Werdiningsih, Hermin (2007) KAJIAN PENGGUNAAN TANAMAN SEBAGAI ALTENATIF PAGAR RUMAH. ENCLOSURE, 6 (1). pp. 32-39. ISSN 1412-7768
| PDF - Published Version 351Kb |
Abstract
Keanekaragaman bentuk pagar yang dibuat masa kini merupakan cermin perkembangan tingkat sosial seiring dengan perkembangan budaya dan teknologi. Umumnya, pagar berfungsi sebagai batas tanah atau halaman. Pada zaman dahulu pagar hanya berupa deretan pohon-pohon mati yang dipancangkan atau pohon-pohon yang sengaja ditanam berderet-deret (masih biasa di jumpai di desa-desa), kini pembuatannya disesuaikan dengan perkembangan gaya arsitektur rumah atau bangunan gedung yang ada. Pagar merupakan bagian terluar dari sebuah bangunan. Bangunan yang banyak menggunakan pagar adalah bangunan rumah atau bangunan hunian lainnya. Oleh sebab itu, ketika seseorang berkunjung maka pagar adalah elemen yang pertama kali dilihat. Selain itu, pagar adalah pangkal view secara keseluruhan sehingga keberadaannya cukup penting. Pagar merupakan elemen penting bagi sebuah rumah baik secara fungsional maupun estetika. Tanaman merupakan salah satu elemen pembentuk pagar, sehingga dapat menjadi alternatif pagar sebuah bangunan. Disamping itu tanaman memiliki fungsi yang beragam seperti menambah keindahan sebuah bangunan, juga sebagai penahan atau penghalang terhadap debu, polusi dan radiasi sinar matahari. Pagar tanaman atau pagar hidup juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu mempercantik taman depan rumah. TINJAUAN PAGAR TANAMAN Fungsi dan Manfaat Pagar Tanaman Selain berfungsi sebagai pembatas kavling atau kepemilikan, ada beberapa fungsi dan manfaat lain dari penggunaan pagar tanaman. Hal yang paling fungsional adalah sebagai filter atau penyaring suara, debu, bahkan bau. Pada saat hujan, tanah dan akar tanaman pun dapat berfungsi sebagai penahan air yang dapat disimpan sebagai cadangan air. Sebagai filter suara, pagar hidup yang cukup rimbun dan tinggi dapat meredam kebisingan dari lalu lalang kendaraan bermotor. Daun – daun tanaman dapat menangkap polutan – polutan di sekitarnya. Beberapa jenis tanaman seperti cemara dan bambu – bambuan dapat menghalangi debu masuk ke halaman rumah. Sebagai filter bau, biasanya tanaman di letakkan di sekitar bak sampah agar bau tersaring. Hal ini dikarenakan pada siang hari tanaman melakukan fotosintesis yang menyerap karbondioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2) sehingga membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Penggunaan jenis tanaman yang dapat mengeluarkan wewangian (aromatik) juga dapat mengatasi bau yang tidak sedap di sekitar rumah. Menurut penelitian, tanaman jenis perdu yang sering digunakan sebagai pagar hidup dapat menyerap dengan baik gas – gas pencemar udara, seperti gas NO dan CO2 hasil buangan knalpot kendaraan bermotor hingga 70% lebih. Penanaman pada bagian depan rumah dengan tanaman pagar (berupa semak setinggi 1,5 m) dan tanaman rambat juga mampu mencegah masuknya debu ke dalam rumah. Hal ini dikarenakan perpaduan kedua jenis tanaman tersebut mampu menyaring debu dari luar sebanyak 10 – 50% , tergantung pada arah, kecepatan angin lokal, suhu, dan kelembaban udara. Kriteria Tanaman Untuk Pagar Tanaman yang biasa digunakan sebagai penghias taman sekaligus pagar atau pembatas harus memiliki beberapa karateristik yang cocok di jadikan sebagai pagar tanaman. Beberapa kriteria tersebut adalah sebagai berikut : Tahan Terhadap Perubahan Cuaca Pagar yang selalu kontak langsung dengan cuaca, teriknya matahari, hujan, hingga perubahan suhu siang dan malam dapat menyebabkan pagar mudah rusak. Oleh karena itu, jenis tanaman yang digunakan sebagai pagar harus mudah beradaptasi dengan perubahan cuaca. Pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat, seperti iklim mikro, kelembaban, temperatur, jenis tanah, dan tingkat kesuburan tanah akan menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan yang baik. Jika ingin lebih aman, gunakan tanaman yang cocok di segala iklim dan perubahannya, seperti jenis perdu (mawar, lantana, teh – tehan, bugenvil, soka, dll) Bersifat Tahunan Jenis tanaman untuk pagar umumnya bersifat tahunan, yaitu siklus hidupnya lama atau mempunyai usia tanam yang panjang dan pertumbuhannya relatif lambat. Hal tersebut dimaksudkan agar penggunaan tanaman bisa lebih lama (long lifetime) sehingga tanaman tidak perlu diganti dan pemangkasan juga tidak terlalu sering dilakukan. Tanaman jenis ini diantaranya keji beling, teh – tehan, soka, dan puring. Tidak Mudah Menggugurkan Daun Jenis tanaman yang mudah menggugurkan daun akan tampak jelek (tidak menarik) dan perawatannya sulit bila digunakan sebagai pagar. Tidak Disukai Hewan Herbivora Jika rumah tidak berada di lingkungan kompleks atau perumahan dan tertutup (cluster) maka pilihlah jenis tanaman yang tidak di sukai oleh hewan herbivora seperti kambing, domba, sapi dan lain – lain. Jenis tanaman yang dapat di pilih dapat berupa tanaman beraroma, seperti mint, rempah – rempahan, tanaman berdaun runcing atau jarum, hingga tanaman berbatang cukup tebal seperti bambu. Mudah Dirawat dan Bukan Tanaman Produktif Faktor pemeliharaan menjadi unsur penting dalam memilih tanaman untuk pagar hidup. Gunakan jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak perlakuan dan pemeliharaan khusus. Tanaman produktif seperti buah – buahan biasanya memerlukan perlakuan dan pemeliharaan khusus agar pertumbuhannya baik dan dapat berproduksi. Namun, ada beberapa jenis seperti tanaman rempah dan obat yang tidak membutuhkan banyak perawatan, seperti keji beling, mangkokan, dan beluntas. Bentuk dan Ukurannya Proposional Dengan Luas Pekarangan Serta Kondisi Lingkungan Bentuk dan ukuran tanaman yang dipilih harus disesuaikan dengan luas lahan serta kondisi lingkungan sekitar. Untuk pekaranagn sempit dan jalan lingkungan yang tidak terlalu lebar (gang) sebaiknya dipilih jenis tanaman yang berukuran kecil atau sedang, bahkan dianjurkan menanam tanaman di dalam pot. Tujuannya agar pagar hidup tidak menutupi rumah atau memakan badan jalan sehingga keseimbangan pagar terhadap rumah dan lingkungan tetap terjaga. Jika ingin menggunakan tanaman yang pertumbuhan batangnya berdiameter antara 0,15 – 3 m, dianjurkan menggunakan tanaman yang didominasi oleh unsure vertikal dan tidak mempunyai tajuk daun yang bercabang banyak dan lebar. Tanaman jenis ini yang cocok untuk pagar hidup diantaranya jenis palem (misalnya palem botol) atau cemara ( misal cemara lilin). Jenis – Jenis Tanaman Pagar Berdasar jenis tanaman yang bisa dijadikan pagar tanaman sebagai berikut : Semak Dan Perdu Tanaman semak sangat bervariasi, tinggi, dan volumenya bergradasi. Tingginya mulai dari atas ground cover sampai setinggi pohon sebagai peneduh. Karakternya juga beragam, ada yang tumbuh vertikal, melebar ke arah horisontal atau tumbuh menjuntai. Tanaman yang bisa dijadikan pagar hidup dapat berbentuk perdu tinggi atau perdu rendah. Jenis perdu tinggi di antaranya teh-tehan (Duranta repens), kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), soka (Ixora hybrida), kaca piring (Gardenia jasminoides), kemuning (Muraya paniculata), klerodendron (Clerodendrum bungei), puring (Cordiaeum variegatum), mangkokan, keji beling, dan hanjuang (Cordyline). Sementara tanaman perdu rendah misalnya pacar air (Impatiens sp.), mawar (Rosa sp.), bayam-bayaman (Coleus sp.), asparagus, anggrek tanah (Sphatoglottis plicata), alamanda semak (Alamanda sunne), daun pilo (Phylodendron sp.), daun renda (Acalypha wilkeisiana), lantana atau cente manis (Lantana camara), maranta (Calathea machoyana), selum (Phylodendron sellum), dan song of india (Dracaena Pleomele). Beberapa jenis tanaman yang sudah tumbuh dewasa umumnya memberi kesan berumpun. Rumpun ini terbentuk jika tanaman mengasilkan anakan melalui rhizomanya. Tanaman pagar berumpun misalnya lidah mertua (Sanseviera trifasciata), bawang-bawang, lili paris (Clorophytum comosum), dan brojo lintang (Belamcanda chinensis) Pohon Sebagai tanaman peneduh sekaligus tanaman pagar, kelompok pohon sangat beragam jenis dan ukurannya. Pada umumnya, pohon-pohonan ini memiliki kanopi daun berfungsi sebagai payung untuk meneduhi area pada radius tertentu. Pohon peneduh ini dapat ditanam di luar pagar sebagai tanaman tepi jalan atau ditanam di dalam pagar. Untuk peneduh di luar, pagar dapat dipilih tanaman yang berukuran lebih besar seperti, jenis-jenis palem, Cerbera odollam, sikat botol, dan glodokan tiang. Tanaman tersebut mempunyai kanopi cukup lebar (2-3 m) sehingga membutuhkan lahan yang lebih luas. Untuk ditanam di dalam taman atau sebagai pagar, sebaiknya dipilih yang batangnya tidak terlalu besar dan ukuran kanopinya hanya selebar 1-2 m saja. Kenanga, kamboja, dan terong hias (Solanum) cocok untuk fungsi tersebut. Jenis pohon lain yang sering digunakan sebagai penghias taman dan pagar adalah pohon pelindung seperti glodokan tiang atau cemara lilin. Tanaman Rambat Tanaman rambat memiliki karakter tumbuh menjalar. Tanaman ini dapat dipadukan dengan pagar yang terbuat dari elemen keras sperti besi dan kayu. Pagar tersebut umumnya berkesan terbuka karena rongga-rongganya cukup lebar. Agar tidak terlalu berkesan terbuka, pagar rumah sebaiknya diberikan tanaman merambat. Tanaman ini juga berfungsi sebagai penutup pagar yang transparan sehingga mengurangi pandangan langsung ke arah dalam. Dengan demikian, kegiatan bersantai di teras menjadi terasa lebih enak dan lebih bebas. Jenis tanaman merambat ada dua macam, yaitu ada yang merambat sendiri dan perlu dirambatkan. Jenis tanaman yang bersifat merambat sendiri, misalnya stefanot, Passiflora, mucuna (flama of Irian), pseudocayma, Costus maroon, dan thunbergia. Sementara tanaman perdu yang perlu dirambatkan, misalnya bugenvil, pyrostegia, dan alamanda. Tanaman yang berbentuk pagar atau terali, seperti nona makan sirih, air mata pangantin, asparagus, beluntas, kembang telang, dan Ipomoea purpurea juga dapat digunakan. Bambu – Bambuan Tanaman jenis-jenis bambu - bambuan sering digunakan sebagai pembatas area taman dengan jalan umum. Daunnya kecil dan rapat serta pertumbuhannya mampu menghalau debu dan meredam suara. Jenis bambu hias yang dapat dijadikan pagar tanaman, di antaranya bambu jepang (Arandinaria japonica) dan bambu kuning. Kaktus Kaktus merupakan tanaman yang mudah dirawat. Oleh karena habitat aslinya di gurun, tanaman ini akan tetap tumbuh sehat meskipun tidak disiram. Beberapa jenis kaktus membutuhkan sinar matahari penuh sehingga cocok ditanam di halaman atau teras rumah sebagai lansekap, di antaranya Astrophytum asterias, Ferocactus herrerae, dan Acanthocalycium violaceum. Tanaman Air Kehadiran tanaman air yang ditanam pada sebuah wadah (Container) berbentuk unik dapat menjadi daya tarik sebuah rumah. Perpaduan antara soft material dari tanaman air dan hard material dari gentong atau bak penyangganya menjadi nilai tambah yang bisa memberikan kesan unik pada taman. Adanya tanaman air mampu meredam panas dan memberikan kesan sejuk serta menenangkan pikiran. Beberapa jenis tanaman air tampil kekar dengan daun dan batang yang menjulang tegak di atas permukaan air, seperti lotus, papyrus (Cyperus papyrus), cyperus (Cyperus alternifolius), typha (Typha angustifollia), melati air (Echinodorus palaefolius), dan Thalia geniculata. Studi Banding Penggunaan Pagar Tanaman Studi banding penggunaan pagar tanaman menggunakan metode literatur., dimana dengan melihat dan membandingkan penggunaan pagar tanaman di tempat lain. Penggunaan Pagar Tanaman di Kediaman Etijuan, River Park, Bintaro, Jakarta. Kesan dimanis sangat dominan pada desain pagar ini. Hal ini terlihat pada bentuk lengkung dan variasi tanaman yang digunakan. Bentuk lengkung pada pagar didapat dari pemangkasan teh – tehan, ditambah dengan penggunaan pot – pot besar yang di tanami tanaman air serta tanaman ground cover seperti rumput dan tanaman bawang – bawangan mempertegas kesan informal pada konsep desainnya. Penggunaan Pagar Tanaman di Kediaman Muh. Idris Ranadipura, Bintaro, Jakarta Pada desaian pagar tanaman kediaman bapak Muh. Idris menggunakan konsep ketinggian, tetapi lebih simpel dan hanya terdiri dari dua strata. Tanaman paling rendah atau bagian depan menggunakan tanaman agave yang dikombinasikan dengan tanaman nanas – nanasan ( Bromeliaceae ) agar tidak monoton. Sementara bagian belakangnya ditanami euphorbia (Euphorbia milii) yang disusun secara linier. Penggunaan Pagar Tanaman di Kediaman Maslam, Bumi Harapan Permai, Jakarta Pagar tanaman kediaman Maslam menggunakan jenis tanaman yang tajuknya bermassa atau berkesan besar seperti tanaman rumbai. Desain pagar tanaman yang berkesan besar sangat cocok dengan halaman luas dan berada di pinggir jalan besar atau utama. Agar tidak berkesan monoton, pagar dikombinasikan dengan tanaman teh – tehan yang dipangkas sedemikian rupa pada jarak – jarak tertentu dengan aksen pemanis berupa tanaman talas hias ( Alocasia macrhorrhiza). Penggunaan Pagar Tanaman di Kediaman Titut W, Ciracas, Jakarta Pagar tanaman kediaman Titut, W menggunakan tanaman jenis kaktus. Tanaman kaktus yang digunakan tumbuh setinggi 1,5 m. Fungsi tanaman sebagai filter sudah terpenuhi, di tambah dengan karateristik kaktus yang berduri membuat faktor keamanan menjadi lebih tinggi dibandingkan menggunakan jenis tanaman lain. Kekurangannya antara lain jenis tanaman ini sulit dipangkas. dan banyak mengeluarkan getah. bahkan jika pertumbuhannya tidak di control, pagar terlihat kusam dan terkesan tidak terawat. PENUTUP Setelah melakukan survey dan studi kasus di tiga tempat yang berbeda yaitu di daerah pedesaan ( desa kramas banyumanik, desa Mangunsari Gungung Pati, desa Keji Mapagan, Jalan Banaran No.8 Gunung Pati ) perkotaan dibedakan menjadi dua yaitu : yang berada di dekat jalan raya (Jl Argopuro No. 11B, Jalan Argopuro 6C, Jalan Patimura 1A, Jalan Sampangan No.52), daerah yang berada di tengah kota jauh dari kebisingan lalu lintas jalan raya ( Kelurahan Srondol Barat, Puspowarno VII no.42 ) dan Perumahan Graha Estetika, kami dapat menyimpulkan yaitu : Penggunaan pagar tanaman berbeda, tergantung lokasi dan keadaan lingkungan. Karena berbeda lokasi fungsi pagar tanaman menjadi berbeda. Jenis pagar tanaman yang paling banyak diminati baik di daerah pedesaan, perkotaan, maupun perumahan adalah jenis tanaman perdu tinggi yaitu jenis teh – tehan, karena mudah di dapat, perawatannya mudah juga dapat di bentuk sesuai keinginan pemilik. Penggunaan pagar tanaman sangat tepat di gunakan untuk bangunan – bangunan yang berada di daerah perkotaan yang padat dan di lalui jalur lalu lintas, karena dapat menjadi penghalang debu jalanan, polusi, dan kebisingan. Penggunaan pagar tanaman di perumahan yang tingkat keamanannya tinggi banyak menggunakan tanaman hias, yang lebih banyak berfungsi sebagai elemen estetika. Pagar tanaman di perkotaan mencapai ketinggian 2,00 meter lebih, hal ini dikarenakan masyarakat perkotaan yang cenderung individualis, oleh karena mereka membutuhkan privacy space. Tanaman pagar di perkotaan berfungsi sebagai antisipasi lingkungan yaitu sebagai filter suara dari kebisingan lalu lintas, penyaring udara dari polusi. Disamping itu pagar tanaman juga berfungsi sebagai control pandangan dari lingkungan luar, untuk itu tanaman pagar di buat dengan ketinggian tertentu agar dapat menciptakan ruang pribadi. Tanaman pagar di pedesaan banyak menggunakan tanaman perdu seperti teh – tehan, tetapi banyak juga menggunakan tanaman palawija dan tanaman produktif sebagai pagar. Contoh tanaman produktif seperti ubi kayu. Sebagian besar masyarakat pedesaan menggunakan pagar tanaman sebagai pembatas lahan, hanya sebagian kecil yang menggunakan pagar tanaman sebagai elemen estetika dan sebagai pengaman. Hal ini di karenakan mayoritas masyarakat pedesaan adalah petani, dan mereka termasuk golongan masyarakat menengah ke bawah yang kurang memperhatikan maslah keamanan dan estetika. Perbedaan Pagar tanaman di perkotaan dan pedesaan, perbedaan penggunaan pagar tanaman di perkotaan dan pedesaan dapat di jabarkan sebagai berikut : PERKOTAAN NO. KETERANGAN TEPI JALAN RAYA TENGAH KOTA PERUMAHAN 1. Jenis Tanaman Teh – tehan Kaktus Bambu (bambu jepang ) Teh – tehan Krokot merah Kembang sepatu Teh - tehan 2. Ketinggian 2.00 – 2.50 meter 1.00 – 1.50 meter 0.60 – 1.50 meter 3. Fungsi Pagar Sebagai garis batas kepemilikan lahan Sebagai pengaman Sebagai filter debu, suara dan bau Menyerap polusi Nilai estetika Sebagai garis batas kepemilikan lahan Sebagai batas fisik Menyerap polusi Menyerap air hujan Nilai estetika Sebagai garis batas kepemilikan lahan Menambah nilai estetika Menyerap CO2 dan melepas O2 pada siang hari Sebagai pengaman/privasi Sebagai penahan air hujan PEDESAAN No. KETERANGAN DI PEDESAAN 1. Jenis Tanaman Teh – tehan Ubi Kayu (singkong) Pohon Waru 2. Ketinggian 0.50 – 1.50 meter 3. Fungsi Pagar Sebagai garis batas kepemilikan lahan Sebagai batas fisik Menyerap CO2 dan melepas O2 pada siang hari Sebagai penagan air hujan Sebagai pengaman Saran Setelah menganalisa dan mengambil kesimpulan, ada beberapa saran dalam pemilihan pagar tanaman : Untuk bangunan di perkotaan lebih baik menggunakan pagar tanaman yang dapat menyerap polusi dengan baik, jenis tanaman pagar yang dapat menyerap polusi adalah jenis bambu, jenis perdu tinggi seperti teh – tehan, kerapatan pagar tanaman juga mempengaruhi fungsi pagar tanaman sebagai barrier terhadap polusi. Untuk mengurangi bau tidak sedap, karena bangunan berada dekat dengan sumber bau seperti tong sampah dan selokan, jenis pagar tanaman yang dapat di gunakan adalah jenis tanaman mint atau lidah mertua, karena kedua jenis tanaman ini dapat mengurangi bau dengan alami. Untuk pagar pohon yang berada di jalan raya sebaiknya menggunakan jenis glodokan tiang. Jenis glodokan tiang dapat menjadi alternatif karena dapat menyerap partikel timbal. Untuk pagar tanaman di daerah pedesaan sebaiknya di olah dengan lebih baik, agar fungsinya tidak hanya sebagai pembatas kavling juga dapat menambah estetika bangunan. Seperti contoh pengolahan tanaman pagar dari teh – tehan dengan bentuk – bentuk yang menarik. Rekomendasi Desain Alternative Desain Pertama Penggunaan krokot merah sebagai pagar tidak memenuhi fungsi pagar sebagai pengaman, hal ini dikarenakan ketinggian krokot yang hanya mencapai 50 cm, selain itu batang krokot terlalu kecil. Alternatif desain yang dapat di funakan adalah penggunaan pagar tanaman dari krokot bersama – sama dengan pagar tanaman jenis perdu seperti teh – tehan. Teh – tehan ditanam dengan ketinggian tertentu agar dapat memenuhi syarat sebagai pagar pengaman. Ketinggian pagar anata 1,50 – 2,00 meter. Alternatif Desain Kedua Penggunaan pagar kaktus dapat menjadi pagar pengaman yang baik, karena kaktus memiliki duri – duri yang tajam. Kekurangan pagar kaktus adalah jika tidak di pangkas akan kelihatan suram dan menakutkan. Alternatif desain yang dapat di gunakan gar pagar kaktus terlihat lebih indah adalah dengan penggunaan pagar kaktus bersama – sama dengan tanaman pagar lainnya, seperti ; sansieviera dan krokot merah. Kaktus di tanam dengan ketinggian diatas 1,50 meter, hal ini agar kaktus dapat berfungsi sebagai pengaman. Pada bagian depan di tanam sansieviera dan krokot merah. Gabungan krokot merah dan sansieviera memberikan nilai estetika, karena warnanya yang kontras. Alternatif Desain Ketiga Penggunaan pagar tanaman dari teh – tehan banyak di gunakan di setiap lapisan masyarakat. Di pedesaan hampir sebagian besar masyarakatnya menggunakan pagar tanaman dari teh – tehan. Hanya saja desain pagar teh – tehan yang di gunakan masyarakat desa cenderung monoton dan kurang variatif Alternatif desain menggunakan pagar teh – tehan dengan pemangkasan berbentuk lengkung dapat menjadi pilihan. Agar pagar teh – tehan terlihat lebih menarik pada bagian depan pagar dapat di tambah dengan tanaman lain, seperti contoh tanaman air, bawang – bawangan, tapak dara dll. Alternatif Desain Keempat Alternatif lain penggunaan pagar tanaman dengan teh – tehan dengan pemangkasan bentuk yang berbeda, seperti pemangkasan membentuk kotak atau persegi, dan dipangkas dengan ketinggian yang berbeda.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 18508 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 03 Aug 2010 08:41 |
Last Modified: | 05 Aug 2010 21:28 |
Repository Staff Only: item control page