Setiati, Prihatiwi (2005) ANALISIS BIAYA PADA BALAI PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT PARU (BP4) SEMARANG TAHUN 2004. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
| PDF 365Kb |
Abstract
COST ANALYSIS OF SERVICES IN LUNG DISEASE PREVENTION AND TREATMENT OFFICE (BP4) SEMARANG To serve lung health of community, BP4 needs cost. The finance comes from provincial budget. In that autonomy era, base on decentralization policy, ability to stand-alone is very important, that’s why cost efficient and cost effective are key words to support the success of organization. Cost analysis is the vital things to measure cost aspect BP4 including how big the provincial government subsidies to BP4. This research is descriptive study and case analyzies in BP4 in 2004. The goal of this study is to analyze the service cost and to define rational tariff, to know the unit cost and total cost of each service unit, to explore the magnitude of provincial subsidy and how much the CRR in BP4. The study use real cost calculation methode and combined with simple distribution method. The actual unit cost (without salary and investment) is Rp. 15.011.580 (CRR = 23,20%). It consists of general clinic unit Rp. 20.988 (CRR = 23,82%), Tuberculosis clinic Rp. 34.278 (CRR = 14,59%), Non-Tuberculosis clinic Rp. 48.068 (CRR = 16,60%), specialist clinic Rp. 38.117 (CRR = 57,28%), Laboratory Rp. 273.098 (CRR = 2,58%), emergency unit Rp. 14.500.668 (CRR = 0,13%), Radiology Rp. 96.363 (CRR = 48,43%). The total cost is Rp. 1.762.192.204, while the income at the same year is Rp. 593.991.883; it means that the provincial financial support is quite a lot (Rp. 1.168.200.321). To reduce the supplement BP4 needs to propose a rational tariff. The increase of a new rate 50% higher than the existing rate is still competitive than competitor. By the new rate, CRR will rise from 23.20% to 26.81%. Break even point will be reached if the old rate is increased 5,880% or to multiply customer visit 117 times. However, with the new tariff, the BEP will be reached when BP4 multiply the customer visit 75 times. To improve the organization performance raising up the tariff should be need as soon as possible. BP4 is government office, which responsible to community health as well, that’s why there are many units have to support with other unit. It has to be considered to manage the new rate. Promotion and campaign via many kinds of news are very crucial to accelerate customer visit. QA and TQM system are important to make the organization more effective and efficient ANALISIS BIAYA PELAYANAN PADA BALAI PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT PARU (BP4) SEMARANG + 112 halaman + 23 tabel + 14 gambar + 23 lampiran Biaya untuk menyelenggarakan pelayanan di Balai Pencegahan dan Pengobatan Paru (BP4) Semarang bersumber dari APBD Propinsi Jawa Tengah. Dalam era otonomi ini, kemandirian sangat diharapkan oleh semua organisasi pemerintah, dengan demikian efisiensi dan efektifitas sangat menunjang keberhasilan suatu instansi. Analisis biaya diperlukan untuk mengukur aspek ekonomi BP4 termasuk seberapa besar subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan analisis kasus pada BP4 Semarang tahun 2004. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis biaya pelayanan kesehatan serta menentukan tarif yang rasional di BP4 Semarang, biaya satuan, biaya total per unit pelayanan, besar subsidi oleh pemerintah dan tingkat pemenuhan tarif yang berlaku saat ini. Studi ini menggunakan metode penghitungan real cost yang dikombinasikan dengan simple distribution. Dari hasil penelitian didapatkan biaya satuan BP4 tanpa gaji dan investasi adalah sebesar Rp. 15.011.580 (CRR = 23,20%), dengan rincian : klinik umum adalah Rp. 20.988 (CRR = 23,82%); klinik TB Rp. 34.278 (CRR 14,59%); klinik non TB Rp. 48.068 (CRR 16,60%); klinik spesialis Rp. 38.117 (CRR 57,28%); laboratorium Rp. 273.098 (CRR 2,58%); klinik UGD Rp. 14.500.668 (CRR 0,13%); dan radiologi Rp. 96.363 (CRR 48,43%). Biaya total tanpa gaji dan investasi adalah sebesar Rp. 1.762.192.204 dan pendapatan tahun yang sama adalah Rp. 593.991.883 sehingga besar subsidi pemerintah adalah Rp. 1.168.200.321. Untuk mengurangi subsidi diperlukan kenaikan tarif yang rasional. Usulan kenaikan adalah sekitar 50% yang masih kompetitif dibanding dengan pesaing, serta akan meningkatkan CRR dari 23,26% menjadi 26,81%. Untuk mencapai titik impasnya, BP4 perlu meningkatkan tarif sebesar 5.880% atau dengan meningkatkan kunjungan sebesar 117 kalinya. Dengan pemberlakuan tarif baru yang diusulkan (kenaikan sekitar 50%), masih diperlukan peningkatan jumlah kunjungan sebesar 75 kalinya untuk mencapai titik impas. Peningkatan tarif harus segera dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Dipihak lain, sebagai organisasi pemerintah yang bertanggung jawab pada kesehatan masyarakat, BP4 harus memberikan subsidi sebagai bagian dari public goods yang bersifat non profit. Promosi secara besar-besaran yang dilakukan melalui media adalah perlu untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Kendali mutu merupakan hal penting untuk menjadikan BP4 lebih efektif dan efisien.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Public Health |
ID Code: | 17865 |
Deposited By: | Mr upt perpus 4 |
Deposited On: | 27 Jul 2010 15:28 |
Last Modified: | 27 Jul 2010 15:28 |
Repository Staff Only: item control page