EVALUASI PELAKSANAAN PENEMUAN DAN PENGOBATAN MALARIA OLEH JURU MALARIA DESA (JMD) PADA PROGRAM PEMBERANTASAN MALARIA DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2005

Kuswanto, Kuswanto (2005) EVALUASI PELAKSANAAN PENEMUAN DAN PENGOBATAN MALARIA OLEH JURU MALARIA DESA (JMD) PADA PROGRAM PEMBERANTASAN MALARIA DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2005. Masters thesis, PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Purworejo. Dari tahun ke tahun kasus malaria terus menurun yaitu tahun 1999 (API 28,36 permil), tahun 2000 merupakan puncak kasus dengan API 44,62 permil, namun sampai tahun 2004 bisa ditekan menjadi 0,77 permil. Meskipun API dapat ditekan, namun masih punya desa HCI sebanyak 27 desa. Program penanggulangan malaria di Purworejo mengacu strategi Nasional yaitu dengan Gebrak Malaria. Kegiatannya adalah : Penemuan dan pengobatan penderita secara dini, pemberantasan vektor dan survailans. Kegiatan Penemuan dan pengobatan malaria secara ACD oleh JMD mempunyai kontribusi yang tinggi (92,01%) dari kegiatan PCD, sehingga kegiatan ini mempunyai peran yang sangat strategis dalam program peberantasan malaria. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pelaksanaan penemuan dan pengobatan malaria secara ACD oleh JMD pada program pemberantasan malaria di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan sampel yang diambil berdasarkan purposive sampling, dengan lokasi Puskesmas Winong, Bener, Purworejo dan Cangkrep, Respondennya Kepala Puskesmas, KUPM, Mikroskopis dan semua JMD yang bertugas di Puskesmas tersebut. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner serta ckeck list dan pengamatan/kajian dokumen yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi input, ada kekurangan tenaga JMD dan tenaga KJMD tidak ada. Sedangkan sarana dan alat dalam mendukung kegiatan ACD tidak ada masalah artinya mencukupi dan dapat berfungsi dengan baik. Dari sisi proses, unsur perencanaan sudah berjalan, namun turunnya dana masih tergantung dari Dinas Kesehatan Kabupaten baik waktu maupun besarnya. Adapun pelaksanaan kegiatan penemuan dan pengobatan oleh JMD, juga berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa cara pelaksanaan yang belum sesuai pedoman antara lain pelaksanaan PE dan follow up. Untuk kegiatan supervisi dan pembinaan peran Kepala Puskesmas belum maksimal, karena semua kegiatan operasional diserahkan kepada petugas KUPM. Dari sisi output cakupan penemuan terhadap jumlah penduduk (ABER), di 4 Puskesmas penelitian masih dibawah target dari pedoman Dep.kes RI, yaitu baru 2,98%. Namun bila dibandingkan dengan kegiatan PCD maka penemuan penderita malaria klinis mencapai 92,01%, sedangkan penemuan penderita positip malaria mencapai 78,18% dari semua kegiatan penemuan oleh Puskesmas. Untuk pelaksanaan follow up terhadap penderita yang mendapat pengobatan radikal dan penyelidikan epidemiologi pada kasus positip malaria, masih belum baik. Untuk cakupan pengobatan sudah baik karena semua penderita baik malaria klinis maupun yang positip selalu diobati, walaupun cara pemberian dengan sistim paket. Dengan ditemukan proporsi P. falciparum bentuk gamet cukup tinggi (30,00%), hal ini menunjukkan bahwa masih terjadi keterlambatan penemuan kasus di lapangan, dan kalau dibiarkan akan terjadi penularan yang lebih luas di masyarakat.Faktor pendukung kegiatan ACD terutama ketersediaan fasilitas kesehatan sampai tingkat desa, peran sektor lain, pengembangan kader malaria desa dan adanya kerja sma lintas batas Purworejo, Magelang dan Kulon Progo (DIY). Sedangkan penghambatnya yaitu dana terbatas, perilaku masyarakat mengenai ketaatan minum obat malaria dan lokasi desa endemis malaria yang cukup sulit (semua merupakan daerah pegunungan) Evaluasi pelaksanaan penemuan dan pengobatan malaria oleh JMD, mulai dari input, proses maupun output akan mendapat gambaran terutama kekurangan kekurangan serta mendapat informasi faktor penghambat dan pendukungnya untuk memperbaiki program pemberantasan malaria dimasa mendatang, termasuk memperkecil faktor penghambat dan meningkatkan faktor pendukung dalam kegiatan ACD. Dengan demikian hasilnya akan lebih baik sehingga masalah malaria tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Purworejo. Malaria is one of the public health problems in Purworejo District. Cases of malaria from year to year were going down. In 1999, Annual Parasite Incindece (API) was 28.36 per mile. In 2000, API was 44,62 per mile. In 2004, API was 0.77 per mile. API could be minimized but number of villages with High Case Incidence (HCI) status was 27 villages. Program of malaria intervetion in Purworejo District refers to National Strategi by “Gebrak Malaria” which comprises the activities as follows : case fingding and care seeking, eradication of vectors, and surveillance. Activies of case finding and care seeking by Active Case Detection (ACD) method give high contribution (92.01%). These activities have strategic role in the program of malaria eradication. Aim of this research was discribe implementation of malaria finding and treatment by ACD that was done by the village Malaria Worker in the program of malaria eradication ini Purworejo district. This was a qualitative research located at Winong health center, Bener health center, Purworejo health center, and Cangkrep health center. Sample was taken by purposive sampling. Informants were Head of the health center, KUPM, Microscopic Worker, and Village Malaria Worker who worked at the health center. Questioner and ckect List were used to collect data. Result of this research shows that in the input side, there is lack of village malaria worker, KJMD is not available. Completeness of means and tolls to support ACD are enough and can be used well. In the process side, planning has already been done but fund depends on the District Health Office. Implementation of malaria case finding and treatment by village malaria worker has already been done smoothly. Epidemiologi Investigation and Follow Up have not been done in accordance with the guide. The Head of the Health Center has not done supervision and founding optimally because all operational activities are done by KUPM officer. In the output side, coverage of finding towards number of citizen at four health center is 2.98% and it is still under the national target. Coverage of clinical malaria case finding by Passive Case Detection (PCD) is 92.01%. Coverage of malaria positive case finding is 78.18% Follow Up activities for sufferers who get radical treatment and epidemiology investigation of malaria positive case have not been done well. Coverage of medication has been done well. Proportion of P. falciparum in gamet from is high (30.00%). This condition shows that case finding in field is late. The supporting factors for ACD activities are as follows : availability of health facilities, role of other sectors, development of village malaria cadre, and cooperation with district of Purworejo, Magelang, and Kulon Progo (DIY). The inhibiting factors are follows : lack of money, community behavior, and location of epidemic malaria. Information of inhibiting and supporting factors can be used to improve the program of malaria eradication for the future. The result of activities will be better than before. Finally, in the next time, malaria will not be a public health problem again in Purworejo District.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Public Health
ID Code:18082
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:29 Jul 2010 09:24
Last Modified:29 Jul 2010 09:24

Repository Staff Only: item control page