Abdullah, Hamid (1989) Feodalisme Dan Revolusi 1945 Di Sulawesi Selatan. Documentation. Diponegoro University Press, Semarang.
| PDF - Published Version 8Mb |
Abstract
Raja dan kelompok bangsawan dalam sistem politik tradisional terikat oleh suatu governmental contract dengan masyarakat yang dipimpinnya. Dalam sistem sosial yang berlaku tercipta kontrak sosial antara penguasa yang terdiri dari kelompok aristrokat dengan masyarakat. Sistem feodalisme yang hidup di Sulawesi Selatan dijiwai oleh unsur dan semangat demokrasi. Raja atau kelompok bangsawan meskipun menduduki posisi sebagai elit strategis di masyarakat dan sebagai pemimpin puncak dalam struktur politik/kekuasaan, tidaklah memiliki kekuasan yang bersifat mutlak. Tingkah laku raja dan kekuasaan raja dibatasi oleh norma sosial dan undang-undang yang disepakati Sulawesi Selatan ketika dikuasai Belanda pada abad XX, pemerintah Belanda melaksanakan sistem politik baru, yaitu sistem birokrasi dan administrasi barat, kehidupan adatpun tidak mengalami perubahan. Meskipun Raja telah hilang kekuasaan politiknya karena kekuasaannya dikontrol langsung oleh Residen dan kontroler, tapi kebijakan dan tingkah laku sosial di masyarakat tetap berada dalam siklus adat yang masih berakar di masyarakat, begitu pula hati dan perasaan mereka tetap diikat oleh hubungan historis dan sentimen tradisi. Ketika revolusi meletus pada tahun 1945, masyarakat Sulawesi Selatan tidak mengalami revolusi sosial seperti yang terjadi di Solo, Aceh dan Sumatera Timur. Karena tidak memiliki dendam sosial yang dipendam selama puluhan tahun sebagai konsekuensi dari sistem feodal yang menyengsarakan kehidupan mereka. Dalam melawan Belanda, raja-raja dan kelompok bangsawan tidak pernah berhenti. Rakyat senantiasa mendukung dan membantu perjuangan yang dilakukan oleh mereka dan kelompok bangsawannya. Dalam perjuangan terakhir mencapai kemerdekaan, kelompok aristrokat berperan sebagai penjaga Nasionalisme, juga melibatkan diri secara langsung dalam aksi-aksi fisik bersama rakyat yang dipimpinnya. Kelompok aristrokat dalam perannanya sebagai penjaga Nasionalisme tidak saja memberikan berbagai kemudahan tetapi juga lagsung menjadi pemimpin dalam operasi militer melawan Belanda. (fa)
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Additional Information: | Pidato Pengukuhan Guru Besar |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) |
Divisions: | Faculty of Humanities > Department of History |
ID Code: | 184 |
Deposited By: | Mr. Sugeng Priyanto |
Deposited On: | 18 May 2009 10:25 |
Last Modified: | 27 Jul 2009 15:13 |
Repository Staff Only: item control page