HUBUNGAN KEPADATAN PEMUKIMAN DENGAN KETERSEDIAAN INFRASRUKTUR

PRANOTO, ALFATAN BRARAYAT (2007) HUBUNGAN KEPADATAN PEMUKIMAN DENGAN KETERSEDIAAN INFRASRUKTUR . Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
7Mb

Abstract

Kepadatan pemukiman akan selalu diikuti oleh persoalan-persoalan sosial ekonomi, dan tidak terlepas juga dengan persoalan infrastruktur diantaranya air bersih, drainase, sanitasi, persampahan, dan transportasi. Persoalan Infrastruktur sendiri timbul karena bertambahnya penduduk pemukiman, peningkatan pendapatan, peningkatan pemilikan kendaraan, dibangunnya fasilitas komersial. Karena keterbatasan yang ada pada peneliti, maka pengumpulan data untuk keperluan analisa dilakukan dengan menggunakan sampel. Metode pengambilan sampel adalah sampling random proporsional yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dari lokasi kelurahan yang diamati. Sedangkan untuk menganalisa data menggunakan analisa klasifikasi silang yang berguna untuk mengetahui hubungan antara kepadatan pemukiman dengan ketersediaan infrastruktur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi tidak terlalu berpengaruh terhadap ketersediaan infrastruktur, hanya beberapa komponen saja, seperti sanitasi yang dalam penelitian ini difokuskan pada ketersediaan septictank dan jamban rumah tangga, berdasarkan data, wilayah dengan mayoritas penduduknya golongan ekonomi lemah, ternyata keberadaan jamban rumah tangga tidak sama dengan jumlah rumah tangga. Komponen lain seperti drainase, air bersih, persampahan, dan transportasi, sudah disediakan oleh operator dalam hal ini bisa pengembang/ developer, kelurahan, sampai dengan tingkat pemerintah kota semarang. Hubungan yang didapat antara kepadatan pemukiman dengan ketersediaan infrastruktur adalah jika pemukiman tersebut padat, ketersediaan infrastrukturnya akan semakin banyak atau besar pula. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat kepadatan suatu pemukiman, maka ketersediaan infrastruktur semakin sedikit. Terdapat beberapa korelasi antara kepadatan pemukiman dan ketersediaan infrastruktur. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap sumber air bersih rumah tangga yang digunakan. Tingkat pendapatan yang tinggi cenderung untuk menggunakan air bersih dari sumur pompa, PDAM, atau keduanya, sedangkan rumah tangga dengan tingkat pendapatan rendah akan menggunakan PDAM. Tetapi masih ditinjau lagi faktor kualitas air tanah. Bila suatu pemukiman dengan kualitas air tanah yang buruk, sedangkan mayoritas penduduknya adalah golongan ekonomi kuat, maka terpaksa menggunakan layanan air bersih dari PDAM. Perbandingan antara luasan jalan dengan luas wilayah akan semakin besar jika pemukiman tersebut padat, sebaliknya semakin rendah tingkat kepadatan, perbandingannya semakin kecil. Banyaknya jumlah TPS dan kontainer tergantung pada jumlah timbulan sampah, sehingga berhubungan dengan tingkat kepadatan. Bila pemukiman semakin padat, jumlah TPS dan kontainer akan semakin banyak. Ketersediaan infrastruktur itu sendiri akan ada pada titik maksimal, ketika sudah tidak bisa lagi melayani pemukiman yang semakin padat tersebut. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam memperhatikan ketersediaan infrastruktur sejak awal khususnya daerah yang kepadatannya masih rendah sebagai calon daerah berkembang. Sedangkan untuk daerah dengan kepadatan tinggi, ketersediaan infrastruktur perlu dibenahi dan ditingkatkan lagi mengingat sangat dimungkinkan daerah tersebut akan terus bertambah padat. Oleh karena itu pentingnya usaha-usaha untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut dengan selalu mengkontrol ketersediaan infrastruktur pada suatu pemukiman. Settlement density are always followed by social-economic issues, and related with infrastructure problems such as clean water, drainage, sanitation, waste disposal, and transportation. The infrastructure problems are occurring by increasing of inhabitant, vehicles owner, and many commercial facility which established. Caused by many limitations of researcher, then the data collection for analyze need performed using samples. The sampling method is sampling random proportional, which conducted randomly in village location which observed. While, to analyze the data, used cross classification analyze are useful to identify the relation between settlement densities with infrastructure availability. The results show that social-economic circumstance has not significant impact to infrastructure availability; there are several components only, such sanitation in this research focused on septic tank and toilet, based on data, region with low-economic level if inhabitant, the toilet numbers are not equal with household numbers. Others component, such drainage, clean water, waste disposal, and transportation, has provided by operator, such developer, village administration, to Semarang City level. The relationship which obtained between settlement densities and infrastructure that, if the settlement is denser, then more numbers of infrastructures. And also reversed, lower density will caused lower infrastructure numbers. There are relationship between settlement density and infrastructure availability. The income level would impact to household clean water which used. Higher income then people tend to use pump well, PDAM or both. However it remains reconsiders the ground water quality factor. If a settlement with bad quality of ground water, while the major of inhabitant is high economic level, then it forced to use clean water services of PDAM. The comparison between street wide and region are larger if the settlements denser, on the contrary, lower density for settlement then the comparison is smaller. The numbers of TPS and container are depending on numbers of middens, and then it related with density level. If settlements get denser, then TPS number and container would be many. The infrastructure availability will achieve maximum point, when it can not serve settlements which get denser. Since beginning, this research is able to be as pilot project in considering the infrastructure availability, especially in areas which has low density as developing area candidate. While, for area with high density, infrastructure availability should improve, recall that there are probably for the area to be denser. Therefore, there are requires many effort to anticipate those issues by continues controlling the availability infrastructure in a settlement.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Civil Engineering
ID Code:16354
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:09 Jul 2010 10:58
Last Modified:09 Jul 2010 10:58

Repository Staff Only: item control page