PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SEMARANG

DIDIK SETIAWAN, ANDREAS (2002) PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
53Kb

Abstract

Staf ahli Menristek bidang pendidikan, Dr. Ir. Abdul Aziz Darwis, mengatakan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini masih belum memenuhi harapan, malahan terlihat terjadi penurunan yang memprihatinkan. Hal ini terbukti pada ketrampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Berdasarkan penelitian, rata-ratan nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun, katanya pada seminar peningkatan mutu pendidikan IKIP, Semarang. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30 persen materi bacaan, bahkan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran (Kompas, Sabtu, 10 November 2001). Kota Semarang sebagai salah satu kota besar dan penting di Indonesia memiliki potensi penduduk dan investor yang cukup besar. Sementara fasilitas pendidikan yang ada, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan atas, mewadahi pendidikan masyarakat Semarang dan pendatang. Terbagi menjadi 16 kecamatan, Semarang memiliki jumlah total pendidikan dasar (termasuk TK) yaitu 1226 buah yang dihadiri oleh 172.021 murid (Dinas Pendidikan, Data Sekolah tahun 2000, dalam kota Semarang dalam angka 2000, BPS). Kebutuhan pendidikan dasar terpadu dan profesional yang terus meningkat menyebabkan sekolah-sekolah yang ada saling bersaing. Namun demikian, penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai wacana baru dalam pengelolaan pendidikan dan Kurikulum Berbasis Potensi belum ada di Semarang. Berangkat dari hal tersebut, perlu adanya tindak lanjut konkret yang berupa fasilitas pendidikan dasar terpadu untuk menampung kebutuhan pendidikan dasar profesional dan bertanggungjawab kepada masyarakat yang bersangkutan (konsep noble industry). Fasilitas yang dimaksud terdiri atas pendidikan pra-sekolah (Kelompok Bermain dan TK), pendidikan sekolah (SD, SLTP), laboratorium (bahasa, komputer, teknologi, kimia, biologi dan desain), sanggar kreativitas/pusat belajar, gedung serba guna, asosiasi orang tua dan guru, perpustakaan, lapangan olah raga (indoor dan outdoor) dan ruang komunal (open space). Fasilitas sanggar kreativitas atau pusat belajar disediakan untuk mencari bibit anak kreatif dan berbakat, mengembangkan potensinya dengan lebih profesional dan strategis serta menjadi pusat studi bagi praktisi, guru, psikolog, masyarakat atau siapa saja yang tertarik mendalami pendidikan anak berbakat (Utami Munandar, Kreativitas dan Keterbakatan, 1999). Fasilitas tersebut diharapkan dapat menampung kebutuhan masyarakat modern, terutama mereka yang memiliki visi, misi serta kepedulian terhadap pendidikan anak yang profesional, bertanggungjawab dan berdaya saing yang sehat. Selain itu tidak menutup kemungkinan juga menerima siswa yang cacat tubuh, karena mereka juga mempunyai hak yang sama dan layak untuk mendapatkan pendidikan yang setara pula tanpa merasa dibedakan (wawancara YPAC Semarang). Hal ini diwujudkan dalam desain bangunan nantinya, misalnya pada ramp pengganti tangga, hand-railing di sepanjang dinding yang dibutuhkan, penataan ruang kelas yang terbuka, loker khusus dan seterusnya. Pendekatan desain arsitektur yang digunakan nantinya adalah post-modern dengan penekanan pada savety design yang dianggap sesuai dengan tema pendidikan anak. Menurut Charles Jenks, terdapat tiga hal yang mendasari lahirnya post-modern, yaitu : 1. Kehidupan yang sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa dunia (world vilage) yang tanpa batas, yang disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia (instant eclectic) 2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk yang bersifat pribadi, lebih dari sekedar produksi dan tiruan massal. 3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional. Penekanan pada safety design diperlukan mengingat desain apapun (detil bangunan atau furnitur) untuk anak-anak harus memperhatikan keselamatan mereka. Terlebih sifat alami dari anak-anak itu sendiri yang penuh gerak tak beraturan, dinamis dan perlu wadah khusus untuk pengembangan kreativitasnya, seperti diungkapkan Elizabeth B. Hurlock dalam Perkembangan Anak (1983). 1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan penulisan laporan ini adalah menggali dan merumuskan masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan fasilitas pendidikan dasar terpadu di Semarang dengan survei yang dilakukan. Sasaran pembahasan yang ingin dicapai adalah tersusunnya rumusan konsep landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur untuk pendidikan dasar terpadu di Semarang. 1.3 Manfaat Penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini bermanfaat sebagai acuan dan pedoman dalam proses desain pendidikan dasar terpadu di Semarang nantinya. 1.4 Metodologi Pembahasan Pembahasan dalam laporan ini menggunakan metode deskriptif, dokumentatif dan komparatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan terminologi pendidikan dan anak secara umum dan juga pendidikan nasional beserta kurikulumnya. Metode dokumentatif digunakan dalam studi banding yang dilakukan terhadap beberapa kasus dalam rangka mencari format fasilitas pendidikan dasar terpadu, meliputi kegiatan perekaman situasi lapangan yang dipadukan dengan hasil wawancara atau data yang diperoleh. Metode komparatif digunakan kemudian untuk analisa hasil studi banding antara satu dengan yang lain sehingga didapatkan suatu benang merah untuk menyusun kesimpulan akhir. 1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Merupakan penjelasan umum latar belakang pemilihan judul berdasarkan aktualita lapangan dan urgensinya, penetapan tujuan dan sasaran serta manfaat yang ingin dicapai, metodologi pembahasan laporan dan penjbaran umum mengenai sistematika pembahasan laporan. BAB II PENDIDIKAN DI INDONESIA Merupakan penjelasan umum mengenai pengertian pendidikan, Sistem Pendidikan Nasional, jenis dan jenjang pendidikan, pendidikan dasar 9 tahun, kurikulum pendidikan dasar nasional dan sarana-prasarana pendidikan pra-sekolah dan pendidikan dasar, dilanjutkan dengan definisi anak, psikologi perkembangan dan pendidikan anak, pengembangan kreativitas anak dan peran serta keluarga dalam pendidikan anak. Terakhir merupakan pembahasan tentang tinjauan bangunan pendidikan. BAB III PENDIDIKAN DASAR DI SEMARANG Merupakan penjelasan terperinci mengenai gambaran kota Semarang secara umum, peraturan daerah setempat dan fasilitas pendidikan dasar yang ada. Terakhir, sebagai studi banding mengambil beberapa sekolah yang sudah ada dan dianggap baik dan sesuai untuk contoh. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Merupakan penjelasan terperinci mengenai kesimpulan yang didapat dari analisa pada bab-bab terdahulu tentang pendidikan dasar terpadu di Semarang dengan penjelasan batasan dan anggapan yang disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan. BAB V PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SEMARANG Merupakan penjelasan terperinci mengenai titik tolak pendekatan yang terdiri atas aspek fungsional, aspek arsitektural, aspek teknis, sistem utilitas, aspek kontekstual, dan konsep perancangan yang akan dipakai. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SEMARANG Merupakan penjelasan terperinci mengenai konsep dasar perancangan yang meliputi faktor penentu, persyaratan, konsep struktur utilitas. Kemudian dilanjutkan mengenai program dasar perancangan yang meliputi lokasi dan tapak serta program ruang perancangan.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:18588
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:03 Aug 2010 10:43
Last Modified:03 Aug 2010 10:43

Repository Staff Only: item control page