Studi Perbedaan Angka Kuman Udara Berdasarkan Frekuensi Tindakan Bedah Mayor Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Kudus

Suwandi , Suwandi (2003) Studi Perbedaan Angka Kuman Udara Berdasarkan Frekuensi Tindakan Bedah Mayor Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Kudus. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
29Kb

Official URL: http://www.fkm.undip.ac.id

Abstract

Kualitas udara instalasi bedah sentral di rumah sakit merupakan suatu hal yang harus diperhatikan, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi terjadi dengan cara airbone. Selain itu instalasi bedah sentral merupakan ruang yang rawan terjadi infeksi terutama infeksi luka operasi. Dipilihnya instalasi bedah sentral sebagai lokasi penelitian karena infeksi luka operasi merupakan salah satu masalah infeksi nosokimial terbesar selain infeksi lainnya dan pasien dalam keadaan luka operasi sehingga kemungkinan terjadi infeksi nosokimial lebih besar serta data sekunder menunjukkan bahwa dua tahun terakhir hasil pemeriksaan kuman udara ruang instalasi bedah sentral RSUD Kudus jumlah angka kumannya melebihi batas yang disyaratkan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedan angka kuman udara berdasarkan frekunsi tindakan bedah mayor di instalasi bedah sentral RSUD Kudus. Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di salah satu ruang bedah mayor nstalasi bedah sentral RSUD Kudus. Sedangkan sampelnya adalah sebagian kuman di udara ruang operasi bedah mayor. Waktu pengambilan sampel adalah sebelum tindakan bedah mayor I dan sesudah satu kali, dua kali tiga kali tindakan bedah mayor dengan menggunakan alat Bio-test RCS Air Sampler. Pengolahan dan analisis data dengan uji one way Anova yang selanjutnya akan diolah menggunakan program SPSS 10. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata angka kuman udara di nstalasi bedah sentral RSUD Kudus sebelum tindakan bedah mayor I adalah 276,88 KK/m3 udara, sesudah satu kali tindakan bedah mayor adalah 393,63 KK/m3 udara, sesudah dua kali tindakan bedah mayor adalah 615,88 KK/m3 udara, dan sesudah tiga kali tindakan bedah mayor adalah 795,63 KK/m3 udara. Berdasarkan buku pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 1997 bahwa persyaratan angka kuman udara ruang operasi maksimal adalah 350 KK/m3 udara, maka angka kuman udar yang ada pada instalasi bedah sentral RSUD Kudus terutama pada ruang yang digunakan dua kali atau lebih tindakna bedah mayor masih belum memenuhi syarat. Analisa statistik pada fariabel penelitian menunjukkan ada pebedaan yang signifikan angka kuman udara berdasarkan frekuensi tindakan bedah mayor di instalasi bedah sentral RSUD Kudus dengan F value sebesar 4,058 dan p value sebesar 0,016. Disimpulkan bahwa rata-rata angka kuman udara sebelum tindakan bedah mayor I lebih kecil dari sesudah tindakan bedah mayor I rata-rata angka kuman udara sesudah tindakan bedah mayor I lebih kecil dari sesudah bedah tindakan bedah mayor II, dan rata-rata angka kuman udara sesudah bedah mayor II lebih kecil dari sesudah tindakan bedah mayor III, sehingga ada perbedaan angka kuman udara berdasarkan frekunsi tindakan bedah mayor di instalasi bedah sentral RSUD Kudus. Disarankan kepada pihak RSUD Kudus agar menjaga kebersihan lingkungan khususnya di instalasi bedan sentral. Bagi dinas kesehatan kabupaten agar melaksanakan inspeksi sanitasi secara rutin terutama pengukuran kualitas udara dan angka kuman udara di instalasi bedah sentral. Kata Kunci: Frekuensi Tindakan Bedah Mayor, Angka Kuman Udara, Instalasi Bedah Sentral

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:18128
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:29 Jul 2010 10:38
Last Modified:29 Jul 2010 10:38

Repository Staff Only: item control page