Analisis Pemanfaatan Ruang yang Berwawasan Lingkungan di Kawasan Pesisir Kota Tegal

Utomo, Dzati and Khadiyanto, Parfi and Sunarsih, . (2007) Analisis Pemanfaatan Ruang yang Berwawasan Lingkungan di Kawasan Pesisir Kota Tegal. Masters thesis, Program Pasca Sarjana.

[img]
Preview
PDF - Published Version
35Kb

Abstract

ABSTRAK Kawasan pesisir Kota Tegal merupakan kawasan strategis yang diharapkan perkembangannya dengan pesat, untuk meningkatkan PAD bagi Kota Tegal. Perkembangan yang pesat tersebut dapat dicapai apabila kawasan ini mampu mengelola potensi sumberdaya alam yang prospektif dan mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan baik. Namun dalam perkembangannya, pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kota Tegal cenderung berubah dan bergeser dari peruntukan ruang yang menimbulkan pencemaran lingkungan, tumpang tindih pemanfaatan lahan, serta dikhawatirkan terjadi degradasi lingkungan. Pertimbangan-pertimbangan akan terjadinya dampak negatif terhadap kawasan pesisir Kota Tegal tersebut merupakan alasan untuk dilakukan Analisis Pemanfaatan Ruang Yang Berwawasan Lingkungan di Kawasan Pesisir Kota Tegal. Studi mengenai analisis pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal ini dengan tujuan antara lain 1. Mengidentifikasi keterkaitan kondisi eksisting kawasan pesisir terhadap wilayah Kota Tegal ditinjau dari faktor internal dan faktor eksternal, 2. Menganalisis kedinamisan lingkungan kawasan pesisir Kota Tegal, 3. Mengarahkan pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal. Identifikasi keterkaitan kondisi eksisting kawasan pesisir terhadap wilayah Kota Tegal menggunakan Analisis SWOT dipengaruhi faktor Internal sebagai berikut: 1. Sumberdaya pantai sepanjang 7,5 km dengan berbagai kegiatan masyarakat pesisir yang didukung ketersediaan sarana prasarana penunjang, 2. Pemanfaatan ruang yang kurang berkembang disebabkan lemahnya hukum RTRW Pantai, peran serta masyarakat yang rendah dan keterbatasan sarana prasarana. Sedangkan pengaruh faktor eksternal sebagai berikut: 1. Keberadaan UU No. 32 Tahun 2004 menciptakan peluang pengoptimalan pemanfaatan sumber daya alam, 2. Kendala pemanfaatan ruang yang disebabkan faktor alam yang sukar diprediksikan dan perilaku manusia yang kurang sadar terhadap kelestarian lingkungan. Analisis kedinamisan lingkungan kawasan pesisir disimulasikan terhadap waktu 30 tahun mendatang dengan menggunakan Sofware Powersim menghasilkan keadaan sebagai berikut: 1. Peruntukan ruang pada 10 tahun pertama mengalami pertambahan seluas 30,85 hektar yang dioptimalkan dengan mengembangkan perekonomian perikanan yang didukung dengan sarana prasarana umum, 2. Peruntukan ruang pada 10 tahun kedua mengalami penurunan seluas 44,84 hektar maka pemanfaatan ruang dapat dilakukan dengan mendistribusikan pertambahan penduduk dengan pertumbuhan permukiman secara menyebar dan merata serta tidak berdekatan dengan pertambakan, 3. Peruntukan ruang pada 10 tahun ketiga mengalami penurunan seluas 37,64 hektar maka pemanfaatan ruang yang dilakukan dengan membatasi pendirian permukiman dan peremajaan sarana prasarana umum, serta pengendalian abrasi. Pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kota Tegal diarahkan di kawasan lindung dan kawasan budidaya. Arahan kawasan lindung sebagai berikut: 1. Sempadan pantai yang aman dan terlindungi dengan meminimkan keberadaan bangunan yang permanen, penguatan menggunakan groin dan mangrove untuk penghijauan, 2. Membebaskan bantaran sungai besar 50-100 m di sungai Ketiwon dan sungai Gangsa, dan perlindungan 3 meter di luar tanggul sungai Gung, sungai Sibelis, dan sungai Kemiri dari pertumbuhan permukiman maupun aktivitas penduduk, 3. Perlindungan kawasan tambak di Kelurahan Muarareja dan di Kelurahan Panggung yang berfungsi sebagai lahan perikanan darat, dan secara ekologis sebagai area tangkapan dan resapan air hujan agar tidak digunakan sebagai permukiman, peternakan itik maupun industri pengolahan ikan. Sedangkan arahan kawasan budidaya sebagai berikut: 1. Industri fillet ikan yang ramah lingkungan dengan mengoptimalkan teknologi pengolahan limbah leachate dan sisik ikan, 2. Menjaga fungsi sungai sebagai jalur akses dan drainase dari pelabuhan, serta perlindungan bantaran sungai sebagai tambatan kapal, 3. Permukiman sehat yang mutu lingkungan kehidupan manusia meningkat dengan didukung sarana prasarana air bersih, sanitasi (jamban dan septik tank), drainase, dan persampahan, 4. Kawasan pariwisata (wisata alam di Muarareja dan Pantai Alam Indah di Mintaragen) dengan keindahan alam pantai yang mengedepankan keamanan dan mendorong pemberdayaan masyarakat (penjualan souvenir atau hasil kerajinan), 5. Kelestarian fungsi dan peran pertambakan sebagai budidaya perikanan darat meningkat dengan menjaga nilai ekologis. Kata-kata Kunci: pesisir, lingkungan dan ruang ABSTRACT Coastal area Of Tegal city is a strategic area is hope to developed rapidly in order to generate the Original Revenue of Tegal City. That fast development can be acquired if the territory is able to manage prospective natural resources and to over come the problems dealt well. Nevertheless, in its development, the of the space in coastal area of Tegal City tends to change and move to the allocation of space using that produces environmentall pollution, mismatched on the land uses, and the threatening environmental degradation. The considerations based on the bad impacts on the coastal area of Tegal City are the reasons to conduct Analysis of Enviromentally Space Utilization in Coastal Area of Tegal City. Study on Analysis of Enviromentally Space Utilization in Coastal Area of Tegal City has purposes as follows: 1. to identify the relationship of the existing condition of the coastal area toward Tegal City territory observed from internal and external factors, 2. to analyze the dynamic of coastal area environment of Tegal City, 3. to guide the environmentally space utilization in the coastal area of Tegal City. The identification of the relationship of the existing condition of the coastal area toward Tegal City Teritory using SWOT analysis is influenced by he internal factors as follows: 1. beach resource as long as 7.5 kms with various coastal people activities supported by availability of the infrastructures, 2. the less developed space utilitize due to the weakness of local coastal law, low participation of the people and limitation of infrastructures. While the external factors influences are as follows: 1 the existing of UU No.32 Tahun 2004 creates the opportunity in optimum effort to use the natural resources, 2. the problems of the space utilize due to natural factors that are difficult to predict and ignorance of human being in preserving the environment. The analysis on the dynamic of the coastal area environment that is simulated into up-coming 30 years period by using Powesim Software generates following conditions: 1. the space utilitize for the first 10 years has an extension as much as 30.85 Ha. that is made to be maximal by the developing of fishery economy supported by general infrastructures, 2. the space utilitize can be done by distributing the inhabitants growth with the settlement growth appropriately and not close to sea pond area, 3. the space utilitize in the third 10 years period is decreasing as much as 37.64 Ha. thus the space utilitize done by limiting the new settlements and the renewing of public infrastructures as well as the controlling on abrasion. The space utilitize in the coastal area of Tegal City is guided to the conservation and breading territories. The guidance on the conservation area are as follows: 1. safe and protected coastal lines by pressing the existence of permanent buildings, strengthening the use of groin and mangrove for greening, 2. to free the river banks and lines approximately of 50-100 meters at around River Ketiwon and River Gangsa, and 3 meters protection dam aside from the dam of River Gung, River Sibelis, and River Kemiri from settlement and people activities, 3. protection on the pond area in Muarareja village and in Panggung village functioning as land fishery space, and ecologically functioning as catching and rain water absorbing areas in order not to be used as settlements, duck breeding, nor fish manufacturing industry while the guidance of breeding area are as follows: 1. to generate environmentally friendly fish fillet industry by maximal usage of technology of the dumps manufacturing of leachate and fish shells, 2. to keep the river functions as the access routes and drainage from the ports, and the protection on the river banks and areas as the docking, 3. to create the healthy environment so that the quality of human lives increasing. It should be supported with clean water, sanitary systems (septic tank and toilets) drainage, and garbage management, 4. tourism area (natural tourist resort in Muarareja and Alam Indah Beach in Mintaragen) with natural beauty and safety as well as people enforcement (by selling of souvenir or handicraft), 5. to increase the function and roles of the sea ponds as land fishery breeding by preserving ecological value. Key Words: coastal area, environment and space.

Item Type:Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords:pesisir, lingkungan, ruang, coastal area, environment, space
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Environmental Science
ID Code:16841
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:16 Jul 2010 09:51
Last Modified:16 Jul 2010 09:51

Repository Staff Only: item control page