NUGRAHANING S, ENDAH (2002) OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 50Kb |
Abstract
Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta kilometer persegi dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan periaran laut dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km. perairan Indonesia mungkin yang paling kaya dan paling beraneka ragam jenid biotanya di dunia. Ditambah pula dengan banyaknya pendapat para ahli yang menyatakan bahwa perairan Indo-Malaysia merupakan pusat penyebaran dari beberapa jenis biota laut. Namun, masih banyak jenis biota laut di perairan Indonesia yang belum terungkap, baik jumlah, jenis, maupun penyebarannya. Laut dan kekayaan yang ada didalamnya merupakan sumber daya yang potensial sebagai modal dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu bagian dari jenis biota laut yang ada selain beraneka macam jenis ikan adalah ekosistem terumbu karang, yang merupakan ekosistem yang paling kompleks dan paling produktif di dunia. Menurut Tandjung (dalam Fandeli, 2001) terumbu karang yang merupakan bagungan dari berbagai macam jenis hewan yang membuat kerangka pelindung atau tempat hidupnya dibuat dari kalsium adalah ekosistem yang sangat khas tropis karena merupakan organisasi yang hidupnya memerlukan iklim tropis. Terumbu karang yang merupakan salah satu ekosistem tertua yang terbentuk ± 450 juta tahun yang lalu. Untuk membentuk sejengkal karang dibutuhkan waktu bertahun-tahun dan keseimbangan alam yang memungkinkan berbagai unsure pembentuk karang dapat hidup dengan baik. Secara fisik, terumbu karang adalah tampilan keindahan alam bawah laut yang juga berfungsi sebagai pelindung pantai dan pulau dari kikisan arus dan ombak. Hamparan terumbu karang yang tersebar di Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Namun saat ini kondisi terumbu karang yang dalam kondisi yang amat baik hanya 6,1% sedangkan 22,6% kondisi baik, 31,5% sedang dan 39,8% rusak. Kerusakan terbesar disebabkan oleh manusia, diantaranya dengan penangkapan ikanmenggunakan bom, penggunaan pestisida, dan juga pengambilan terumbu karang untuk dijual. Oceanarium sebagai salah satu sarana yang memungkinkan untuk menikmati keindahan bawah laut tanpa harus menyelam merupakan salah satu macam aquarium, diman di dalamnya berisikan tangki-tangki pamer yang berfungsi menyajikan keindahan kehidupan laut. Diharapkan dengan mengetahui keanekaragaman biota laut yang sangat besar maka masyarakat tergerak untuk melestarikannya mengingat Indonesia memiliki potensi cukup besar dalam hal ini yang dapat dimanfaatkan dalam bidang pariwisata. Sejalan dengan program Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah yang membagi 4 Daerah Tujuan Wisata (DPW). Salah satunya adalah Sub DTW B, yang meliputi Kab. Pati, Rembang, Jepara, Kudus, Demak dan Purwodadi, dengan pusat kegiatan di Kota Jepara. Sebagai kota pusat kegiatan dari Sub DTW B, di dalam dinamika pembangunannya berusaha meningkatkan perkembangan sector pariwisata sebagai bagian dari peningkatan sumber pendapatan daerah dan kesejahteraan penduduk. Asset wisata kota Jepara yang sangat potensial adalah jenis wisata alam terutama potensi alam berupa pantai di pesisir barat kota Jepara, wisata budaya dan wisata buatan. Sebagai pusat kegiatan dari Sub DTW B, Kabupaten Jepara mempunyai 12 obyek wisata, dengan 7 obyek wisata diantaranya merupakan jenis wisata alam. Dan dari 7 obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Jepara, Pantai Kartini selalu menduduki peringkat pertama apabila dilihat dari jumlah pengunjungnya. Bahkan menurut data yan diperoleh di dinas Pariwisata Kabupaten Jepara, pantai Kartini memiliki jumlah pengunjung terbanyak dari 12 obyek wisata yang ada di kabupaten Jepara. Hal ini disebabkan karena Pantai Kartini letaknya dekat dengan pusat kota serta memiliki potensi alam berupa pemandangan pantai yang indah, ombak yang relative kecilserta pasir putih, dan dengan topografi pantai yang landai. Tapi sanyangnya potensi alam ini belum dimanfaatkan secara optimal. Fasilitas penunjang yang ada di kawasan Pantai Kartini saat ini belum tertata dan perawatan terhadap fasilitas yang tersedia masih kurang. Berdasarkan uraian tersebut diatas, untuk mengoptimalkan potensi dari Pantai Kartini dengan kendala yang ada, maka sudah selayaknya jika kawasan Pantai Kartini ini ditata dan dikembangkan agar lebih baik dan mampu menarik wisatawan dan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar pada potensi kelautan Indonesia, maka perlu adanya tindakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan kelautan Indonesia dengan mengadakan sebuah sarana rekreasi yang mengajak masyarakat mengenal kehidupan laut dengan lebih dekat berupa oceanarium dimana didalamnya memadukan fungsi rekreasi, penelitian, konservasi dan pendidikan di Kawasan Pantai Kartini Jepara. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mendapatkan panduan dalam perancangan fisik oceanarium yang mengandung unsure penelitian, pendidikan, konservasi dan rekreasi di kawasan Pantai Kartini Jepara sekaligus menata kembali kawasan ini. Sedangkan sasaran pembahasannya adalah merumuskan konsep dasar perencanaan dan perancangan oceanarium, serta program dan kapasitas ruang oceanarium di kawasan pantai Kartini jepara 1.3. Lingkup Pembahasan Lingkup bahasan ditekankan pada aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur untuk oceanarium berskala regional. Hal-hal diluar disiplin ilmu arsitektur yang mempengaruhi, melatar belakangi, menentukan atau mendasari factor-faktor perancangan akan dibatasi, dipertimbangkan atau diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam. 1.4. Metode Pembahasan Metode pembahsan yang digunakan adalah metode deskriptif dokumentatif dengan menyajikan data primer dan data sekunder, kemudian dianalisis dan drumuskan berdasarkan teori dan standar untuk memperoleh suatu hasil yang berupa konsep dasar program perancangan oceanarium di Kawasan pantai Kartini Jepara. Langkah-langkah dalam pengumpulan data, antara lain : • Studi Literatur untuk memperoleh data sekunder baik melalui buku, brosur, artikel, maupun studi kasus. • Survey dan observasi lapangan untuk memperoleh data primer melalui pengematan di lapangan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. 1.5. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sstematika pembahasan LP3A. BAB II TINJAUAN UMUM Tinjauan mengenai kepariwisataan, penataan kawasan dan oceanarium yang mencakup pengertian, sejarah perkembangan, fungsi dan tujuan, aktivitas, pengunjung, persyaratan, tema peragaan dan koleksi materi dari oceanarium, dengan mengungkapkan beberapa oceanarium sebagai studi kasus. BAB III TINJAUAN OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPERA Uraianmengenai kondisi umum kawasan Pantai Kartini Jepara, meliputi factor-faktor pendukung, tinjauan fisik dan non fisik. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Berisi mengenai kesimpulan, batasan dan anggapan dari hasil penguraian masalah pada baba sebelumnya yang berfungsi untuk membatasi pembahasan. BAB V PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN OCEANARIUM DI PANTAI KARTINI JEPARA Uraian mengenai analisa dan pendekatan perencanaan dan perancangan yang mencakup dasar-dasar pendekatan, pendekatan aspek fungsional, kontekstual, kinerja, teknis, arsitektural, serta studi lokasi dan lahan. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN Berisi konsep dan program dasar perancangan yang dituangkan secara garis besar sebagai kelanjutan dari proses pendekatan arsitektur.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 18586 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 03 Aug 2010 10:24 |
Last Modified: | 03 Aug 2010 10:24 |
Repository Staff Only: item control page