TINDAKAN PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DI PT. BANK DANAMON INDONESIA Tbk. CABANG SEMARANG PEMUDA

RIYADI, DWI (2009) TINDAKAN PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DI PT. BANK DANAMON INDONESIA Tbk. CABANG SEMARANG PEMUDA. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
279Kb

Abstract

Realita baru yang dihadapi dunia perbankan menunjukkan terjadinya kontraksi pasar yang memprihatinkan, suku bunga tinggi, likuiditas dan cash flow yang terbatas, penjualan merosot, debitur bermasalah meningkat, dunia perekonomian depresi, serta iklim usaha yang cenderung tidak menguntungkan. Secara berangsur mulai terdapat ketidakmampuan bayar Debitur, dikarenakan meningkatnya bunga pinjaman. Dalam kondisi yang demikian, bank Danamon mau tidak mau, siap tidak siap dihadapkan pada 2 (dua) pilihan antara untuk segera melakukan tindakan-tindakan urgential dan antisipatif, berupa tindakan penyelamatan dan penyelesaian kredit : Kompleksitasnya permasalahan yang mengakibatkan timbulnya kredit bermasalah baik karena faktor intern maupun faktor ekstern, akan menyulitkan bank untuk dapat menentukan apakah kredit bermasalah yang timbul harus dilakukan upaya tempuh penyelamatan atau penyelesaian kredit Dalam penulisan ini agar data yang dimaksud dapat diperoleh dan dibahas, maka metode yang digunakan adalah yuridis empiris untuk menganalisa tentang tindakan penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah di PT. Bank danamon Indonesia Tbk Cabang Semarang Pemuda. Upaya Penyelamatan kreit yang dilakukan bank dalam rangka penentuan kebijakan kredit yang effektif dan effisien baik melalui restructuring, reconditioning ataupun rescheduling adalah sangat bergantung dari kemampuan Account Officer bank untuk terlebih dahulu melakukan analisa dan evaluasi secara integral komprehensif guna menemukan faktor utama yang mengakibatkan kredit debitur menjadi bermasalah, sehngga tindakan penyelamatan krdit dapat tercapai sesuai tujuan.. Tindakan penyelesaian kredit hanya akan dilaksanakan jika tindakan penyelamatan kredit yang dilakukan bank tidak dapat memulihkan kualitas kredit debitur. Effektif dan effisiennya tindakan penyelesaian kredit untuk mendapatkan maksimum recovery seringkali justru dapat tercapai melalui upaya negosiasi yang sifatnya persuasif dengan melakukan collection secara berkala, dalam hal upaya collection tidak berhasil maka upaya awal yang dapat ditempuh oleh bank adalah dengan melakukan penjualan asset debitur/ penjamin secara sukarela, penyelesaian kredit melalui saluran hukum hendaknya baru dilakukan setelah bank terlebih dahulu melakukan approuch secara person to person melalui negoisasi yang persuasif untuk menumbuhkan kesadaran debitur agar secara sukarela segera melunasi pinjaman hutangnya kepada bank.Upaya penyelesaian kredit melalui jalur peradilan sebagai “the last action” atau upaya akhir yang harus ditempuh manakala debitur/penjamin tidak bersedia melakukan penjualan asset secara sukarela. New reality faced by the banking shows the occurrence of market contraction, which is considered miserable, with the high rate interest, liquidity, and the limited cash flow, the decrease of the selling, the increase of uncooperative debtor, the depressed financial world, and the commerce climate that tends disadvantageous. Periodically, there is the incapability of the payment by the debtor caused by the increase of the interest rate. Upon the matter, Danamon Bank, accordingly, is faced to two choices either urgently completing urgent action or anticipative one, upon the form of recovering and the completing of credit. The complexity of the matter that causes the uncooperative credit caused by either internal or external factors will cause trouble to the bank upon the matter of determining whether to recover or to complete the credit as the solving effort. In order to obtain and review the data, the research used juridical empirical as the method to analyze the action of recovery and completion trouble in PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Semarang Pemuda Branch. The effort of the credit recovery completed by the bank in order to establish the effective and efficient credit policy either through restructuring and reconditioning, or rescheduling. it depends on the capability of the Bank Account Officer to analyze and evaluate previously upon the integrally comprehensive way in order to find the main factor that causes the debtor’s credit be uncooperative, so that the credit recovery action could accomplish the purposed gain. The action of credit completion will only be completed if the action of the credit recovery is failed to recover the debtor’s credit quality. The effectiveness and the efficiency of the credit completion action to achieve the maximum recovery could be accomplished through the persuasive negotiation effort by completing the continuous collection. In the case of the collection failure, the subsequent effort that shall be done by the bank is by selling the debtor’s asset willingly. The credit completion through legal action is considered to be completed after the effort of the personal approach to reach agreement through the persuasive negotiation is done. The completion effort through the legal action is considered as the last action or the final effort that shall be completed if the debtor does not want to sell the assets willingly.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary
ID Code:17202
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:22 Jul 2010 07:58
Last Modified:22 Jul 2010 07:58

Repository Staff Only: item control page