PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN LAHAN (Studi Kasus Kelompok Peduli Api di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat)

SUNANTO, SUNANTO (2008) PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN LAHAN (Studi Kasus Kelompok Peduli Api di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat). Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1020Kb

Abstract

Setiap tahun terutama pada saat musim kemarau Kalimantan Barat selalu diselimuti kabut asap akibat pembakaran atau kebakaran hutan dan lahan. Sejak tahun 2004 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah mendorong peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan khususnya pada 9 kecamatan rawan kebakaran lahan yang menjadi penyebab utama terjadinya kabut asap di sekitar kawasan Bandara Supadio Pontianak, namun jumlah titik api dan kasus kebakaran di lahan-lahan pertanian masih signifikan dan belum membuahkan hasil yang optimal. Berpijak pada kenyataan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mencari akar permasalahan dan faktor penyebab belum efektifnya peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2008. Tipe penelitian adalah deskriptif. Data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang mengetahui dan terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan serta didukung data hasil kegiatan observasi lapangan. Data yang terhimpun kemudian dianalisis dengan teknik trianggulasi. Pemilihan alternatif kebijakan dalam upaya penanganan kebakaran lahan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan : (1) sering terjadinya kebakaran lahan di Kecamatan Rasau Jaya disebabkan masih dilakukan penyiapan lahan dengan cara dibakar terutama untuk kegiatan pertanian tanaman pangan semusim; kebakaran lahan yang terjadi di Kecamatan Rasau Jaya adalah kebakaran pada lahan-lahan pertanian yang dibiarkan kosong, (2) pencegahan kebakaran lahan telah diupayakan melalui pembakaran terkendali, penetapan aturan desa dan kesepakatan masyarakat yang terbukti efektif mencegah kebakaran lahan; upaya penanggulangan kebakaran lahan telah dilaksanakan masyarakat secara spontan dan bergotong royong dengan memprioritaskan lahan yang memiliki potensi ekonomi; pelibatan masyarakat yang dilakukan pemerintah melalui pembentukan Kelompok Peduli Api hingga saat ini belum efektif karena masih bersifat formalitas, (3) masih sering terjadinya kebakaran lahan bukan dikarenakan kurangnya peran serta masyarakat dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan namun lebih karena adanya perbedaan sudut pandang antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat memandang bahwa kebakaran yang saat ini terjadi adalah kebakaran pada lahan pertanian yang dibiarkan kosong sehingga tidak perlu dipadamkan karena tidak adanya aset ekonomi yang perlu diselamatkan, selain itu lahan pertanian yang dibiarkan kosong juga merupakan sumber bersarangnya hama pertanian yang sangat merugikan masyarakat. Bagi pemerintah semua kebakaran perlu diupayakan untuk dipadamkan sehingga kebakaran di lahan pertanian yang dibiarkan kosong pun haruslah menjadi fokus penanganan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diusulkan : mengintegrasikan kebijakan pemerintah dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan masyarakat dengan melakukan revitalisasi pembentukan Kelompok Peduli Api, peningkatan keterampilan masyarakat dan sarana penanggulangan kebakaran lahan, peningkatan kemampuan masyarakat dalam pengolahan lahan pertanian tanpa bakar, pengintegrasian antara pertanian dan peternakan serta penetapan sistem zonasi pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya pertanian. Every year especially at dry season West Kalimantan is always covered by haze fog, caused by forest and land fires. Since 2004 the government of West Kalimantan Province has been encouraging community participatory to prevent and overcome land fire, especially at nine sub-districts which have potential for land fire and that would be the main cause of haze fog disaster at around Supadio Airport of Pontianak. However the number of hot spot and land clearing on agricultural lands are still significant and has not given optimal result. Based on the reality, the aims of this research are to indentify causes of land fire and effectivity of community participatory to prevent and overcome land fire. The research was held from March to April 2008. Type of this research is descriptive. Interviews with the key persons and field observation method are employed. These data were analyzed by a triangulation technique. The choice on alternative policies in the effort of land fire prevention applied a SWOT analysis. The results of research shows : (1) Local people have been doing land preparation with burning method, especially for a season food plant farming; The land fire at Rasau Jaya sub-district was firing on empty land farming, (2) The prevention of land fire has been using controlled land burning, village rule and community agreement that approved effective to prevent land fire; The effort to deal with land fire has been done by local people with spontaneous and mutual co-operation which had priority for economic potential land; Community participatory has been sponcored by the government by forming Kelompok Peduli Api, Which has not been effective because of its formality status, (3) Land fire still occurs very often and mostly is not caused by low community participatory to prevent and overcome land fire but caused by the difference point of view between the local people and the government. The Local people see the fire on empty land farming doesn't need to be extinguished because they don't have economic asset to secure. Beside the empty land farming is a breding place of farming disease which are very detriment for the local people. For the government, every fire cases should be overcome, therefore fire even on empty land farming also become focus to overcome. To deal with the problems it is recommended : integration government policy and local people environmental management by revitalizing Kelompok Peduli Api, skilled improvement society to overcome land fire, upgrading ability of agricultural farm without burning, integration between ranch and agriculture, and zoning system in peatland for farming.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Environmental Science
ID Code:18422
Deposited By:Ms upt perpus3
Deposited On:02 Aug 2010 08:51
Last Modified:02 Aug 2010 08:51

Repository Staff Only: item control page