ANALISIS KEBUTUHAN DALAM MEWUJUDKAN PELAKSANAAN STRATEGI PELAYANAN PROVIDER INITIATED HIV TESTING AND COUNSELING (STUDI KASUS DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG)

Abstract

Tuberculosis (TB) is one of secondary infection at people living with HIV/AIDS (PLWH) in Indonesia. As much 40% death has related with TB. Mortality number of TB-HIV more four bigger than patient which only TB. Voluntary Counseling and Testing is entrance for patient of TB to get HIV service, but it feebleness for example requiring old time for pre test counseling, coverage client a few, and often happen delay of diagnose. With strategy of PITC can be overcome VCT effect. BKPM Semarang is TB unit of technical service which also helps to HIV program in Central Java. BKPM Semarang has planned to conduct of PITC. This research aim to descriptive the analyze requirement in realizing PITC in BKPM Semarang. Qualitative approach is utilized to data analyze. Population is all health providers in BKPM Semarang. Subject research are team VCT TB-HIV/AIDS and taken by purposive sampling. In-depth interview is utilized to collecting data. Results of research indicate that all subjects consider necessary to realize of PITC in BKPM Semarang. Subjects’ knowledge of PITC is enough. Most of all subjects have support attitude to PITC. Subjects’ motivate wants to change understanding of HIV is equal to other disease and existence incentive money. Subjects’ expectations are addition health providers to be team TBHIV/ AIDS, and tools. Most of all subjects have done their role and get support from superior. Incentive Money is jealousy factor with partner as team work. Practices to offer HIV test with giving reference to clinic 14 (clinic VCT). This research suggestion that BKPM Semarang is improve knowledge and socialization about TB-HIV and PITC, laboring program of HIV became part of BKPM service, adding amount of team VCT TB-HIV/AIDS and tools. Tuberkulosis merupakan infeksi sekunder paling sering terjadi pada Orang dengan HIV/AIDS di Indonesia. Sebanyak 40% kematian ODHA memiliki keterkaitan dengan penyakit TB. Angka mortalitas pada koinfeksi TBHIV kurang lebih empat kali lebih besar daripada pasien yang hanya mengalami TB saja. VCT merupakan pintu masuk yang penting bagi pasien TB untuk mendapatkan pelayanan HIV, tetapi memiliki kelemahan antara lain membutuhkan waktu lama untuk pre test konseling, cakupan klien sedikit, dan sering terjadi keterlambatan diagnosa. Dengan PITC kelemahan VCT dapat ditanggulangi. BKPM Semarang membantu penanggulangan TB-HIV di Jawa Tengah dan berencana untuk melakukan PITC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dalam mewujudkan pelaksanaan strategi pelayanan PITC di BKPM Semarang. Jenis penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini semua petugas kesehatan di BKPM Semarang. Subyek penelitian adalah Tim VCT TB-HIV/AIDS yang diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan indepth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subyek penelitian memandang perlu mewujudkan pelaksanaan strategi pelayanan PITC di BKPM Semarang. Pengetahuan subyek mengenai PITC cukup baik. semua subyek memiliki sikap mendukung terhadap PITC. Motivasi subyek merubah pemahaman semua orang kalau HIV sama dengan penyakit lainnya serta adanya incentive money. Harapan subyek berupa penambahan konselor, manajer kasus, petugas laborat, ruang konseling, ruang manajer kasus dan tempat penyimpanan data. Hampir semua subyek sudah melakukan perannya serta mendapat dukungan dari atasan. Incentive money merupakan faktor kecemburuan dengan rekan kerja. Praktik melakukan PITC dengan memberi rujukan ke klinik 14 (klinik VCT). Saran untuk BKPM Semarang adalah meningkatkan sosialisasi dan pengetahuan mengenai TB-HIV dan PITC, mengusahakan program TB-HIV menjadi bagian pelayanan BKPM, menambah jumlah tim VCT TB-HIV serta sarana dan prasarana.