Hubungan antara Praktek Orangtua dalam Menstimulasi Bahasa dan Bicara Anak dengan Kemampuan Bahasa dan Bicara Anak Usia 1-2 Tahun di Kelurahan Sukorejo Semarang

Abstract

Bicara adalah tahap perkembangan yang telah dimulai sejak bayi. Pada usia 1-2 tahun anak mencapai stage dimana ia mulai belajar berbahasa yang sesungguhnya, meskipun belum jelas artikulasi dan pengucapannya. Tahap bicara mesti diperhatikan sedini mungkin, karena ternyata dapat dijadikan parameter ada tidaknya gangguan perkembangan pada anak. Orangtua yang sering memberi stimulasi perkembangan bahasa pada anak, akan mendorong keterampilan bahasa lebih banyak pada anak tersebut dibandingkan dengan orangtua yang tidak memberi stimulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktek orangtua dalam menstimulasi bahasa dan bicara anak dengan kemampuan bahasa dan bicara anak usia 1-2 tahun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua yang mempunyai anak usia 1-2 tahun di Kelurahan Sukorejo Semarang sejumlah 80 orang dengan jumlah sampel sebanyak 63 responden dan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan crossecsional. Analisa data menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara praktek orangtua dalam menstimulasi bahasa dan bicara anak dengan kemampuan bahasa dan bicara anak usia 1-2 tahun dengan nilai p value yaitu 0,015, yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian berarti praktek orangtua yang baik dalam memberikan stimulasi bahasa dan bicara kepada anak akan diikuti dengan kemampuan bahasa dan bicara anak yang sesuai pula.