dan dikaitkan dengan konteks lahan perencanaan. Materi yang akan dianalisis yaitu analisis perencanaan yang meliputi jenis wisata, pelaku, aktivitas, besaran ruang, pencapaian, kapasitas, sedangkan analisis fisik kawasan meliputi struktur kawasan, elemen-elemen pembentuk dan citra kawasan serta langgam arsitektur bangunan. BAB V Batasan dan Anggapan, berisi tentang batasan dan anggapan yang dihasilkan dari analisis dan akan diterapkan pada pendekatan program perencanaan dan perancangan. BAB VI Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Taman Wisata Waduk Wadaslintang di Wonosobo, yaitu berisi tentang uraian yang berkaitan karakter pelaku baik macam maupun aktivitasnya, karakteristik wisata yang direncanakan, luas lahan yang dibutuhkan, fasilitas yang dibutuhkan, jenis struktur dan bahan bangunan yang dipakai dengan karakter fisik lahan, persyaratan kenyamanan bangunan. Pendekatan perancangan bangunan menggunakan Arsitektur Bioklimatik. BAB VII Konsep Perencanaan dan Perancangan, berisi program perencanaan suatu kawasan wisata waduk dengan tetap memperhatikan konteks kelestarian alam sekitar.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 18662 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 04 Aug 2010 09:13 |
Last Modified: | 04 Aug 2010 09:13 |
Repository Staff Only: item control page