STUDI POLA ALIRAN KOLEKSI DAN DISTRIBUSI KOMODITAS DI KOTA TEBING TINGGI DAN WILAYAH BELAKANGNYA

RUDIANTO , RUDIANTO (2005) STUDI POLA ALIRAN KOLEKSI DAN DISTRIBUSI KOMODITAS DI KOTA TEBING TINGGI DAN WILAYAH BELAKANGNYA. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
6Mb

Abstract

Kota Tebing Tinggi is situated on the transit lines, Lintas Timur transit and Barat Sumatra transit. It has adequate infrastructures from station, terminals, and other public services such as for health, education, and financial banking, but has a low economic growth on the contrary. Kota Tebing Tinggi dependences to its hinterland. On one side, Kota Tebing Tinggi serves market and other facilities, and its hinterland serves raw material commodity on the other side. The research is aimed to see how much the regions behind influence Kota Tebing Tinggi development, viewed from the flow pattern of commodity collection and distribution in Kota Tebing Tinggi and its hinterlands. The research uses survey method. It is to the aim of mapping for the supporting activities of commodity distribution and collections, economic structure, Local policy and the flow model of commodity distribution and collection. Then an analysis is done to get a view of empiric phenomenon happens, to compare to the existing theories. The analysis will accomplish how much is the influence of the regions behind to the development of Kota Tebing Tinggi, and the policy direction to be done to change Kota Tebing Tinggi not as a stagnant city, but growing as a developed city. The result of the research to the distribution and collection flow in Kota Tebing Tinggi shows that the city’s role as a generative one. On one side, Kota Tebing Tinggi does not have any sufficient commodity from agriculture, so it really depends from other region’s subsidies, especially from the regions behind. But on the other side, Kota Tebing Tinggi is a market area which supports production system facilities and some public services such as market, terminals, railway stations, education, and healthy care for the regions behind. However, it is not yet supported by industry development on the raw material processing to be value added and export oriented products. Lack of export oriented commodity impact on the slow moving of economic development in Kota Tebing Tinggi. Furthermore, the activities of collection and distribution then centered in Pusat Kota Tebing which then causes a centralized concentration and the central town becomes overload. The prospect of city development can be guided by balancing the city development to the bank areas by collection and distribution widespread, such as by establishing sub-market in the banks of the city or establishing sub-sub terminals on city entrances to simplify the accessibility from the developing areas. Kota Tebing Tinggi berada pada jalur transit, yaitu jalur Lintas Timur dan Barat Sumatera, memiliki ketersedian infrastruktur yang cukup memadai, mulai dari stasiun, terminal dan fasilitas pelayanan umum lainnya, seperti kesehatan, pendidikan dan layanan keuangan perbankan, tetapi memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah. Kota Tebing Tinggi dengan wilayah belakangnya memiliki hubungan saling ketergantungan, karena satu sisi Kota Tebing Tinggi menyediakan wilayah pemasaran produksi dan fasilitas pelayanan lainnya, disisi lain wilayah belakang menyediakan bahan baku konsumsi komoditas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh wilayah belakang terhadap pengembangan Kota Tebing Tinggi, ditinjau dari pola aliran koleksi dan distribusi komoditas di Kota Tebing Tinggi dan wilayah belakangnya. Metoda penelitian yang digunakan adalah metode survai untuk melakukan pemetaan terhadap penunjang kegiatan koleksi dan distribusi komoditas, faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan koleksi dan distribusi komoditas, struktur ekonomi, kebijakan Pemerintah Kota dan pola aliran koleksi dan distribusi komoditas. Analisis dilakukan untuk memperoleh gambaran terhadap fenomena empiris yang terjadi, kemudian membandingkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil analisis akan diketahui, seberapa besar pengaruh wilayah belakang terhadap Kota Tebing Tinggi dan arah kebijakan yang akan dilakukan agar Kota Tebing Tinggi tidak stagnant, tetap dapat berkembang menjadi kota yang maju. Hasil penelitian terhadap pola aliran koleksi dan distribusi di Kota Tebing Tinggi menunjukkan peran kota sebagai kota generatif, satu sisi Kota Tebing Tinggi tidak memiliki kecukupan ketersedian komoditas pertanian, sehingga sangat tergantung pada subsidi distribusi dari wilayah lain, terutama wilayah belakang, tetapi disisi lain Kota Tebing Tinggi sebagai wilayah pemasaran dan penyedia fasilitas penunjang sistem produksi dan pelayanan publik lainnya, seperti pasar, terminal, stasiun, pendidikan dan kesehatan bagi wilayah belakangnya. Hal tersebut belum sepenuhnya diimbangi dengan perkembangan industri pengolahan bahan baku menjadi komoditas yang memiliki nilai tambah (value added) dan berorientasi ekspor. Kurangnya komoditas yang memiliki orientasi ekspor menyebabkan perkembangan ekonomi Kota Tebing Tinggi berkembang lambat. Kondisi lain, bahwa kegiatan koleksi dan distribusi memusat di Pusat Kota Tebing Tinggi menyebabkan konsentrasi memusat dan beban pusat kota terlalu besar. Prospek pengembangan kota dapat diarahkan dengan menyeimbangkan perkembangan kota ke arah pinggiran dengan melakukan persebaran kegiatan koleksi dan distribusi, salah satunya adalah dengan membangun sub pasar di wilayah pinggiran kota, juga dapat dibangun sub-sub terminal pada pintu masuk Kota Tebing Tinggi untuk memudahkan aksesibilitas dari wilayah belakang.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning
ID Code:18366
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:30 Jul 2010 14:12
Last Modified:30 Jul 2010 14:12

Repository Staff Only: item control page