FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KEGAGALAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (Studi Kualitatif di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang Tahun 2007) FACTORS CONTRIBUTING TO THE FAILURE OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING (Qualitative Study at Kecamatan Tembalang, Semarang 2007)

Afifah, Diana Nur (2007) FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KEGAGALAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (Studi Kualitatif di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang Tahun 2007) FACTORS CONTRIBUTING TO THE FAILURE OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING (Qualitative Study at Kecamatan Tembalang, Semarang 2007). Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
633Kb

Abstract

Latar Belakang: Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi pemberian ASI saja, tanpa tambahan cairan atau makanan lain. Survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition and Health Surveillance System (NSS) bekerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International menunjukkan cakupan ASI Eksklusif 4-5 bulan sangat rendah yaitu di perkotaan antara 4-12%, sedangkan di pedesaan 4-25%. Pencapaian ASI Eksklusif 5-6 bulan lebih rendah lagi yaitu di perkotaan antara 1-13%, sedangkan di pedesaan 2-13%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kegagalan pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang berdasarkan tempat bersalin dan penolong persalinan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah deskriptif agar proses pengidentifikasian dan penguraian beberapa faktor yang berperan dalam kegagalan praktik pemberian ASI Eksklusif dapat lebih mudah dilakukan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, yang meliputi wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu dan Puskesmas Rowosari. Hasil: Subjek penelitian terdiri dari 12 orang yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu yang melahirkan di rumah dengan dukun bayi, Bidan Praktek Swasta, Rumah Bersalin, dan Rumah Sakit. Hanya ada 1 subjek yang berhasil memberikan ASI Eksklusif, yaitu salah satu subjek yang melahirkan di Rumah Sakit dengan bantuan bidan. Faktor pendorong berhasilnya ASI Eksklusif berupa pengetahuan dan motivasi ibu bersifat negatif. Faktor pemungkin berupa kampanye ASI Eksklusif dan fasilitas BPS, RB, dan RS yang kondusif bagi pemberian ASI Eksklusif juga bersifat negatif. Faktor penguat berupa peranan tenaga kesehatan, dukun bayi, dan keluarga sebagian besar bersifat negatif. Selain itu faktor penghambat berupa keyakinan yang keliru tentang makanan bayi, promosi susu formula, dan masalah kesehatan pada ibu dan bayi juga menyebabkan gagalnya pemberian ASI Eksklusif. Simpulan: Pengetahuan, sikap, dan praktek para ibu maupun penolong persalinan tidak mendukung terlaksananya ASI Eksklusif. Perlu diadakan penelitian yang mendalam untuk mendapatkan strategi terbaik guna meningkatkan pencapaian pemberian ASI Eksklusif. Background: Exclusive breastfeeding means only giving breastmilk to babies, without any other food or drinks. Survey held on 2002 by Nutrition and Health Surveillance System (NSS) colaborated with Balitbangkes and Helen Keller International showed that the coverage of exclusive breastfeeding to 4-5 month babies was very low, in urban area was 4- 12%, and in rural area was 4-25%. Exclusive breastfeeding coverage on 5-6 month babies in urban area was 1-13%, and in rural area 2-13%. Objective: This study investigated the factors contributing to the failure of exclusive breastfeeding at Kecamatan Tembalang, Semarang, based on the delivery services. Method: This study was a descriptive research using qualitative approach to make easier the identification processes and elaboration of the factors contributing to the failure of exclusive breastfeeding. The study was conducted at Kecamatan Tembalang, Semarang, which was the coverage area of Kedungmundu and Rowosari Primary Health Care Center. Result: Subject were 12 mothers from 4 groups of delivery services, i.e. hospital, maternity hospital, midwife’s delivery services and at home by traditional midwives. Predisposing factors contributing to the successful exclusive breastfeeding including mother’s knowledge and motivation held negatively. Enabling factors including exclusive breastfeeding campaign and midwife’s delivery services and hospital facilities gave negative support. Reinforcing factors including health care provider, traditional midwives and families mostly gave negative support to exclusive breastfeeding. Barrier factors of exclusive breastfeeding were incorrect perception about babies food, formula milk promotion and mothers’ or babies’ health problems. Conclusion: Knowledge, attitude, and practices from mothers and health care providers did not support exclusive breastfeeding program. It is necessary to conduct a study to find the best strategy to promote breastfeeding program.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Epidemiology
ID Code:17024
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:20 Jul 2010 10:59
Last Modified:20 Jul 2010 10:59

Repository Staff Only: item control page