-
   
  Nomor 2  
Januari - Juni 2006
 
 
Home
Latar Belakang
Redaksi
Pedoman Penulisan
Puisi Media Medika Muda
Selamat Dies Natalis FK Undip ke-44
 
Kalender Kegiatan
Seminar Anakku Tidak Bisa Mendengar
Seminar Malpraktik IDI Jateng
Pengelolaan Gangguan Neurologis
ARTIKEL TERKINI
 
-
  HUBUNGAN ANTARA PEMAPARAN TIMBAL LINGKUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL DARAH PADA ANAK USIA 5-10 TAHUN  
-
 

PENDAHULUAN

Timbal merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya bagi lingkungan, jika timbal yang terbuang ke lingkungan telah melampaui nilai ambang yang ditentukan. Timbal dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh manusia. Pada anak-anak, timbal dapat menurunkan tingkat kecerdasan, pertumbuhan fisik, pendengaran, dan menyebabkan anemia hipokromik mikrositik, gangguan pemusatan perhatian serta gangguan tingkah laku. Pemaparan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak yang berat dan kematian. Anak-anak kecil rentan terhadap keracunan timbal karena mereka menyerap jauh lebih banyak timbal dari lingkungannya daripada orang dewasa.1,2
Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui 3 cara, yaitu; inhalasi, penetrasi kulit, dan melalui makanan atau minuman. Sebagian besar timbal yang terhirup pada saat bernapas akan masuk dalam pembuluh darah paru, lalu diedarkan ke seluruh tubuh. Absorpsi timbal melalui usus pada orang dewasa kurang lebih 10%, sedangkan pada anak absorpsi timbal lebih besar yaitu sekitar 40%. Kekurangan zat besi meningkatkan absorpsi timbal melalui saluran cerna.3,4
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar timbal-udara dan timbal-air dengan kadar timbal-darah anak usia 5-10 tahun yang bertempat tinggal di Gebangsari, Sekaran, dan Moro Demak.

METODE

Penelitian dilakukan dengan studi Cross Sectional mencakup pengambilan sampel udara, sumber air minum, darah dan kuesioner mengenai faktor-faktor risiko keracunan timbal. Daerah pemeriksaan mencakup tiga lokasi penelitian yaitu Kelurahan Gebangsari Semarang, Kelurahan Moro Demak, dan Kelurahan Sekaran Semarang. Subyek penelitian adalah 15 anak usia 5-10 tahun yang telah bermukim di wilayah penelitian selama tiga tahun berturut-turut. Sampel diambil dengan metode Non-probability sampling yaitu semua subyek penelitian yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Pengukuran timbal-udara dan timbal-air dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI di Semarang; timbal-udara diukur menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), dengan sampel udara yang dikumpulkan melalui High Volume Sampler. Pengukuran timbal-darah dilakukan di Laboratorium GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dengan sampel darah vena. Data yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 10.0 for Window.5-7

HASIL

Karakteristik daerah penelitian
Wilayah Moro Demak merupakan pemukiman penduduk di tepi sungai yang digunakan sebagai pelabuhan tradisional penangkapan ikan. Setiap hari banyak perahu yang melintasi sungai tersebut, baik perahu yang menuju ke laut maupun yang kembali dari laut. Menurut informasi warga setempat, bahan bakar perahu-perahu tersebut adalah solar dan kadang-kadang dicampur dengan minyak tanah. Kondisi lingkungan pemukiman buruk, penataan pemukiman saling berhimpitan, dengan jalur jalan yang sempit yang membagi blok pemukiman satu dengan yang lain. Saluran air mampat dan tergenang dengan bau yang kurang sedap serta sering pula terjadi rob. Mutu rumah bervariasi dari yang berdinding tembok dengan lantai semen sampai ubin. Moro Demak terletak kurang lebih 20 km dari jalan raya dan tidak berdekatan dengan daerah industri.
Wilayah Gebangsari berdekatan dengan kawasan industri. Dalam kawasan industri tersebut ditemukan lima pabrik pengolahan daur ulang aki bekas dimana tiga pabrik masih aktif berproduksi. Setiap sore hari pabrik tersebut mengemisi asap buangan industri yang menimbulkan polusi udara di pemukiman penduduk di sekitar pabrik tersebut. Diduga asap buangan ini mengandung kadar partikel timbal yang tinggi, sebab timbal merupakan bahan baku utama pada pembuatan aki. Wilayah Gebangsari merupakan komplek perumahan dengan penataan yang teratur. Blok perumahan yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh jalan yang cukup lebar. Saluran air lancar dan jarang terjadi banjir. Sebagian besar rumah berdinding tembok dengan lantai ubin. Lokasi pemukiman ini dekat dengan jalan raya Semarang-Demak yang memiliki lalu lintas yang padat, sehingga berisiko tercemar polusi udara yang tinggi akibat buangan asap kendaraan bermotor.

Next Page >>

<<Previous Page

 
www.m3.undip.org

Berdiri tahun 2005, dipublikasi oleh: Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang