ANALISA PERMINTAAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG BERDASAR BANGKITAN LALU LINTAS PERUMAHAN ( Studi Kasus Perumahan Pabean Kencana Kota Indramayu )

E S M E G A, E S M E G A (2008) ANALISA PERMINTAAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG BERDASAR BANGKITAN LALU LINTAS PERUMAHAN ( Studi Kasus Perumahan Pabean Kencana Kota Indramayu ). Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1446Kb

Abstract

Dengan meningkatnya mobilitas penduduk dari Perumnas Bumi Pabean Kencana menuntut diperlukannya penyediaan sarana transportasi angkutan umum yang memadai. Permasalahan kebutuhan angkutan umum sangat mendesak karena menyangkut dua hal, yaitu kelancaran mobilitas penduduk dan kemudahan berkaitan dengan kinerja sistem transportasi secara keseluruhan. Semakin aksesibel suatu sarana transportasi berarti semakin baik kinerja suatu sistem transportasi terserbut. Studi ini bertujuan untuk meneliti seberapa besar kebutuhan (demand) masyarakat terhadap angkutan umum. Sasarannya adalah menghitung kebutuhan jumlah armada angkutan umum jenis angkutan kota, berdasarkan jumlah bangkitan perjalanan warga yang tinggal di Perumnas Bumi Pabean Kencana. Metode yang digunakan untuk mendapatkan kebutuhan armada angkutan umum pada tahun rencana adalah dengan cara membandingkan antara jumlah penumpang yang harus diangkut (dianalisa berdasarkan jumlah bangkitan dari Perumnas Bumi Pabean Kencana) dengan jumlah seat yang tersedia saat ini. Dengan menggunakan persamaan regresi multi linier, didapatkan bangkitan tahun rencana (2010). Bangkitan pada tahun rencana ini kemudian dikonversikan menjadi kebutuhan seat angkutan umum dengan proporsi load factor saat ini. Dari hasil analisa data yang disurvai di lapangan terhadap bangkitan perjalanan yang ada, diketahui bahwa rata-rata pengguna (passenger) angkutan umum di kawasan Perumnas Pabean Kencana saat ini (2007), sebesar 83,51 %, dari prosentase tersebut, sebesar 73.40 % nya menggunakan angkutan umum jenis Angkot dan sisanya sebesar 10,11 % menggunakan Becak. Jumlah permintaan (demand) seat angkutan umum jenis angkutan kota sampai tahun (2010) untuk kawasan Perumnas Bumi Pabean Kencana sebesar 281 orang per hari dan untuk angkutan Umum jenis tenaga fisik yaitu Becak sebesar 6 orang per hari. Tingkat ketersediaan (supply) tempat duduk angkutan umum jenis angkutan kota yang ada 453 tempat duduk, untuk angkutan Jenis Becak 242 tempat duduk. Kebutuhan tambahan armada angkutan umum jenis angkutan kota sampai tahun 2010 tidak perlu ada tambahan armada karena ketersediaan masih lebih besar dari pada permintaan sebanyak 14 unit per hari, dan untuk kebutuhan tambahan armada angkutan umum jenis Becak juga tidak perlu ada penambahan karena armada angkutan umum jenis Becak yang tersedia melebihi jumlah armada yang tersedia sebesar 108 unit per hari. Jumlah ini dengan asumsi tingkat load factor pada tahun 2010 sama dengan tingkat load factor rata-rata saat ini sebesar 84 % untuk angkutan umum jenis angkot dan angkutan umum jenis Becak sebesar 92 %, Jika didasarkan pada load factor minimal (25 %), maka jumlah ketersediaan Angkutan Kota melebihi jumlah kebutuhan Angkutan Kota sebesar 1 unit per hari, sedangkan kebutuhan angkutan Becak tidak ada (0 unit) per hari, dikarenakan pada load factor minimal 25% jumlah pergerakan untuk angkutan Becak tidak ada. Hasil-hasil diatas menunjukkan bahwa penambahan armada angkutan umum sebenarnya tidak dibutuhkan oleh masyarakat Perumnas Bumi Pabean Kencana. Untuk itu perlu ada upaya untuk menindak lanjuti hasil-hasil dari studi ini terutama bagi pihakpihak yang berkompeten terhadap kebijakan angkutan umum. The demand of public transport provision usually experience to increase as the trip demand increases. When the demand of trip within an area, in this case Bumi Pabean Kencana estate, increases the need to access to public transport tends to raise up during the time. Accumulation will be the serious problem as any alternative action is absent. For that, this study is relevant as the global awareness of how to support public transport within an urban space become an urgent attention. This study is aimed to analize the actual demand of public transport for the passanger of Pabean Kencana estate. The objective is count the real number of seat required to meet the passanger number as the representation of the trip demand. The number of transport seat the urban public transport (Angkot) and pedicab transport (Becak). The methods used area a linear regression and quantitative comparative. A linear regression is due to the next prediction of total passanger of Pabean Kencana estate in the design year (2010). Quantitative coparative is a method of how to know the real demand of public transport seat the design year based on the current load factor and the number of trip demand of Pabean Kencana eastate. The results show that the percentage of passangers who use the public transport as their trip mode is 83,51 % of that do the daily trip. Prefers to use the urban public transport (Angkot) or vehicles of Pabean Kencana estate in this time ( 2007), Of the 83,51 % , it is 73,40 % preferring to the urban public transport (Angkot) and the rest 10,11 % preferring pedicab transport (Becak). The total number of seat demand up to 2010 (upcoming 5 years) is 281 for the urban public transport (Angkot) and 6 for pedicab transport (Becak). The supply of public transport’s seat is 453 for the urban public transport (Angkot) and 242 for pedicab transport. Additional requirement of urban public transport (Angkot) until year 2010 needn't there is addition urban public transport (Angkot) because supply still bigger than at demand as much 14 unit of day, and for the requirement of additional pedicab transport nor needn't there is addition pedicab transport (Becak) because supply still bigger than at demand as much 108 unit of day. Converting into the demand of vehicle, it is appoximately not required for the urban public transport (Angkot) and for the pedicab transport. These values are obtained with the assumption that the load factor remain constant during the desig year. In the worst codition as the number load factor is declined into the unreasonable value (25 %). The total requirement of the number of vehicle may become 1 the urban public transport (Angkot) and (0) pedicab transport. The result show that the additional public transport for Pabean Kencana estate with the public transport is not urgent. The Government, as the regulator and decision maker, has to accurately respond with a right policy.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Civil Engineering
ID Code:17236
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:22 Jul 2010 12:46
Last Modified:22 Jul 2010 12:46

Repository Staff Only: item control page