PERBANDINGAN KADAR IL–10 SERUM DENGAN DAN TANPA INFILTRASI LEVOBUPIVAKAIN PADA NYERI PASCA INSISI COMPARISON OF IL–10 SERUM LEVEL WITH AND WITHOUT LEVOBUPIVACAINE INFILTRATION POST INCISION PAIN

Rofii, Mochamad (2006) PERBANDINGAN KADAR IL–10 SERUM DENGAN DAN TANPA INFILTRASI LEVOBUPIVAKAIN PADA NYERI PASCA INSISI COMPARISON OF IL–10 SERUM LEVEL WITH AND WITHOUT LEVOBUPIVACAINE INFILTRATION POST INCISION PAIN. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
319Kb

Abstract

Methods : This laboratoric experimental study was designed with randomized post test only control group method on thirty five Wistar rats. The experimental group was devided randomly into three groups. The control group (K) contained 5 Wistar rats, group P1 and P2 contained 15 Wistar rats of each. In the group K, the rats were anesthesized without incicion and without Levobupivacaine 0,25 % infiltration, the IL-10 serum level was examined on the day one. In the group P1, the rats were anesthesized followed with 2 cm subcutaneous depth incicion and without Levobupivacaine 0,25 % injection. And in the group P2 , the rats were anesthesized followed by 2 cm subcutaneous depth incicion and Levobupivacaine 0.25 % infiltration was administered. The reinfiltration on the group P1 and P2 was administered every 8 hour twice daily. IL- 10 serum level was examined on the day 1, 2 and 3. And then compared among three group.The statistic datas were analysed with SPSS 10,0 for windows programme. Results : The mean of rats body weight among three groups were not significantly different ( p = 0,874 ). IL-10 serum level in the group K was 0,13 ± 0,02 pg/ml. The level of IL-10 serum in the group P1 on day one was 0,16 ± 0,12 pg/ml ; day two was 0,16 ± 0,06 pg/ml and day three was 0,18 ± 0,07 pg/ml. There were 23 % increased of IL-10 serum level on the day one and day two, 38 % on the day three in the group P1. The IL-10 serum level in group P2 on day one, two and three were 0,21 ± 0,15 pg/ml ; 0,30 ± 0,11 pg/ml ; 0,29 ± 0,13 pg/ml respectively. And in the group P2 there were 61 % increased of IL-10 serum level on the day one, 130 % on the day two and 123 % on the day three respectively. IL-10 serum level among three groups were significantly different with p = 0,000. The clinical parameter datas in the three groups were normaly distributed. The increase of IL-10 serum level was highest in group with Levobupivacaine 0,25 % infiltration on day two ( p < 0,05 was considered significant ). Conclusions : Infiltration of Levobupivacaine 0,25 % is increased IL-10 serum level. There are 23 % increased of IL-10 serum level on the day one and day two, 38 % on the day three in the group P1. And in the group P2 there are 61 % increased of IL-10 serum level on the day one, 130 % on the day two and 123 % on the day three respectively. The highest IL-10 serum level is 130 % that achieve in group with Levobupivacaine 0,25 % infiltration on day two. Metode : Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain “Randomized Post test only control group design”, pada tigapuluh lima ekor tikus Wistar. Kelompok penelitian dibagi menjadi tiga kelompok secara acak. Kelompok kontrol (K) lima ekor tikus, kelompok Perlakuan 1 (P1) dan kelompok Perlakuan 2 (P2) masing-masing limabelas ekor tikus. Kelompok kontrol (K) tikus dibius, tanpa insisi dan tanpa infiltrasi lalu diperiksa kadar IL-10 serumnya pada hari pertama. Kelompok Perlakuan 1 (P1) tikus dibius lalu dilakukan insisi sepanjang 2 cm dipunggung kedalaman subkutis dan injeksi tanpa Levobupivakain 0,25 % disekitar luka. Kelompok Perlakuan 2 (P2) tikus dibius laku dilakukan insisi sepanjang 2 cm dipunggung kedalaman subkutis dan infiltrasi dengan Levobupivakain 0,25 % disekitar luka. Injeksi pada kelompok P1 dan infiltrasi pada kelompok P2 diulangi dua kali tiap 8 jam selama 24 jam. Kadar IL-10 serum kelompok P1 dan kelompok P2 diperiksa pada hari ke pertama, kedua dan ketiga. Dibandingkan kadar IL-10 serum antara ketiga kelompok. Analisis statistik dengan program SPSS 10,0 for windows. Hasil : Dari hasil pengamatan rerata berat badan tikus pada ketiga kelompok berbeda tidak bermakna dengan p = 0,874 ( p > 0,05 ). Kadar IL-10 serum pada kelompok K 0,13 ± 0,02 pg/ml, sedangkan kelompok perlakuan 1 (P1) hari pertama 0,16 ± 0,12 pg/ml ; hari kedua 0,16 ± 0,06 pg/ml dan hari ketiga 0,18 ± 0,07 pg/ml. Terjadi kenaikan sebesar 23 % pada hari pertama dan hari kedua serta 38 % pada hari ketiga pada kelompok perlakuan 1 (P1). Kadar IL-10 serum kelompok P2 pada hari pertama, kedua dan ketiga adalah 0,21 ± 0,15 pg/ml : 0,30 ± 0,11 pg/ml ; 0,29 ± 0,13 pg/ml. Terjadi kenaikan sebesar 61 % pada hari pertama, 130 % pada hari kedua dan 123 % pada hari ketiga. Data parameter klinis ketiga kelompok terdistribusi normal ( p > 0,05 ). Kadar IL-10 serum pada ketiga kelompok berbeda bermakna dengan nilai p 0,000 (p < 0,05). Kenaikan kadar IL-10 serum tertinggi adalah pada kelompok dengan infiltrasi Levobupivakain 0,25 % pada hari kedua yaitu sebesar 130 %. Kesimpulan : Infiltrasi Levobupivakain 0,25 % disekitar luka insisi meningkatkan kadar IL-10 serum. Terjadi kenaikan sebesar 23 % pada hari pertama dan hari kedua serta 38 % pada hari ketiga pada kelompok perlakuan 1 (P1). Dan pada kelompok perlakuan 2 (P2) terjadi kenaikan sebesar 61 % pada hari pertama, 130 % pada hari kedua dan 123 % pada hari ketiga. Kenaikan kadar IL-10 serum tertinggi adalah pada kelompok infiltrasi dengan Levobupivakain 0,25 % yang terjadi pada hari kedua yaitu sebesar 130 %.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:18170
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:29 Jul 2010 13:07
Last Modified:29 Jul 2010 13:07

Repository Staff Only: item control page