FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTEK KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMA NEGERI 1 PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA

KURNIAWAN, TRI PRAPTO (2008) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTEK KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMA NEGERI 1 PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
314Kb

Abstract

Youth behavior are progressively permissif regarding reproduction health issues. This matter generate many cases of unwanted pregancy, such as happened Purbalingga city at the 2006 year there are 8 death (15-24 years old) because of abortion which is 37,5% done by high school student and 2007 year there are 18,2% abortion. This research is aimed to know the factors influencing youth reproduction health practice in SMA 1 Purbalingga, district of Purbalingga by using a cross sectional study involving 110 respondents from adolescents’ population 1053, proportion 50%, Z=95% and d=10%. This study revealed that respondents’ knowledge mostly at the level of medium (55,4%), followed by respondents who had good knowledge 26,4%. There were only 18,2% respondents considered had low knowledge. There were 61% respondents had suporting attitude toward reproductive health whilst 4,5% were not. Most respondents (52,8%) admitted that their parents’ role were still lacking in discussing reproductive health matter while other 24,5% were quite supporting. Most respondents (79,1%) also reveal thet their teachers’ role were insufficient providing them with reproductive health issues. Media plays an important role in adolescents’ life. Almost half (39,1%) of respondents have ever access reproductive health information from the media whilst 28,2% of them quite often and about 32,7% never access reproductive health information from the media. There were about 47,3% of respondents considered as having unsupported reproductive health practice, only 17,3% of them included into medium category of practices. Bivariate analysis employed Kendall-Tau correlation shows some variables significant to reproductive health practice. Knowledge, parent’s role, and media correlate with youth reproductive health practice (p value 0,0001, 0,041 and 0,005) repectively. The other variables which are attitude and teacher role were not significantly correlated with youth reproductive health practice. Therefore, communication between parents and child and also teacher would be a better solution to improve youth’s reproductive health practice by giving them the proper information. Perilaku remaja SMA yang semakin permisif sering mengabaikan kesehatan reproduksinya. Hal ini menimbulkan KTD pada remaja SMA, seperti yang terjadi Di Purbalingga pada tahun 2006 terdapat 8 kematian (15-24 th) karena perdarahan akibat aborsi yang 37,5%nya dilakukan oleh anak SMA dan tahun 2007 terdapat 18,2% aborsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktek kesehatan reproduksi remaja di SMA Negeri 1 Purbalingga Kabupaten Purbalingga dengan menggunakan pendekatan studi cross sectional dengan besar sampel 110 remaja dari populasi 1053, proporsi 50%, Z=95% dan d=10%. Secara deskriptif diperoleh hasil pengetahuan responden 55,4% dalam kategori sedang dan 26,4% berpengetahuan baik serta hanya 18,2% yang berpengatahuan rendah. Sikap terhadap kesehatan reproduksi 61,0% mendukung dan hanya 4,5% yang tidak mendukung. Peran orangtua 52,8% masih ragu-ragu dan 24,5% mendukung. Peran guru masih ragu-ragu untuk menyampaikan kesehatan reproduksi terhadap responden sebanyak 79,1% dan 10% tidak mendukung. Responden yang pernah mengakses Informasi kesehatan reproduksi 39,1%, sering sebanyak 28,2% dan tidak pernah 32,7 %, sedangkan sebagian besar praktek kesehatan reproduksi responden buruk (47,3%) dan hanya 17,3% yang prakteknya baik. Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut dilakukan uji statistik Korelasi Kendall’s tau yang menunjukkan hasil bahwa pengetahuan , peran orangtua dan akses informasi ada pengaruh terhadap terhadap praktek kesehatan reproduksi remaja, sedangkan variabel sikap dan peran guru tidak ada pengaruh terhadap praktek kesehatan reproduksi remaja. Adapun variabel bebas yang paling berpengaruh adalah akses informasi. Dengan OR = 0,023, berarti akses informasi berpengaruh lebih besar 0,023 kali daripada variabel lainnya terhadap praktek kesehatan reproduksi remaja. Oleh karena itu pengetahuan kesehatan reperoduksi remaja yang paling utama adalah diperoleh dari informasi yang tepat dan akurat melalui orangtua dan guru.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Epidemiology
ID Code:18028
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:29 Jul 2010 07:38
Last Modified:29 Jul 2010 07:38

Repository Staff Only: item control page