Persepsi Istri tentang Fenomena Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang Dilakukan Suami Di Desa Plumbungan, Karang Malang, Kabupaten Sragen.

Abstract

Kasus KDRT yang terjadi selama ini merupakan fenomena gunung es, dimana yang tampak hanyalah sebagian kecil saja dari kejadian yang sebenarnya. Meskipun tidak sedikit wanita yang melaporkan KDRT pada polisi, namun banyak masyarakat masih menganggap bahwa kekerasan merupakan masalah pribadi. Pemahaman inilah yang menyebabkan kasus KDRT bisa berlangsung dengan “aman” dan terjadi berulang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi istri terhadap fenomena KDRT yang dilakukan suami di desa Plumbungan, kabupaten Sragen. Metode yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan melibatkan 4 orang sebagai partisipan dan dengan teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Hasil dari penelitian ini adalah persepsi istri tentang pengertian KDRT yang merupakan tindakan yang menyakiti istri secara fisik dan psikis. Berbagai penyebab KDRT yaitu karakter suami yang buruk, kondisi ekonomi yang kurang, karakter istri yang tidak baik, pengetahuan agama yang kurang dan kurangnya komunikasi. Bentuk-bentuk KDRT yang terdiri dari 4 macam yaitu kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan seksual. Sedangkan dampak KDRT menurut persepsi istri dapat berupa dampak fisik, psikis dan ketidakharmonisan rumah tangga. Melihat berbagai macam hal tentang KDRT diatas, maka diambil kesimpulan bahwa KDRT merupakan tindakan yang sangat merugikan. Oleh karena itu, perawat sebagai tenaga kesehatan dapat berperan sebagi konselor, edukator dan advokator untuk mencegah timbulnya KDRT agar tidak terjadi secara berulang.