Fentika, Armida (2005) INTENSIFIKASI PAJAK HOTEL MELALUI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TANJUNGPINANG. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 375Kb |
Abstract
Relatif kecilnya PAD terhadap total penerimaan di sebagian besar daerah menyebabkan daerah berlomba-lomba untuk meningkatkan PAD, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Hal ini seringkali terjadi karena banyak daerah atau kota yang menganggap bahwa PAD merupakan suatu ukuran kemandirian suatu daerah. Secara umum, peluang untuk melakukan intensifikasi pajak masih dimungkinkan karena masih banyak terjadinya tax evasion/avoidance (penghindaran terhadap kewajiban mebayar pajak), kelemahan pada pemerintah daerah atau kota dalam menghitung potensi pajaknya, maupun rigiditas penentuan tarif pajak. Sementara itu sejumlah daerah juga berlomba-lomba untuk meningkatkan PAD melalui upaya ekstensifikasi pajak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan peranan pajak daerah, sehingga collection ratio dan effectiveness nya dapat ditingkatkan dan dapat disusun program rencana tindak (action plan) peningkatan penawaran pajak hotel di Kota Tanjungpinang.Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : menghitung potensi aktual penerimaan pajak hotel untuk dipungut melalui intensifikasi guna meningkatkan PAD Kota Tanjungpinang, mengkaji pengembangan sector pariwisata sebagai pemacu pengembangan wilayah Kota Tanjungpinang, meningkatkan intensifikasi pajak hotel di Kota Tanjungpinang dalam bentuk program rencana tindak ( action plan ) serta merekomendasikan pelaksanaan program rencana tindak penerimaan pajak hotel Kota Tanjungpinang Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan normatif dan pendekatan deskriptif kualitatif baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu aturan atau pedoman ideal tertentu. Dalam studi ini juga digunakan pendekatan deskriptif analitik. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (1999 : 112) yang menyebutkan bahwa pendekatan deskriptif dapat digunakan untuk “ menganalisa data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi” Dari Hasil studi ditemukan bahwa Potensi pajak hotel untuk hotel berbintang dalam 1 bulan sebesar Rp. 182,688,000,- sedang untuk hotel melati potensi pajak hotel sebesar Rp. 147,552,000,- dan total keseluruhan pajak selama 1 bulan sebesar Rp. 330.240.000,-. Dari besaran nilai pajak per bulan tersebut dalam kurun waktu 1 tahun didapatkan besaran potensi pajak hotel di Kota Tanjungpinang adalah Rp. 3.962.880.000,-. Terlihat bahwa potensi riil dari Pajak Hotel di Kota Tanjungpinang sangatlah tinggi, dengan asumsi tingkat occupancy 40 % didapatkan potensi pajak di Kota Tanjungpinang pada tahun 2003 adalah lebih dari 200% dari target yang ingin dicapai. Namun demikian kondisi pemenuhannya hanyalah sebesar 85% dari target pendapatan. Beberapa rekomendasi bagi Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam rangka intensifikasi pajak hotel Kota Tanjungpinang adalah : meningkatkan iklim perdagangan jasa serta pariwisata di Kota Tanjungpinang yang lebih kondusif melalui pemberian insentif pajak dan perizinan yang mudah serta menetapkan target obyek pajak serta strategi dalam merealisasikannya dengan lebih rasional dan operasional. Municipalities are competing to generate their Local Original Revenue (PAD) intensively or extensively. They consider Local Original Revenue as a measurement of self sufficient level. Tax evasion/ avoidance can be subjected in tax intensification. Besides, weakness of municipals in counting their tax potential and rigidity in tax calculation still become barriers. Some regions are competing to generate Local Original Revenue by tax extension. This research tends to identify region tax role, so that collection ratio and effectiveness can be raised and it can be arranged the action plan of hotel tax generating offer in Tanjungpinang city. Target to be observed are : to calculate actual potential of hotel tax revenue to be collected as Local Regional Revenue, to study development of tourism sector as a developing trigger of Tanjungpinang city, to generate hotel tax intensification in Tanjungpinang city in the form of action plan, and to recommend action plan program of hotel tax in Tanjungpinang city. Approaches used are normative and descriptive – qualitative either for quantitative or qualitative analysis. Normative approach is an approach based on a certain ideal rule. It is also used descriptive – analytical approach. According to Sugiyono (1999 ; 12) descriptive approach can be used to analyze data by describing collected data without any effort to generalize it. From the study, found that hotel tax potential for star hotel in one month is Rp.182,688,000,- whereas for Jasmine hotel tax potential is Rp.147,552,000,- and the total tax for one is Rp.330,240,000,-. In one year period it can be calculated as of Rp.3,962,880,000,-. It means that the real potential of hotel tax in Tanjungpinang is very high, with the assumption for occupancy rate is 40% it can be concluded that in 2003, the hotel tax potential of Tanjungpinang city is as many as 200% form the target. The fact is that the collected tax was only 85% form the target. Several recommendations for municipal of Tanjungpinang city in order to intensify the hotel tax of the city : to generate service and tourism atmosphere by giving easiness and facilities of tax and license, state the tax target and the strategy to realize it more rationally and operationally.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning |
ID Code: | 16627 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 14 Jul 2010 07:36 |
Last Modified: | 14 Jul 2010 07:36 |
Repository Staff Only: item control page